Kamis, 13 Desember 2012

KANG JJ



PENJELAJAH DUNIA JEFFREY POLNAJA TIBA DI KANADA

         London, 13/12 (ANTARA) -  Penjelajah dunia asal Indonesia, Jeffrey Polnaja masih menjalankan misi perdamaian dunia "Ride for Peace" (RFP) di atas sepeda motor BMW seri R1150GS.

       "Birokrasi pemerintah di Korea Selatan dalam urusan pengiriman kendaraan asing ke luar negeri ternyata sangat rumit, selain itu biaya pengiriman juga sangat tinggi," kata Jeffrey kepada ANTARA London dalam surat elektronik yang dilayangkan dari Kanada, Kamis.

        Dia memasuki Vancouver (Kanada) setelah sebelumnya di Busan (Korea Selatan) sejak Oktober yang selama musim dingin di Vancouver, banyak mengisi kegiatan RFP dengan agenda sosial.

        Jeffrey yang meninggalkan Indonesia untuk memulai perjalanan keliling dunia keduanya dari Paris pada Juni silam yang dilepas oleh Duta Besar RI di Paris, sempat mengalami hambatan ketika mengirim sepeda motor dari Busan ke Vancouver.

        Menurut penjelajah yang telah melintasi negara-negara Eropa, termasuk Siberia hingga Jepang, itu ongkos pengiriman yang diberlakukan di Korea Selatan tidak wajar. "Saya hanya bisa menego dari tarif 4.750 menjadi 4.500 dolar AS untuk sebuah sepeda motor. Bandingkan dengan di Monggolia, di mana untuk tujuan Vancouver hanya dikenakan tarif 1.600 dolar AS. Padahal jaraknya lebih jauh dari Korea ke Vancouver," katanya.

        Selain itu, perbedaan waktu antara Kanada dan Korea Selatan yang mencapai 14 jam juga menjadi hambatan dalam proses pengiriman sepeda motor. Sedang  Jeffrey meninggalkan Korea Selatan menuju Kanada dengan pesawat terbang, sementara sepeda motornya menyusul lewat laut dari Busan.

        Perbedaan waktu antara Korea dan Kanada menjadi masalah dalam urusan pengiriman e-mail (surat elektronik). "Saya kirim jawaban hari ini, pihak penerima di Korea baru membalas dua hari kemudian. Begitu seterusnya mengingat proses negosiasi melalui e-mail tidak sekali dua kali," ujarnya.

        Di tengah masalah ini, Jeffrey mendapat bantuan dari pihak BMW Belgia. Melalui kontak antara BMW Belgia dengan keagenan resmi BMW di Korea Selatan, sepeda motor R1150GS milik Jeffrey berubah status dari "Dangerous Good" menjadi "Customer Good".

        Status ini sangat menolong proses ekspor dan dapat menekan biaya pengiriman. Apalagi rekan Jeffrey dari Afrika Selatan, Duncan Johnson, ikut menolong dengan mengenalkan perusahaan ekspedisi terpercaya.

        Jeffrey baru bisa mengapalkan R1150GS menuju Vancouver  pada November lalu  setelah melalui proses negosiasi alot dan berkepanjangan. Ketika menerima sepeda motor berkelir peraknya di Vancouver pada 29 November, Jeffrey harus  merogoh kocek 2.000 dolar AS, termasuk biaya penyimpanan di gudang pelabuhan.

        Meski mengalami hal itu, Jeffrey merasa misi RFP tetap konsisten dan  bersemangat dalam menjalankan tujuan mengibarkan bendara promosi Indonesia di kancah dunia. "RFP tak akan surut hanya karena kendara birokrasi seperti itu, saya akan terus menggerakkan roda-roda sepeda motor ini berbagai negara demi nama Indonesia yang harum di internasional," ujarnya.

        Bahkan Jeffrey sempat berbicara di depan perkumpulan mahasiswa Korea Selatan di Kanada, Busan University of Foreign Studies, atas undangan Prof Kim Soo Il dari Busan-Indonesia Center. Di tengah para pelajar asing Jeffrey banyak bercerita tentang pengalaman perjalanan keliling dunianya serta mempromosikan Indonesia.

        Di samping itu, selama berada di Vancouver, Jeffrey bekerjasama dengan Bidang Sosial Budaya KJRI Vancouver melakukan paparan dan berdiskusi dengan sekitar 200 mahasiswa asal Indonesia yang menimba ilmu di wilayah British Colombia, Kanada.

        Ia juga menghadiri pemutaran perdana film Naga Sari,  film hasil karya anak bangsa yang menetap di Vancouver yang dihadiri Konsul Jendral KJRI Vancouver, Bambang Hiendrasto.

        Menurut Jeffrey,  lamanya proses pengiriman motor telah menghambat jadwal keliling dunia RFP. Memasuki  musim dingin di Kanada misi berkendara untuk sementara dihentikan, ujarnya.

        Jeffrey mengganti kegiatan mengendarai motor dengan program dialog dan presentasi dengan sejumlah tempat dan komunitas, termasuk hingga ke negara Asia.

        Saat musim dingin maka berbagai daerah tertutup salju. Secara teknis kondisi itu bisa di atasi. "Saya bisa saja tetap riding, meski risiko sangat tinggi," ujar Jeffrey.

        Namun dia memilih tidak melakukannya. Apalagi banyak jalur menuju Alaska saat ini  ditutup pemerintah Kanada untuk tujuan keselamatan pengguna jalan.

        "Kalau dilanggar sanksinya berat, dan RFP lebih baik patuh pada aturan di sebuah negara. Misi ini bertujuan baik, maka sewajarnya dijalankan dengan cara yang baik pula," ujarnya.

        Jeffrey berjanji akan kembali menunggang R1150GS di sekitar bulan Maret 2013 setelah banyak jalur di utara Kanada dibuka kembali untuk dilewati kendaraan. Pria yang telah berkeliling dunia dua kali seorang diri ini berharap perjalanan lanjutannya menuju Amerika Selatan tidak mengalami hambatan berarti.

        Jeffrey Polnaja berada di Eropa, tepatnya di Paris, Prancis, sejak 27 April silam guna memulai perjalanan keliling dunia .  Jeffrey seharusnya mulai penjelajahan dengan sepeda motornya sejak 3 Mei lalu dari kota Paris, Prancis.

        Namun karena mengalami masalah kehilangan sepeda motor di Amsterdam, Belanda pada  Mei, misi perjalanan terhambat. Jeffrey bahkan terpaksa kembali ke Jakarta guna mengurus ulang seluruh dokumen perjalanan serta menyiapkan sepeda motor pengganti.

        Perjalanan Jeffrey kali ini merupakan penjelajahan keliling dunia seorang diri yang kedua dengan sepeda motor. Sebelumnya, pada tahun 2006 hingga 2008, Jeffrey menaklukkan 72 negara mulai dari Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa.

        Pada kesempatan kedua ini, Jeffrey mengemban misi "Ride for Peace - Solo Riding Exploring Five Continents on Two Wheels." Pelepasan Jeffrey  dilakukan di Jakarta pada 23 April lalu dan rencananya, Jeffrey akan berkelana sejauh 220.000 kilometer melintasi beberapa negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Australia.

        Tidak kurang dari 30 negara akan disinggahi, mulai dari Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, Skandinavia, Polandia, Rusia, Korea Selatan, Jepang, Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Kuba, Kolombia, Nikaragua, Bolivia, Brasil, Argentina, Peru, Selandia Baru, Australia, dan Timor Leste. Jeffrey direncanakan tiba kembali di Jakarta pada tahun 2014.  ***1***  (ZG)   
(T.H-ZG/B/S023/S023) 13-12-2012 08:19:24

Tidak ada komentar: