Sabtu, 18 Januari 2014

SWISS


FESTIVAL BALI DI RUMAH TROPIS WOLHUSAN SWISS
     
          London, 14/1 (ANTARA) - KBRI Bern menggandeng Tropenhaus (Rumah tropis) di Swiss mengadakan pekan promosi Indonesia yang dibalut dalam tema "Delicious Bali " Festival Bali di Rumah Tropis Wolhusen, Swiss, yang berlangsung 8 Januari hingga  23 Februari 2014.

              Festival mengajak warga Swiss tidak saja berwisata kuliner  makanan khas Bali tetapi juga memperkenalkan budaya Bali, melalui gamelan, pemutaran film dokumenter dan mempromosikan buah-buah tropis khas Bali, demikian Pensosbud KBRI Bern, Muhammad Budiman Wiriakusumah kepada Antara London, Selasa.

              Dikatakannya begitu pengunjung masuk ke rumah tropis Wolhusen suasana Bali sangat terasa sekali, tidak saja dikarenakan dekorasi yang dibuat dengan aksen kental Bali, namun juga karena temperatur udara di taman  tropis berkisar 25°C ditengah tengah musim dingin di Swiss.

            Menu makanan yang ditampilkan juga dipilih dari jenis-jenis makanan yang mempunyai arti khusus bagi masyarakat Bali,  seperti  "Jukut Ares" sejenis sup,  yang  terkenal di Pulau Bali dan Pulau Lombok.  
       Hidangan Jukut Ares selalu menjadi hidangan utama di setiap acara, hari raya atau hajatan. Di Bali misalnya, Jukut Ares selalu dihidangkan pada acara pernikahan, kematian, potong gigi, bahkan pada saat hari raya Galungan dan Kuningan.

            Sama halnya seperti di Bali, di Pulau Lombok, Jukut Ares selalu dihidangkan pada saat acara pernikahan, kelahiran bayi, hari raya Maulid bahkan Lebaran. Jukut Ares sudah membumi di tanah Sasak ini, ujarnya.

            Bahan utama Jukut Ares adalah batang pisang batu yang masih muda. Disinilah letak keistimewaan masakan ini, batang pisang menjelma menjadi masakan yang lezat. Selain itu juga ditampilkan makanan lain seperti Nasi Campur Bali lengkap dengan Lawar!
        Tidak hanya pengunjung dapat berwisata kuliner sambil mendengarkan alunan gamelan namun juga kita dapat berkeliling di rumah tropis sambil mengenal tanaman-tanaman yang umbuh subur di Indonesia.

             Di ruangan khusus juga diputar film-film dokumentar tentang kehidupan masyarakat Bali seperti upacara Ngaben dan ditampilkan pula film dokumentar tentang upacara potong Gigi.

              Dikatakannya KBRI Bern terus menjalin kerjasama, baik dengan instansi pemerintah setempat dan pihak swasta lainnya. Bahkan untuk musim panas 2014 KBRI Bern menjajaki kerjasama dengan Tropenhaus untuk mengadakan exposisi tentang tanaman-tanaman tropis yang dapat dijadikan bahan obat-obatan.

             Mereka mengharapkan perusahaan jamu Indonesia untuk ikut meramaikan acara, demikian M.Budiman Wiriakusumah.

    ***2***(ZG)
(T.H-ZG/B/M. Yusuf/M. Yusuf) 14-01-2014 06:45:

Tidak ada komentar: