Rabu, 21 Maret 2018

UKRINA

INDONESIA MENYASAR UKRAINA UNTUK KOMODITAS PERTANIAN

Oleh Zeynita Gibbons

     London, 25/2 (Antara) - Indonesia menyasar pasar Ukraina untuk komoditas pertanian dan farmasinya sekaligus mengembalikan total nilai perdagangan kedua negara hingga 1 miliar dolar AS seperti yang pernah dicapai pada 2012-2013.
          Saat ini nilai total perdagangan Indonesia-Ukraina berkisar lebih dari 600 juta dollar AS,
demikin Dirjen Amerika dan Eropa, Kemlu RI, M. Anshor pada Sidang Komisi Bersama (SKB) Ke-3 Kerja Sama Ekonomi dan Teknik RI-Ukraina di Kyiv, seperti disampaikan Kasubdit III, Direktorat Eropa III Direktorat Jederal Amerika dan Eropa, Kemlu RI, Baskara Pradipta kepada Antara London, Minggu.
          Dirjen M. Anshor  selaku ketua delegasi RI pada SKB  itu mengadakan konsultasi bilateral bidang politik dengan mitra Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam Forum Konsultasi Bilateral (FKB) ke-2 back to back dengan SKB, yang membahas berbagai isu bilateral, regional dan multilateral yang menjadi kepentingan kedua negara.
           Komoditas pertanian seperti buah-buahan tropis Indonesia sangat dibutuhkan pasar Ukraina, sekaligus menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengurangi defisit neraca perdagangan terhadap Ukraina, yang banyak mengekpor gandum ke Indonesia.
           Untuk itu, Kementerian Pertanian kedua negara akan menandatangani protokol mengenai persyaratan phytosanitary ekspor gandum Ukraina ke Indonesia, dan ekspor buah tropis Indonesia ke Ukraina yang dijadwalkan April 2018 di Kyiv, Ukraina.
            SKB RI-Ukraina juga membahas inisiatif kerja sama baru kepada Ukraina, antara lain pemeliharaan pesawat melalui Garuda Maintenance Facility, kerja sama industri penerbangan  (PT. Dirgantara Indonesia), investasi pengembangan sektor pariwisata di 10 destinasi turis (10 New Bali), dan investasi industri komoditi kakao di Sumatra dan Sulawesi.
            Kedua negara juga mendorong kerja sama antara Institute Teknologi Bandung (ITB) dan Science and Technology Center in Ukraine (SCTU) yang Memorandum of Understanding (MoU) di bidang pertukaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi di tandatangani pada saat SKB. Kedua pihak sepakat mengadakan joint working group  membahas ragam bahasan kerjasama antara lain antariksa dan aeronotika, bioteknologi, kimia, studi lingkungan, ilmu pertanian dan kesehatan, energi nuklir, riset kemaritiman dan sebagainya.
            Untuk melengkapi SKB,diadakan Forum Bisnis RI-Ukraina dan b-to-b meeting  diadakan Kedutaan Besar RI di Kyiv dan KADIN Ukraina dengan menyertakan perusahaan/ pelaku bisnis bidang farmasi (PT Mersifarma) dan bidang IT minyak dan gas (PT. Sukolilo Surya Indah), dan dihadiri sekitar 27 pelaku bisnis Ukraina.
                Ukraina, mitra  perdagangan ke-2 bagi RI di kawasan Eropa Timur setelah Rusia. Periode Januari-November 2017, nilai perdagangan tercatat sebesar 683,07 juta dolar AS menurun dibanding periode sama  2016 yaitu 774,52 juta dolar AS. Bahkan pada 2016 tercatat 873 juta dolar AS dan tahun 2015 526,9 juta dolar AS. Dalam lima tahun, Indonesia alami defisit nilai  disebabkan dominasi impor gandum Ukraina.

               Penyelenggaraan SKB ini merupakan mandat yang diberikan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko saat kunjungan kenegaraan Presiden Ukraina ke Indonesia,  Agustus tahun 2016, diharapkan
SKB, FKB dan forum bisnis itu  dapat menggairahkan kembali kontak dagang/bisnis kedua negara yang jadi prioritas utama pemerintahan kedua negara di masa depan. ****3****
(T.H-ZG/C/R. Utami/R. Utami) 25-02-2018 21:30:23

Tidak ada komentar: