Rabu, 22 Januari 2014

COOKING

SERATUS KOKI DI BELANDA IKUTI "COOKING WORKSHOP"

London, 19/1 (Antara) - Seratus juru masak perwakilan hotel, toko serba ada, pemilik dan restoran Indonesia serta Belanda, asosiasi koki, importir produk Indonesia mengikuti "Indonesian Cooking Workshop 30 Indonesian Traditional Culinary Icons" di Kookerey Culinary Collage, Noordwijkerhout, Belanda.

Lokakarya memasak atau Cooking Workshop digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI dalam rangkaian pameran Pariwisata Vakantiebeurs (Vb) yang berlangsung di Utreach, Belanda, demikian Sekretaris Satu KBRI Den Haag, Danang Waskito kepada Antara London, Minggu.

Dikatakannya kegiatan "Indonesian Cooking Workshop 30 Indonesian Traditional Culinary Icons" di Kookerey Culinary Collage, Noordwijkerhout pada Kamis (16/1) menghadirkan Chef (juru masak) terkemuka di Inonesia Vindex Tengker .

Kegiatan dibuka bersama Wakil Menparekraf RI, Sapta Nirwandar beserta Dubes RI Den Haag, Retno L.P. Marsudi, dan Wali Kota (Loco Burgemeester) Noordwijkerhout, Mr. Hans Knapp juga hadir Dirjen Pemasaran Pariwisata, Esthy Reko Astuty.

Dalam sambutan pembukanya, Dubes Retno Marsudi menjelaskan, berbagai upaya KBRI Den Haag dalam mempromosikan kuliner Indonesia di Belanda, sehingga makanan Indonesia menjadi "makanan kedua" bagi orang Belanda.

Keberadaan kuliner Indonesia di Belanda juga mempunyai dampak positif bagi Indonesia dan Belanda, termasuk dari sisi bisnis dan perdagangan.

Wali Kota Hans Knapp menyampaikan apresiasi penyelenggaraan kegiatan pengenalan kuliner Indonesia di wilayahnya dan menjelaskan beberapa potensi kerjasama di wilayah Noordwijkerhout misalnya kesehatan (ramuan tradisional) maupun perdagangan bumbu masak Indonesia.

Sementara itu, Wamen Sapta Nirwandar menggarisbawahi keterkaitan kuliner dengan industri pariwisata serta upaya Pemerintah Indonesia dalam mempromosikan 30 IKTI (Ikon Kuliner Tradisional Indonesia) sebagai daya tarik pariwisata, mengingat kuliner telah menjadi bagian dari "life style" atau gaya hidup pariwisata.

Kemudahan ketersediaan bumbu-bumbu Indonesia di Belanda perlu diikuti dengan promosi "otentisitas/ keaslian rasa" makanan/masakan Indonesia, ujarnya.

Selama kegiatan, peserta acara memasak dibagi menjadi sepuluh kelompok terdiri dari 2-3 chef Belanda dan chef restoran masakan Indonesia, dengan masing-masing seorang pendamping dari Indonesian Chef Association (ICA) Belanda serta asosiasi lainnya.

Para peserta mempelajari bumbu-bumbu yang diperlukan dan cara memasak empat jenis makanan Indonesia, yaitu: rendang, ayam panggang bumbu rujak, sate maranggi dan sate lilit.

Acara berlangsung meriah dengan masing-masing tim mencoba membuat empat jenis makanan yang ditetapkan, dengan takaran dan jenis bumbu yang sama sesuai dengan petunjuk 30 ITKI.

Diharapkan dari kegiatan tersebut, para peserta khususnya chef Belanda semakin mengenal cara memasak makanan Indonesia dan "rasa otentik" hasil olahan masakan Indonesia, serta semakin memperkuat jejaring promosi kuliner Indonesia di Belanda. ***3*** (ZG
(T.H-ZG/B/Z. Abdullah/Z. Abdullah) 19-01-2014 21:50:10

Tidak ada komentar: