Kamis, 13 Desember 2012

KBRI BERN




                BRI BERN GELAR SEMINAR DENGAN LEMBAGA SWISS

         London, 13/12 (ANTARA) - Seminar "Negotiating with a Nuclear North Korea a Failed International Response" diselenggarakan KBRI Bern bekerja sama dengan "International Relations and Security Network" (ISN) dan Center for Security Studies (CSS), lembaga di Swiss di bawah naungan ETH Zurich, di kampus ETZ Zurich, Selasa, berhasil menarik perhatian media masa Swiss.

        Fungsi Politik KBRI Bern, Renata Siagian, selaku koordinator acara,  dalam keterangannya kepada ANTARA London, Kamis,  menyebutkan seminar ini ditujukan untuk mengisi kerangka kerja sama yang dibentuk antara KBRI Bern dan ISN-CSS dengan tujuan berbagi informasi.

        Seminar yang diselenggarakan tidak lama setelah pemberitaan mengenai peningkatan kemampuan reaktor nuklir Korea Utara tersebut telah perhatian media Swiss ini, diantaranya Neue Zürcher Zeitung (NZZ), surat kabar tertua di Swiss serta stasiun radio Swiss, Schweizer Radio Fernsehen (SRF).

        Dikatakannya seminar mengundang pembicara asal Indonesia dalam berbagai kegiatan dengan ISN, KBRI Bern berupaya memasyarakatkan politik luar negeri Indonesia dan organisasi ASEAN kepada masyarakat Swiss dan dunia, sekaligus mempromosikan kelompok intelektual dan pakar Indonesia.

        Pada seminar ini, Dr Makmur Keliat, Dosen Hubungan Internasional di FISIP UI, yang juga merupakan Ketua Center for East Asian Cooperation Studies (CEACOS) UI memberikan pandangannya sehubungan dengan isu nuklir Korea Utara, terutama dalam hubungannya dengan ASEAN, dan khususnya dengan Indonesia.

        Selain membahas mengenai faktor-faktor pencetus program nuklir Korea Utara, Dr Keliat juga mengupas kepentingan ASEAN atas perdamaian di Semenanjung Korea dan upaya yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut.

        Sementara itu, Dr Simon Mason, peneliti senior dan Kepala Mediation Support Team di CSS, membahas upaya penyelesaian krisis Semenanjung Korea dari sudut pandang upaya dan hambatan negosiasi yang dilakukan selama ini dan strategi untuk mencapai "win win solution" bagi para pihak yang terlibat dalam isu tersebut. Peter Faber, Kepala ISN, bertindak sebagai moderator pada seminar ini.

       Seminar dihadiri oleh civitas akademika Swiss, perwakilan pemerintah Swiss dan wakil dari Kedutaan Besar Korea Selatan di Bern.  Dalam kesempatan ini, KBRI telah pula menggali kemungkinan kerja sama antara ISN dengan lembaga think tank Pacivist dan CEACOS.

       Kepala ISN Peter Faber menyambut baik kemitraan antara ISN dengan lembaga akademis dan think tank di Indonesia. Melalui upaya ini, diharapkan Asia, khususnya Indonesia lebih dikenal oleh masyarakat Swiss, di bidang kebijakan luar negerinya.

       Pemikiran dan pandangan para pakar Indonesia kiranya dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat global dalam menghadapi isu-isu yang menjadi perhatian dan kepentingan bersama masyarakat dunia.

        ISN-CSS didirikan tahun 1994 dengan misi memfasilitasi dialog maupun kerja sama di bidang terkait keamanan internasional dalam suatu jaringan organisasi, pelaku, maupun pakar di bidang hubungan internasional.

        Selain itu, badan ini juga memberikan layanan informasi terbuka dalam bentuk digital bagi pelaku maupun pemerhati isu-isu hubungan internasional maupun keamanan internasional.  ***1*** (ZG)
(T.H-ZG/C/S023/S023) 13-12-2012 08:57:14

Tidak ada komentar: