Rabu, 31 Agustus 2011

DI TUNISA

MASYARAKAT INDONESIA DI TUNISA GELAR SHOLAT IED

London, 31/8 (ANTARA) - Masyarakat Indonesia di Tunisia merayakan Hari Raya Idul Fitri 1432 H pada Selasa, 30 Agustus di Wisma Duta RI di kawasan Berges du Lac, Tunis.


Sejak pagi, takbir, tasbih dan tahmid dikumandangkan mahasiswa yang sedang belajar di Universitas Ezzitouna yang diikuti oleh seluruh jamaah.


Pemerintah Tunisia menetapkan hari Idul Fitri 1 Syawal 1432H jatuh pada hari Selasa 30 Agustus yang diumumkan Mufti Republik, Sheikh Othman Batikh, dalam sebuah komunike yang dikeluarkan sehari sebelumnya, demikian keterangan pers KBRI Tunis yang diterima ANTARA, Rabu.


Mufti menyatakan bahwa hilal (bulan sabit) yang menandai masuknya bulan Syawal telah dapat disaksikan saat peneropongan pada hari Senin setelah matahari terbenam, dan dengan demikian maka kari Selasa tanggal 30 Agustus 2011 adalah hari Idul Fitri.


Shalat Idul Fitr berjamaah dilaksanakan di Wisma Duta RI di Berges du Lac, Tunis yang sejak pukul 8 pagi waktu setempat, masyarakat yang ikut shalat Ied berjamaah mulai berdatang. Acara dilanjutkan dengan ramah tamah Duta Besar RI dengan seluruh masyarakat Indonesia di Tunisia.


Suasana kegembiraan menyambut "hari kemenangan" ini diwarnai keharuan akan perpisahan dengan bulan suci Ramadhan. Selama sebulan penuh, bertempat di Wisma Duta, berbagai kegiatan keagamaan diselenggarakan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia di Tunisia.


KBRI Tunis mengelar pesantren kilat, pengajian dan pendalaman Alquran. Suasana kebersamaan selalu mewarnai segala aktivitas ramadhaniyah, menjadi pelipur kerinduan akan suasana ramadhan di Tanah Air, bersama keluarga dan kerabat, yang dirasakan mahasiswa yang menuntut ilmu-ilmu keislaman di Tunisia.


Khutbah Idul Fitri yang disampaikan Zulfikar, Lc, mahasiswa pasca sarjarna di Universitas Ezzitouna menggarisbawahi pentingnya memahami pesan sosial Ramadhan dan Idul Fitri. Hari Lebaran yang merupakan hari kegembiraan bagi setiap muslim haruslah menumbuhkan semangat solidaritas di antara mereka.


Khatib mencontohkan kisah Rasulullah SAW yang mengadopsi seorang anak yatim pada hari Idlu Fitri, sehingga anak yang tadinya merasa sendiri dapat turut merasakan kebahagian di hari Raya tersebut.


Khatib mengingatkan bahwa di kala kita sedang bergembira, banyak saudara-saudara kita yang sedang bersedih karena berbagai hal yang memberati hidup mereka. Banyak di antara ummat islam yang tergolong dhuafa, faqir, miskin dan yatim piatu.

Solidaritas sosial adalah keharusan dalam Islam, dan Alquran tidak segan-segan menyebut orang-orang yang mengaku beragama Islam tapi tidak peduli terhadap sesama sebagai pendusta agama.


Usai shalat Ied berjamaah, diadakan ramah tamah antar warga Indonesia. Semua yang hadir dijamu dengan menu lebaran ala Indonesia. Berbagai sajian tradisional yang biasanya menjadi menu Lebaran di Tanah Air menjadikan suasana terasa makin menggembirakan.

Evakuasi
Satu orang TKW Indonesia, Pajriyah Abdullah (30), yang dikenal Pajriyah atau Badriyah, berhasil dievakuasi pada hari Selasa 30 Agustus 2011, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432H. TKW asal Bapangsari, Bagelen, Puworejo ini telah berada di Libya selama 10 bulan, di mana dia bekerja kepada salah seorang dari kalangan dekat mantan Pemimpin Libya, Moammar Qaddhafi.


Menurut penuturan Pajriyah, sejak awal konflik. Sekitar akhir Februari dan awal Maret, majikan laki-laki telah meninggalkan rumahnya dan ikut bergabug dengan pasukan pro Qaddhafi. Selama konflik majikannya baru dua kali kembali, sekitar bulan Juni dan di awal Ramadhan.


Selama konflik terjadi, keluarga tersebut sudah sering kali mengungsi dari satu daerah ke daerah lain untuk menghindari dari target serangan massa dan milisi anti Qaddhafi.


Setelah jatuhnya Tripoli ke tangan pasukan anti Qaddhafi, rumah kediaman majikan di kota Tripoli kemudian digempur oleh massa. Barang-barang berharga yang ada dijarah, termasuk lima buah mobil milik majikannya. Pajriyah ikut bersama majikan perempuan dan keluarganya mengungsi ke Tunisia. (ZG)

Situasi yang tidak memungkinkan untuk keluar dari Libya lewat jalur biasa dalam kondisi kemelut yang sedang terjadi, rombongan keluarga majikan mengambil jalan memutar menuju kawasan pegunungan barat.


Untuk menyiasati agar rombongan tidak menjadi target dari serangan milisi yang memanfaatkan konflik untuk melakukan pemerasan dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya, rombongan melakukan perjalanan pada malam hari. Siang hari mereka bersembunyi di rumah kerabat di salah satu kota yang dilewati.


Mereka kemudian berhasil meninggalkan Libya setelah melakukan perjalanan selama hampir 2 hari 2 malam. Rombongan melewati jalur pegunungan di kawasan Sahara dan akhirnya tiba di perbatasan Tunisia pada subuh hari Sabtu, 25 Agustus.


KBRI Tunis berhasil melacak keberadaan Pajriyah berkat informasi yang diperoleh dari otoritas imigrasi di pos perbatasan Tunisia-Libya. Setelah penelusuran lebih lanjut, KBRI Tunis berhasil menghubungi majikan perempuan Pajriyah dan meyakinkannya agar melepas Pajriyah ke tangan KBRI Tunis.


Pajriyah kini dapat merasakan suasana Lebaran Idul Fitri dengan tenang, setelah sebelumnya selalu diliputi kecemasan, mengungsi dari satu rumah ke rumah lainnya, dan dari satu daerah ke daerah lainnya karena takut ancaman perang.


KBRI Tunis saat ini terus melakukan upaya semaksimal mungkin untuk mengevakuasi semua WNI yang telah diketahui keberadaannya di Libya. Posko evakuasi bekerja 24 jam untuk menerima, melacak dan mengumpulkan informasi yang dapat membantu upaya evakuasi WNI yang masih berada di Libya. ***1*** (ZG)

(T.H-ZG/B/S016/S016) 31-08-2011 06:35:29

Tidak ada komentar: