Rabu, 03 Agustus 2011

OTONOMI KHUSUS

TOKOH PAPUA: OTONOMI KHUSUS SUDAH TEPAT

London, 3/8 (ANTARA) - Tokoh Papua Franzalbert F.A. Joku menilai penerapan otonomi khusus terhadap Papua sudah tepat meski belum lengkap dan sempurna hingga perlu pembenahan yang dilakukan bersama antara pusat dan daerah.

Kepada koresponden ANTARA di London, Rabu ia mengatakan otonomi khusus sebagai wujud kompromi politik antara Papua dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah mencantumkan nilai-nilai dan hak untuk menentukan nasib sendiri.

Hal itu disampaikannya menanggapi tuntutan International Lawyers for West Papua (ILWP) dalam konferensi Papua yang diadakan di Universitas Oxford Inggris di Oxford, Selasa.

Para pengacara internasional, politisi, kepala suku, anggota komite PBB dan para saksi sejarah Pepera 1969 akan berkumpul guna menghadiri konferensi International Lawyers for West Papua (ILWP) dengan tema ?road to Freedom for West Papua? di kota Oxford Inggris.

Konferensi tersebut dipimpin oleh anggota parlemen Inggris dari Partai Buruh Mr. Andrew Smith dengan agenda pemaparan kasus-kasus terkini di Papua serta pembahasan upaya memperjuangkan hak-hak rakyat Papua Barat untuk menentukan nasibnya sendiri berdasarkan hukum internasional.

Dalam seminar yang dihadiri 70 peserta itu, dihasilkan kesepakatan bahwa masyarakat adat Papua Barat memiliki hak mendasar untuk penentuan nasib sendiri di bawah hukum internasional.

Deklarasi yang dihasilkan dalam konferensi diantaranya mencantumkan komitmen untuk membantu masyarakat adat Papua Barat melaksanakan secara bebas dan damai hak mereka untuk menentukan nasib sendiri.

Franzalbert mengatakan"Penentuan nasib sendiri termasuk bagi Papua, seharusnya diberi pemahaman baru yang sesuai dengan tingkat peradaban politik saat ini dan mendatang. Penentuan nasib sendiri itu, harus menjadi bagian dari proses evolusi politik antara pemerintah pusat dan daerah. Untuk Papua hasilnya adalah otonomi khusus,".

Ia menambahkan melalui otonomi khusus masyarakat Papua sudah melaksanakan nilai-nilai dan hak penentuan nasib sendiri daripada pemahaman internasional atau pemahaman lama mengenai determinasi yang menjadi keputusan sepihak atau "single event".

"Penentuan nasib sendiri, hendaknya tidak dilakukan melalui cara-cara provokasi kemana mana disertai pengakuan adanya dukungan dari suatu parlemen internasional yang akan membantu memerdekakan rakyat Papua," tutur Franzalbert.

Ia mengemukakan, kegiatan yang dilakukan segolongan warga Papua di perantauan seperti Benny Wendaha yang mendirikan International Lawyers for West Papua, hanya memberikan harapan-harapan palsu dan parlemen internasional yang disebut-sebut mendukung hanya merupakan segilintir orang yang simpati.

"Padahal apa yang Benny Wenda ingin angkat berupa nilai-nilai penentuan nasib sendiri sebenarnya sudah terdapat dalam otonomi khusus," katanya, menambahkan.

Kehadiran Franzalbert Joku di London, untuk menyampaikan informasi breimbang kepada berbagai pihak di Inggris mengenai perkembangan di Papua, terutama Papua Barat, mengingat banyak yang tidak diketahui berbagai pihak di Inggris mengenai berbagai perkembangan sebenarnya di Papua.

Mantan tokoh Organisasi Papua Merdeka itu selama di London melakukan pertemuan dengan pihak Parlemen Inggris baik dari "House of Commons" maupun "House of Lords".

Selain itu Franzalbert juga bertemu aktivis hak asasi manusia serta LSM pemerhati HAM seperti Amnesty International, serta anggota khusus All Party Parliamentary Group on Indonesia (APPGI) untuk menyampaikan bahan bahan tentang Papua untuk referensi anggota parlemen lainnya.

***6***
(T.H-ZG/B/R018/R018) 03-08-2011 22:23:19

Tidak ada komentar: