Kamis, 24 April 2014

UNDIP


DELEGASI UNDIP KE SIMULASI PBB BANGUN JARINGAN

     Oleh Zeynita Gibbons
    London, 18/4 (Antara) - Delegasi mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang yang mengikuti simulasi sidang PBB "London International Model United Nations" (LIMUN) yang diadakan setiap tahun di London, memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membangun jaringan global.

         Model United Nations menjadi ajang kompetisi kelas internasional untuk kalangan pelajar SMA hingga mahasiswa, ujar ketua delegasi mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang untuk LIMUN angkatan ke-4, Irfan Rahdian kepada Antara London, Jumat.

         Selama tiga minggu di London, delegasi Undip itu tidak hanya belajar banyak hal tentang negara maju, arsitektur klasik Eropa, dan penulis-penulis negeri Ratu Elizabeth, namun juga mempertemukan mereka dengan beragam profil dan latar belakang.

         Irfan Rahdian, mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undip mengungkapkan rasa senangnya dipercaya menjadi ketua delegasi dalam pertemuan yang diikuti mahasiswa dari berbagai negara itu.

         "Saya senang sekali, kami dipisahkan ke komite berbeda-beda saat sidang, supaya bisa membangun awal pertemanan dengan pelajar-pelajar asing," ungkapnya.

         Menurut Irfan Rahdian, peserta LIMUN juga belajar banyak dari mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang ada di Inggris. "Orang-orang seperti mereka sangat menginspirasi kami untuk bermimpi lebih besar dan berjuang lebih keras," ucapnya.

         Selama di London, pertemuan dengan Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya, Teuku Mohammad Hamzah Thayeb, juga dinilai sangat berkesan, karena tidak ada protokoler khusus. Delegasi datang dan berbincang santai dengan Dubes. "KBRI merupakan rumah untuk semua orang Indonesia," ucap Dubes Hamzah.

         Menurut Dubes, kegiatan London International Model United Nations merupakan arena yang bagus untuk membangun pertemanan yang bisa tumbuh, karena relasi global sangat penting.

         Irfan yang ditempatkan di komite Dewan Keamanan PBB berpasangan dengan Daniel Castillo, mahasiswa asal Univesidad Carlos III de Madrid, Spanyol, mengakui mengikuti acara itu merupakan kesempatan yang sangat bagus.

         Dikatakanmya Model United Nations merupakan kompetisi dan kegiatan akademis yang dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswa dari seluruh dunia yang memiliki pola pikir sangat kritis. Hal ini bisa dijadikan sebagai tolok ukur kemampuan diri sendiri dan menjadi tempat yang bagus untuk belajar.

         Peserta lain mengungkapkan banyak hal yang mereka dapatkan, seperti memperdebatkan bantuan makanan, memperjuangkan hak anggota militer wanita, hingga membuat standardisasi pendidikan di negara-negara dengan konflik. Hal-hal terkait masalah ini diakui delegasi membangun rasa kemanusiaan untuk menjadi generasi yang lebih baik.

         Diharapkananya hal-hal yang diplejari bisa diceritakan dan disampaikan kepada rekan rekan mereka di tanah air. Semakin banyak generasi muda yang mau belajar untuk membangun Indonesia agar menjadi lebih baik.

         Keberagaman budaya lebur menjadi satu dalam suatu kegiatan bersifat diplomatis seperti Model United Nations, menyadarkan pemuda tentang masalah dunia yang sedang terjadi, ujarnya.

         Generasi muda membangun hubungan antarnegara tanpa latar belakang politik, kepentingan ekonomi, dan kepentingan-kepentingan lainnya, saling belajar dan mengajar, serta meningkatkan toleransi. ***3***
(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 18-04-2014 23:20:38

Tidak ada komentar: