Senin, 30 Maret 2015

DPR

DPR RI KE LONDON BAHAS ENERGI TERBARUKAN


         London, 27/3 (Antara) - Tim Green Economy Caucus (GEC) DPR RI dan LSM Prakarsa  berkunjung dan mengadakan serangkaian pertemuan ke London guna  meningkatkan wawasan akan pentingnya pertimbangan aspek lingkungan dan pemanfaatan energi terbarukan dalam pembuatan undang-undang.

        Kunjungan yang diprakarsai Kedubes Inggris di Jakarta melibatkan para wakil rakyat yakni Andreas Edy Susetyo dari Komisi XI dan Nihayatul Wafiroh dari Komisi IX serta Binny Buchori, Ah Maftuchan dan Beka Ulung Hapsara dari LSM Prakarsa didampingi Sekretaris Jenderal dari lembaga swadaya global Climate Parliament, Nicholas Dunlop, kata sekretaris satu Fungsi Ekonomi KBRI London, Hastin Dumadi kepada Antara London, Jumat.

        Tim GEC juga mengadakan pertemuan dengan Duta besar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Hamzah Thayeb yang didampingi DCM Anita Lidya Luhulima  yang menyambut baik kehadiran tim GEC yang bisa banyak belajar dari Inggris mengenai green economi.

        Dalam pertemuan dengan  Ian de Cruz dari Global Commission on the Economy and Climate and the New Climate Economy  menyoroti  besarnya sumber energi terbarukan dan menyebutkan Indonesia dapat segera memaksimalkan sumber energi terbarukan dalam mendukung pemenuhan kebutuhan listrik ke depan, seperti sumber daya sinar matahari yang menurut Ian de Cruz,  biaya pengembangan energi terbarukan trendnya terus menurun.

        Selama di London Tim Green Economy Caucus yang dibentuk pertama kali pada bulan Februari 2013, juga  mengadakan pertemuan dengan Siemens Crystal yang mengembangkan program sustainable cities. Dalam pertemuan dengan ahli pembangunan kota dari Siemens Crystal, Elaine Trimble misalnya, tim GEC menerima paparan mengenai berbagai aspek pembangunan kota dan perkembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan terkait penyediaan energi yang ramah lingkungan.  
   Elaine Trimble menyebutkan meskipun awal pembangunan suatu proyek baik itu berupa gedung, penerangan jalan maupun proyek instalasi lainnya menggunakan teknologi ramah lingkungan cenderung lebih mahal pada awal pembangunan, namun dalam jangka waktu tertentu lebih banyak energi dan biaya pemeliharaan yang akan dapat dihemat.

        Dalam pertemuan tersebut, tim GEC menyebutkan dengan banyaknya sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, saat ini yang diperlukan adalah pembuatan kebijakan yang tepat dalam upaya pemenuhan kebutuhan energi di masa mendatang baik yang menggunakan sumber daya alam maupun sumber daya terbarukan.

         Selain itu tim Indonesia mengadakan pertemuan dengan Zac Goldsmith MP dari Partai Konservatif, Global Commission on the Economy and Climate and the New Climate Economy, perwakilan dari Kemlu Inggris, Departemen Pembangunan Internasional, Departemen Energi dan Perubahan Lingkungan dan Grantham Institute di London School of Economics.

         Andreas Edy Susetyo dari Komisi XI mengatakan bahwa banyak yang bisa dipetik dari kunjungan nya  namun ia menekankan yang lebih penting adalah membangun public awareness terhadap isu climate change di antara masyarakat Indonesia sehingga aspek lingkungan dan pemanfaatan sumber energi terbarukan dapat menjadi isu bersama.***4***
(ZG)
(T.H-ZG/B/A. Lazuardi/A. Lazuardi) 27-03-2015 22:23:56

Tidak ada komentar: