Sabtu, 20 Maret 2010

SUPERPOWER BBC WORLD SERVICE BAHAS KEKUATAN INTERNET

SUPERPOWER BBC WORLD SERVICE BAHAS KEKUATAN INTERNET

London, 20/3 (ANTARA) - Program Superpower BBC World Service mengangkat isu kekuatan dahsyat internet dalam mengubah kehidupan manusia, sehingga internet telah menjadi adi daya, (super power).
Internet digunakan bukan hanya untuk mencari informasi, tapi juga untuk berkomunikasi maupun membentuk perilaku manusia, ujar Dewi Muthia, penerima beasiswa dari Kementerian Informasi dan Komunikasi kepada koresponden Antara London, Sabtu.
"Berbicara tentang superpower kita berpikir tentang negara seperti Amerika Serikat atau Cina tapi internet merupakan superpower yang lebih kuat dibanding satu Negara," ujar Dewi Muthia yang tengah belajar di Brunel University.
Direktur BBC World Service, Peter Horrock, mengatakan internet mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi seluruh dunia dengan dampak atas kehidupan manusia, masyarakat dan juga pemerintah. Jadi itulah sebabnya kami sebut superpower, untuk menangkap esensi dari perubahan yang disebabkan internet," ujar Peter Horrock.

Selama pekan Superpower, BBC menggunakan platform multimedia untuk menyajikan kekuatan dahsyat internet, baik itu melalui TV, radio, dan online.

Selain itu khalayak BBC juga diajak ikut berpartisipasi berbagi pengalaman maupun membuat film pendek dengan tema Duniaku.

Pada puncak acara digelar Global Conversation atau Percakapan Global di Balai Kota Shoreditch, London Timur.

Acara diikuti lebih 200 orang dari berbagia bahasa yang membicarakan berbagai masalah global.

Selain itu juga ada sambungan webcam dengan berbagai tempat di dunia, antara lain Beijing, Delhi, Khatmandu, Caracas, Cairo, dan tentu saja Jakarta.

Selain itu juga dilakukan uji coba menggunakan mesin penterjemah internet yang dikembangkan Google. Mesin penterjemah ini juga sudah dikembangkan oleh Yahoo dan Bing.

Partisipasi Bahasa Indonesia dalam acara itu diramaikan dengan kehadiran enam mahasiswa Indonesia dan seorang diplomat dari KBRI London.

Dalam acara itu, peserta Indonesia berdiskusi dengan peserta lainnya yang berbahasa Arab, Cina, dan Pashto.

"Saya ngobrol dengan teman dari Afghanistan tentang Taliban," kata Amika Wardana, dosen IKIP Yogyakarta yang sedang belajar S3 Sosiologi di Universitas Essex.

Sementara itu Randy Arminto yang belajar Hukum IT di Universtas Glasgow , Skotlandia, mengatakan mesin penterjemah sudah cukup digunakan untuk berkomunikasi secara dasar.

"Saya sudah mencoba beberapa kali, dan saya rasa bisa digunakan meskipun masih ada kebingungan dalam tatabahasa, tapi untuk dimengerti bisa," kata Randy Arminto.

Usai acara, peserta bahasa Indonesia berkunjung ke kantor BBC Indonesia untuk melihat sepintas prosedur penyiapan siaran radio dan isi online.

"Kami mengharapkan kerjasama dengan BBC Indonesia bisa ditingkatkan, dengan diskusi bersama misalnya," kata Ketua Persatuan Pelajar Indonesia, PPI, Inggris Raya Daniel Hartanto.

Meskipun pekan Superpower resmi ditutup, laporan khususnya masih bisa diikuti di situsbbcindonesia.com dan komentar dan partisipasi pengguna maupun pendengar masih ditunggu.

(U-ZG/b)


(T.H-ZG/B/F001/F001) 20-03-2010 11:51:51

Tidak ada komentar: