Selasa, 30 September 2014

IRLANDIA

INDONESIA PROMOSI KOPI INDIKASI GEOGRAFIS KE EROPA

          London, 16/9 (Antara) - Indonesia memperkenalkan kopi Arabika dari berbagai daerah seperti kopi Gayo dari Aceh, Jawa Barat, Bali, Jawa Timur, NTT, dan kopi Arabika dari Sulawesi Selatan di Festival kopi Dublin Coffee and Tea Festival yang diadakan  di Dublin, Irlandia dari tanggal 12 sampai 14 September .

   
 
Festival digelar oleh Specialty Coffee Association Europe (SCAE) dan Irish Food Service Suppliers Alliance (IFSA), diikuti  sekitar 70 pengusaha Eropa, roasters, outlet dan distributor, komunitas pecinta kopi, coffee bloggers, barista dan produsen mesin kopi  dihadiri  sekitar 5000 pengunjung, demikian Sekretaris Tiga KBRI Brusel, Ernesto Simanungkalit kepada Antara London, Selasa.

   
 
Partisipasi   Indonesia dalam festival dengan membentuk Stand ¿Indonesian Specialty Coffee¿ didukung  KBRI Brussel, Kementerian Perindustrian dan  Pertanian, Pemerintah Kabupaten Bener Meria, Aceh,  Toraja Utara, Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten Ngada, NTT, serta Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), dan  KBRI London.

   
 
Selain sebagai ajang perkenalan kopi bersertifikat indikasi geografis, festival ini juga memberikan kesempatan bagi petani Indonesia untuk bertemu langsung dengan calon konsumen di Eropa umumnya dan Irlandia khususnya

Penanggungjawab kegiatan SCAR Brew School, Julia Murray menyatakan  kopi Indonesia memperoleh penilaian `great coffee, strong and balance in many flavours, new to the brewing school¿.

   
 
Indonesia  memiliki Indikasi Geografis terbanyak di dunia, memperkenalkan kopi bersertifikasi Indikasi Geografis kepada pecinta kopi dari seluruh Eropa pada Dublin Coffee and Tea Festival.

   
 
Dubes RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Arif Havas Oegroseno, pada forum People¿s Stage yang menghadirkan pembicara antara lain dari SCAE dan FairTrade, menyampaikan: ¿Indonesia adalah produsen kopi terbesar ketiga di dunia memiliki karakteristik wilayah penanaman kopi diatas tanah vulkanik, ketinggian di atas 1200 m dpl.

   
 
Kombinasi tanaman (kopi dengan tanaman lain), iklim dan warisan budaya yang berbeda dan  dilindungi dengan sertifikasi indikasi geografis. Kopi Gayo, berbeda rasa dan pola penanaman dengan kopi Kintamani, Java Preanger ataupun Java Ijen Raung, namun kualitasnya sama-sama diatas rata-rata karena telah dilindungi dengan sertifikasi indikasi geografis.

   
   
Saat ini Indonesia dan Uni Eropa  melakukan beberapa kali pertemuan baik pada tingkat Menteri maupun teknis untuk membahas Perjanjian Indikasi Geografis. Melalui kesepakatan tersebut, kedua pihak akan membuat suatu sistem pengakuan khusus sehingga pendaftaran produk Indikasi Geografis tidak perlu dilakukan satu per satu.

   
   
Petani dan perwakilan MPIG Gayo, Java Preanger, Toraja, dan Bajawa  tampil di forum People¿s Stage dan berbagi pengalaman serta passion  dalam menaman, merawat dan mengolah kopi sesuai kondisi tanah, iklim, ketinggian dan budaya masing-masing.

   
   
Kopi bersertifikasi indikasi geografis pada festival ini juga dijadikan materi untuk SCAE Brew School dimana para brewers menyajikan kopi tersebut dengan beberapa alat brewing yang berbeda dan memberi kesempatan pada para pengunjung untuk mencoba serta memberikan komentar mereka.

   
   
Selain sebagai ajang perkenalan kopi bersertifikat indikasi geografis, festival ini juga memberikan kesempatan bagi petani Indonesia untuk bertemu langsung dengan calon konsumen di Eropa umumnya dan Irlandia.

   
 
Dubes RI Arif Havas Oegroseno mengajak para petani untuk bertemu dengan perusahaan kopi terkemuka Irlandia seperti Bewleys dan Java Republic dan mengenalkan langsung cita rasa kopi masing-masing daerah.

   
   
Stand ¿Indonesian Specialty Coffee¿  dikunjungi 400-500 pengunjung yang memberikan penilaian sangat positif terhadap kopi yang disajikan di stand serta antusias menyambut kehadiran kopi bersertfikasi indikasi geografis Indonesia di pasar Irlandia dan Eropa.

   
   
Stand Indonesian juga mendapat perhatian dari kalangan media baik radio maupun media cetak serta coffee bloggers yang secara antusias melakukan wawancara terhadap Dubes RI Arif Havas Oegroseno serta para petani dan perwakilan MPIG.

   
   
Keikutsertaan Indonesia ini membuka jalan untuk partisipasi Indonesia pada World of Coffee yang akan diselenggarakan oleh SCAE pada tahun 2016 di Dublin, Irlandia dan rencana kunjungan industri kopi Eropa ke Indonesia. (ZG)
(T.H-ZG/B/M. Taufik/M. Taufik) 16-09-2014 17:27:08

Tidak ada komentar: