Selasa, 22 Maret 2011

PUTARAN DOHA WTO

PARLEMEN DUNIA DUKUNG PENYELESAIAN PUTARAN DOHA WTO

London, 23/3 (ANTRA) - Indonesia menekankan pentingnya keterlibatan parlemen yang lebih intensif dalam memecahkan persoalan perdagangan global.

Hal itu disampaikan delegasi DPR RI dalam pertemuan tahunan Konferensi Antar Anggota Parlemen mengenai World Trade Organization (WTO) 2011 yang diadakan di Jenewa, demikian Sekretaris Tiga PTRI Jenewa Fitria Wibowo kepada koresponden Antara London, Rabu.

Partisipasi Parlemen Indonesia diwakili Ir Satya W Yudha dari Komisi VII DPR RI, Drs Ramadhan Pohan dari Komisi I dan Dr Ir Arif Budimanta dari Komisi XI.

Delegasi DPR RI juga menegaskan tentang perlunya sistem perdagangan multilateral yang memperhatikan kepentingan serta kebutuhan negara berkembang dan negara miskin.

Dalam kaitan ini perlu diupayakan peningkatan level of playing field (kemampuan yang sejajar) sehingga dapat mendorong terciptanya sistem perdagangan yang adil dan memenuhi kebutuhan pembangunan semua anggotanya.

Selain itu juga tetap memperhatikan aspek lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan. Untuk itu implementasi prinsip perlakuan khusus dan berbeda yang diusung WTO bagi negara berkembang perlu ditegakkan sebagai bagian integral dari Perundingan Putaran Doha WTO.

Peranan penting
Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO dan organisasi internasional lainnya di Jenewa, Duta Besar Dian Triansyah Djani mengatakan keterlibatan anggota parlemen dalam proses WTO memiliki peranan penting untuk meningkatkan pemahaman, dan pada gilirannya memberikan dukungan politik atas Perundingan Doha.

Dikatakannya Parlemen diharapkan dapat menjelaskan kepada rakyat Indonesia umumnya dan konstituennya khususnya tentang proses di WTO, dan penyelesaian Putaran Doha, sehingga diharapkan dapat turut mendorong penyelesaian Perundingan Doha.

Sementara itu Deputi Wakil Tetap Tetap RI di Jenewa untuk isu WTO, Dubes Erwidodo menambahkan bahwa pembahasan antar anggota Parlemen diharapkan dapat meningkatkan dukungan politik bagi para negosiator dalam upaya merumuskan titik temu atas berbagai isu di WTO.

Dalam pertemuan itu perkembangan Perundingan Putaran Doha, hubungan sistem perdagangan multilateral dan persetujuan perdagangan regional dan bilateral, upaya menyeimbangkan perdagangan multilateral dengan kebutuhan masyarakat miskin dan pembangunan berkelanjutan.

Selain Dubes yang menjadi ketua kelompok perundingan, beberapa narasumber yang tampil, antara lain, Sekjen Inter-Parliamentary Union, Anders B Johnson, dan Dirjen WTO Pascal Lamy, serta Dirjen Perdagangan Uni Eropa, Jean-Luc Demarty.

Pertemuan dihadiri 350 peserta mewakili 69 parlemen negara anggota dan peninjau menghasilkan rekomendasi mendukung parlemen menyelesaikan Perundingan Doha.

Selain penguatan sistem perdagangan multilateral yang adil, dan perhatian terhadap kepentingan negara berkembang dan negara tertinggal (LDCs) dalam rangka pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan.

Diharapkan kontribusi parlemen dunia, termasuk Indonesia di dalamnya, dapat menembus kebuntuan perundingan WTO yang sudah berlangsung beberapa tahun ini.

(ZG)
(T.H-ZG/B/B013/B013) 23-03-2011 07:37:27

Tidak ada komentar: