Rabu, 24 Maret 2010

DUBES HAMID AWALUDIN CERAMAH TENTANG PERDAMAIAN ACEH

DUBES HAMID AWALUDIN CERAMAH TENTANG PERDAMAIAN ACEH

London, 24/3 (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Federasi Rusia Hamid Awaludin mengatakan konflik yang berlangsung sekitar 30 tahun di bumi "Serambi Mekah", Aceh akhirnya dapat diselesaikan berkat adanya upaya untuk menegakkan perdamaian di Tanah Air.

Pendekatan kemanusiaan menjadi dasar lahirnya kedamaian di Aceh dan bukan dengan mengangkat senjata, ujar Dubes dalam ceramahnya di hadapan mahasiswa Rusia yang tengah belajar bahasa Indonesia di Institut Negara-Negara Asia Afrika (ISAA) Universitas Negeri Moskow (MGU), Rabu.

Sekretaris III Pensosbud KBRI Moskow, Enjay Diana, kepada koresponden Antara London, Rabu mengatakan ceramah Dubes yang menjadi ketua juru runding pemerintah RI dan GAM yang saat itu menjabat Menteri Hukum dan HAM, juga dihadiri staf pengajar bahasa Indonesia di universitas tersebut.

Dalam ceramahnya Dubes mengatakan sekitar 15 ribu orang menjadi korban dan akan banyak lagi korban jatuh jika pertikaian itu terus berlangsung.

"Tujuh bulan perundingan yang sungguh tidak mudah tetapi akhirnya membuahkan hasil. Sekarang Aceh menjadi damai," ujarnya.
Menurut Dubes, kasus yang terjadi di Aceh juga terjadi di belahan bumi lainnya.

"Kasus tersebut terjadi karena alasan ketidakadilan dalam pembangunan yang dapat diselesaikan sepanjang adanya keinginan yang kuat untuk menyelesaikannya," kata Dubes menanggapi salah seorang mahasiswi, Natalia yang bertanya apakah kasus Kosovo dapat diselesaikan seperti halnya yang terjadi di Aceh.

Menjawab pertanyaan, mengapa perundingan harus di Helsinki dan bukan di Indonesia, menurut Dubes Hamid Awaludin, pemilihan lokasi perundingan merupakan kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan GAM untuk memilih tempat yang netral.

"Jadi bukan di Indonesia dan bukan di Swedia yang menjadi tempat pimpinan GAM tinggal," katanya.

Pemilihan Finlandia sebagai tempat perundingan antara lain karena keaktifan dan kenetralan mantan Presiden Martti Ahtisaari di bidang perdamaian di berbagai belahan dunia, ujarnya.
Para peserta yang dengan seksama mendengarkan kisah damai di Aceh merasa tersentuh ketika mendengar kisah pertemuan Dubes Hamid Awaludin dengan tokoh GAM Malik Mahmoud di suatu tempat di pinggiran sungai di Helsinki.

Dubes menirukan ucapan Malik Mahmoud yang mengatakan "I miss home".

Perdamaian di bumi "Serambi Mekah" terwujud dengan disepakatinya persetujuan damai antara Pemerintah RI dengan Gerakan Aceh Merdeka 15 Agustus 2005.

Hamid Awaludian saat itu menjadi ketua juru runding pemerintah RI yang saat itu menjabat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

(T.H-ZG/B/B013/B013) 24-03-2010 07:47:08

Tidak ada komentar: