Rabu, 29 Mei 2013

CANNES




BANYAK PRODUSER TERTARIK UNTUK MELAKUKAN SHOOTING FILM DI INDONESIA

Cannes, Perancis, 24/5 (Antara) - Banyak produser film tertarik untuk melakukan shooting atau pengambilan gambir di Indonesia yang kaya dengan berbagai macam budaya, serta daerah menarik peninggalan sejarah seperti Borobudur.

Staf khusus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Cokorda Istri Dewi kepada Antara London, Jumat, di sehubungan dengan banyaknya produser film asing yang menyatakan keinginannya untuk melakukan pengambilan gambar di Indonesia.

Banyak insentif yang diberikan pemerintah Indonesia kepada produser film asing yang ingin melakukan shooting di Indonesia, ujar Cokorda Istri Dewi yang datang ke pavilion Indonesia di Internastional Village Festival Film Cannes, Cannes Perancis yang berlangsung selama 10 hari, 15 sampai 26 Mei.

Film asing yang pernah shooting di Indonesia diantaranya "Eat Pray Love" yang dibintangi Julia Robert, dengan mengambil gambar di Ubud, Bali.

Menurut Lorna Tee, film produser and film festival consultant, kelahiran Malaysian yang bermarkas di Hong Kong, Indonesia memiliki keindahan alam mulai dari gunung, pantai dan juga tempat peninggalan sejarah seperti Borobudur.

"Harusnya Indonesia bisa mengeksplor berbagai daerah untuk bisa dijual dan menjadi tempat shooting film mancanegara," ujar Lorna Tee yang ikut memproduki film "Postcards from the Zoo" bersama sutradara Indonesia Edwin, yang berhasil diputar dalam Berlinale, Berlin 2011.

Cokorda Istri Dewi, staf khusus menteri Pariwisata dan EKonomi Kreatif bidang perencanaan dan program mengakui bahwa memang banyak daerah di tanah air yang bisa menjadi lokasi shooting film, hanya saja kebijaksanaan dari pemerintah masih belum maksimal meskipun banyak keuntungan yang diperoleh para produser film.

"Komitmen Indonesia untuk bisa memberikan pelayanan kepada produser yang akan melakukan shooting di Indonesia sangat besar khususnya dalam memberikan pelayanan one stop shoping," ujar Cokorda Istri Dewi.

Ada beberapa hal yang diberikan kemudahan bagi produser film asing yang melakukan shooting di Indonesia yaitu kebijaksanaan keimingrasian yang dipermudah, pemberian visa, fasilitas bea cukai bagi peralatan yang dibawa serta berbagai izin yang perlu dikeluarkan bagi kegiatan shooting itu sendiri.

Diantaranya izin dari Kepolisian, izin keramaian serta izin dari pemerintah daerah bila shooting dilakukan di berbagai daerah. Sementara itu Guillaume Catala dari East West Synergy yang membantu produser Eat Pray and Love mengatakan bahwa di berbagai negara setiap produser film yang akan melakukan shooting mendapatkan pengembalian tax sebesar 30 persen.

Kebijaksananya bagi perusahaan film yang akan melakukan pengambilan gambar di Indonesia tertuang dalam kebijaksanaan yang dikeluargan oleh kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif mengenai prosedur of film making.

Mengenai kehadiran pavilion Indonesia di Internasional Village untuk pertama kalinya, Cokorda Istri Dewi mengakui sudah cukup memadai hanya saja perlu dipikirkan berbagai pavilion Indonesia bisa menarik lebih banyak lagi pengunjung.

Selama Festival Film Cannes Indonesia diwakili Indonesian Motion Picture Association (PPFI) dilakukan promosi sebanyak 50 judul film yang berada di Marche Du Film dan tayangan dua film Indonesia Sang Penari dan Rectoverso. ***4***
(ZG)


(T.H-ZG/B/E.S. Syafei/E.S. Syafei) 24-05-2013 09:47:46

Tidak ada komentar: