Minggu, 14 November 2010

MUSLIM DI RUSIA

MAHASISWA MUSLIM DI RUSIA BANTU KORBAN INDONESIA

London, 15/11 (ANTARA) - Bencana di Indonesia yang kini melanda Wasior (Papua) dengan banjir bandangnya, di Mentawai (Sumatra Barat) dengan tsunaminya, dan gunung Merapi (di Jogjakarta) dengan letusannya, membuat rasa empati mahasiswa muslim berbagai negara di Rusia dan membantunya.

Para mahasiswa itu melakukan sholat ghaib bersama di kampus Patric Lumumba (RUDN), Moskow, Rusia, ujar Ketua Persatuan Mahasiswa Indonesia di Rusia (PERMIRA), Khoirul Rosyadi, dalam keterangannya kepada koresponden Antara London, Senin.

"Bagi kami, bencana yang terjadi di Indonesia, bencana bagi kita semua umat muslim yang ada di dunia," ujar mahasiswa kedokteran asal Komo Astrov, Afrika, Usman,. "Kami berdoa bersama untuk saudara-saudara kita yang ada di Indonesia," lanjut mahasiswa tingkat tiga tersebut.

Dalam sholat ghoib yang difasilitasi Persatuan Mahasiswa Indonesia yang ada di Rusia (PERMIRA) itu diikuti tidak kurang dari 20 mahasiswa asing yang ada di Rusia serta mahasiswa Indonesia yang ada di Rusia.

"Sholat Ghaib ini adalah bentuk empati kami, bahwa Indonesia adalah saudara kami," ujar mahasiswa S3 jurusan sejarah Patric Lumumba, asal Yaman, Muhammad Siyagi.

Menurut, ketua PERMIRA, Khoirul Rosyadi, Sholat Ghoib oleh mahasiswa asing yang ada di Rusia tersebut, merupakan salah satu acara rangkaian yang dikoordinir oleh PERMIRA untuk bencana yang terjadi di Indonesia.



Gerakan 100 Rubel

Selain menyelenggarakan sholat ghaib oleh mahasiswa asing yang ada di Rusia, Persatuan Mahasiswa Indonesia di Rusia (PERMIRA) juga mengadakan acara penggalangan dana untuk korban bencana yang ada di Mentawai, Jogjakarta, dan Papua.

Dalam acara Gerakan 100 Rubel untuk Indonesia itu, PERMIRA menggelar acara pentas amal seni oleh mahasiswa dan warga negara Indonesia yang ada di Rusia.

Sekretaris PERMIRA, Adniel Roemza, mengatakan, dalam acara gerakan 100 Rubel untuk Indonesia, dipentaskan, puisi, lagu, monolog, dan tari-tarian Indonesia oleh mahasiwa dan pelajar Indonesia yang ada di Rusia.

Acara yang dilaksanakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Rusia tersebut menampilkan pembacaan puisi, monolog, tari- tarian oleh mahasiswa Indonesia dan pelajar Indonesia yang ada di Rusia.

Ketua PERMIRA, Khoirul Rosyadi mengatakan, Gerakan 100 rubel untuk Indonesia, ini merupakan simbol bahwa masyarakat Indonesia yang ada di Rusia juga merasakan kesedihan yang sangat dalam atas tragedi yang terjadi di Indonesia.

"Ini menunjukkan bahwa para korban tsunami di Mentawai, korban gunung Merapi di Yogyakara, dan banjir di Papua tidaklah sendirian. Bahwa kami, masyarakat Indonesia yang di Rusia pun juga bersedih," ujarnya.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Rusia, Hamid Awaludin, sangat menghargai apa yang dilakukan PERMIRA dan sangat mendukung kegiatan tersebut. "Kami sangat mendukung PERMIRA yang membuat gerakan 100 Rubel ini," ujarnya.

Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa dan pelajar Indonesia yang ada di Rusia mempunyai kepedulian terhadap bencana alam yang terjadi di Indonesia," katanya.

Sementara itu, ketua Fungsi Pensosbud, KBRI Moskow, M Aji Surya, mengatakan, apa yang dilakukan PERMIRA merupakan bentuk dari kepedulian mahasiswa Indonesia yang ada di Rusia. "Semoga niat baik ini juga menghasilkan hal yang baik pula," katanya.

Sedangkan, Asep Indra Maulana, ketua pelaksana acara tersebut menjelaskan, acara Gerakan 100 Rubel untuk Indonesia ini, tidak saja diikuti oleh warga Indonesia yang ada di Rusia tetapi juga dari berbagai negara.

"Gerakan 100 Rubel untuk Indonesia ini dihadiri oleh masyarakat Indonesia yang ada di Rusia dan juga warga Rusia yang peduli dengan bencana yang terjadi di Indonesia," ujarnya.
"Gerakan 100 Rubel untuk Indonesia ini akan berlangsung selama satu minggu," ujar mahasiswa S2 jurusan geologi di Gupkin University, Moskow, Rusia.

Di hari pertama, Gerakan 100 rubel untuk Indonesia tersebut, terkumpul uang sebesar 30.350 rubel dan 155 Dolar Amerika. "Jumlah yang terkumpul itu, hanya di kota Moskow, Kota-kota yang lain belum terhitung," demikian Adniel Roemza, sekretaris PERMIRA. (ZG)

(T.H-ZG/B/M012/M012) 15-11-2010 02:26:32

Tidak ada komentar: