Sabtu, 13 November 2010

"THE RISING STAR"

MENLU JERMAN: INDONESIA "THE RISING STAR"

London, 12/11 (ANTARA) - Menlu Jerman Dr Guido Westerwelle menilai China, India, dan Indonesia sebagai negara "the rising star" di kawasan Asia Pasifik.

Counsellor Pensosbud-KBRI Berlin, Agus Priono kepada koresponden Antara London, Jumat, mengatakan, pernyataan Menlu Westerwelle itu disampaikan ketika saat untuk pertama kali hadir pada acara "Working Luncheon" para Duta Besar Asia Pasifik untuk November 2010 yang diselenggarakan di Wisma Dubes RI untuk Republik Federal Jerman, Eddy Pratomo, di Berlin Dahlem.

Menurut Agus Priono, Menlu Weseterwelle yang menjadi tamu kehormatan dalam acara tersebut, mengemukakan peran penting kawasan Asia Pasifik bagi Uni Eropa dan Jerman, di berbagai bidang.

Di bidang ekonomi, katanya, Asia Pasifik menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan merupakan mitra utama bagi Jerman. Jerman juga mengamati dengan seksama perkembangan yang cepat dari ASEAN, East Asia Summit, serta perkembangan beberapa negara seperti China, India dan Indonesia yang dianggapnya sebagai "the rising stars".

Sebanyak 18 Dubes, tiga Kuasa Usaha Ad Interim dan dua Wakil Kepala Perwakilan Kedubes Asia Pasifik di Berlin hadir dalam acara tersebut, selain Dirjen Asia Pasifik Kemlu Jerman dan empat pejabat Kemlu Jerman lainnya.

Dubes RI untuk Republik Jerman, Eddy Pratomo dalam kata sambutannya menyampaikan terima kasih atas kesediaan Menlu Jerman memenuhi undangan sebagai tamu kehormatan dalam "working luncheon" tersebut.

Dikatakannya, kehadiran Menlu Jerman itu merupakan salah bukti peran penting Asia Pasifik bagi Jerman. Kawasan Asia Pasifik diyakini banyak pihak akan menjadi "the economic powerhouse of the world", di samping dengan keberagamannya berperan sebagai agen perubahan yang positif dan harmoni.

Dalam kaitan itu, Dubes lebih lanjut mengemukakan Indonesia selalu berusaha semaksimal mungkin untuk berkontribusi secara positif dan konstruktif dalam pembentukan arsitektur kawasan yang damai dan harmonis.

Menlu Wersterwelle menyampaikan bahwa dalam menjalin kerja sama dengan Asia Pasifik, Jerman mengedepankan prinsip "long term and sustainable cooperation" yang antara lain bisa dilakukan dengan "exchange of young people" seperti "exchange of student" dan "vocational training".

Menlu juga menekankan pentingnya pengembangan kerjasama di bidang energi, khususnya energi terbarukan.

Meskipun merupakan kawasan yang sangat penting, namun Menlu Jerman menilainya bahwa Asia Pasifik saat ini masih "under represented" dalam PBB dan komunitas internasional.

Oleh karena itu, sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB (UNSC), Jerman akan mengupayakan tercapainya reformasi PBB, termasuk keterwakilan kawasan yang lebih berimbang.

Terkait dengan Indonesia, Menlu Westerwelle sekali lagi menyampaikan duka cita atas terjadinya bencana alam yang telah membawa banyak korban jiwa dan harta benda.

Mengenai ASEAN, Menlu menyatakan keyakinannya bahwa dibawah kepemimpinan Indonesia, ASEAN akan menunjukkan kemajuan yang pesat dalam mencapai ASEAN Community.

Memanfaatkan kehadiran orang nomor satu di Kemlu dan sekaligus wakil Kanselir Jerman tersebut, para Dubes dengan antusias mengajukan berbagai pertanyaan terkait dengan hubungan Jerman dengan kawasan Asia Pasifik antara lain peran yang akan dimainkan Jerman dalam hubungan politik dengan Asia Pasifik dan bagaimana mendekatkan hubungan politik Jerman dengan ASEAN.

Dalam kesempatan tersebut terdapat kesamaan pandangan bahwa perluasan hubungan antara organisasi negara Asia dan EU merupakan prioritas.

Kehadiran orang nomor satu di Kemlu Jerman dan sekaligus Wakil Kanselir di Wisma Dubes RI tersebut merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia, selain merupakan catatan sejarah dalam hubungan diplomasi RI Jerman.

Kehadiran tersebut selain merupakan cerminan kedekatan dan semakin meningkatnya hubungan kedua negara yang sama-sama mencatat kinerja ekonomi yang cukup bagus dan memainkan peran yang penting di masing-masing kawasan, serta sama-sama aktif dalam pembahasan masalah yang dihadapi dunia seperti perubahan iklim dan krisis keuangan dunia. ***4***
(H-ZG/B/A041)

(T.H-ZG/B/A041/A041) 12-11-2010 10:26:48

Tidak ada komentar: