Sabtu, 22 Desember 2012

RUMAH BUDAYA

PPI DUNIA INGIN DILIBATKAN DALAM PEMBENTUKAN RUMAH BUDAYA

          London, 22/12 (ANTARA) -  PPI Dunia yang tengah melaksanakan Simposium Internasional (SI) PPI Dunia 2012 ingin dilibatkan dalam pembentukan Rumah Budaya yang diungkapkan sejumlah perwakilan PPI dari berbagai negara dalam pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di New Delhi.

          Simposium Internasional PPI Dunia 2012 berlangsung dari tanggal 18 Desember hingga 22 Desember 2012, di New Delhi diikuti 23   perwakilan PPI  dari berbagai negara, demikian Syufra Malina, dari Media Center di Simposium Internasional PPI Dunia di New Delhi kepada ANTARA London, Jumat.

           Diskusi dan makan pagi yang mengikuti protokoler KBRI berlangsung dengan santai. Begitu kesan beberapa mahasiswa yang turut serta dalam pertemuan tersebut.  Stevan Chondro, ketua PPI India juga membenarkan hal itu.

         "Presiden sangat terbuka akan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan terbuka dan santai," ujar mahasiswa jurusan Ekonomi, Delhi University, asal Yogyakarta ini.

         Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Dr. H. Mohammad Nuh, DEA , pada kesempatan tersebut memaparkan kondisi keseluruhan pendidikan Indonesia yang kualitasnya berada di level yang rendah, bahkan dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

       Proyeksi pendidikan Indonesia nantinya akan diarahkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Dan untuk mendukung pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri, Kemendiknas dalam waktu dekat akan membuka Rumah Budaya sesuai dengan program Kemendiknas. Untuk hal ini PPI Dunia meminta diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembentukan Rumah Budaya nantinya.

         Kemendikas juga berencana untuk membentuk Atase Pendidikan di Singapura dan Korea Selatan. Rumah Budaya merupakan konsep ditujukan menjadi wadah pertemuan pelajar Indonesia di luar negeri, sehingga mereka memiliki tempat untuk berorganisasi, beraktifitas, dan diharapkan bisa mempromosikan budaya Indonesia di negara mereka belajar.

                             Kerjasama dengan MITI


       Sementara itu Dr. Warsito P. Taruno, dari Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI) memaparkan tentang konsep Techno-preneurship untuk menyerap tenaga kerja yang dapat menyokong ekonomi nasional pada sesi terakhir hari pertama Simposium Internasional PPI Dunia 2012.

          Konsep yang sama juga merupakan bahasan PPI Dunia dalam topik Pengembangan Teknologi dan Sains, sehingga dengan kesamaan itu PPI Dunia dan MITI menandatangani memo kesepakatan, yang secara garis besar sepakat mengembangkan teknologi yang memiliki nilai jual ekonomis.

         Ketua PPI Dunia, Zulham Effendi mengatakan bahwa "kesepakatan ini merupakan langkah besar untuk PPI Dunia, karena MITI merupakan komunitas ilmuwan yang memiliki jaringan pengembangan teknologi yang luas".

        Detil dan spesifik kesepakatan dalam MoU memang belum dijelaskan. MITI sendiri adalah komunitas independen ilmuwan dan peneliti Indonesia yang sebelumnya merupakan bagian dari Kementrian Riset dan Teknologi.

        Kesepakatan ini adalah langkah konkrit PPI Dunia, bukti nyata dari ide dan aspirasi PPI Dunia untuk berkontribusi kepada Indonesia. Diharapkan bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi berbagai organisasi pelajar dan pemuda di Indonesia.    (ZG/b))
(T.H-ZG/B/F001/F001) 22-12-2012 11:56:16

Tidak ada komentar: