Selasa, 30 September 2014

SYARIAH

ANTISIPASI RESIKONYA KEUANGAN SYARIAH JADI PERHATIAN

           London, 20/9 (Antara) -   Islamic Development Bank (IDB)  menggelar konferensi tingkat internasional yang khusus membahas permasalahan risiko perbankan syariah dan keuangan syariah secara umum.

        Konferensi yang diadakan di tempat kegemilangan Dinasti Ottoman, Istanbul, Turki ini adalah kali keenam selama dua belas tahun terakhir mendapat perhatian dari peserta  yang hadir, demikian Murniati Mukhlisin, mahasiswi S3 di University of Glasgow, Skotlandia, Inggris/Penerima Beasiswa Diktis, Kementerian Agama Republik Indonesia yang menjadi salah satu pembicara kepada Antara London, Sabtu.

          Dikatakannya  tema umum yang diangkat tahun ini adalah "Risk Management, Regulation and Supervision" mencakupi beberapa sub tema yaitu Basel 3 and Islamic Finance, Overarching issues in Risk Management, Regulation an Supervisio, Risk management instruments and modelling in risk analysis, Pricing and risk quantification, Factors influencing risk management in Islamic banking, Recent findings and thoughts in risk management.

          Dalam konferensi  Indonesia diwakili  Bank Indonesia dan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia,  Murniati Mukhlisin, kandidat doctor bidang Akuntansi Islam dari University of Glasgow, Scotland, United Kingdom, yang mewakili Tazkia  membentangkan risetnya mengenai kinerja arsitektur keuangan syariah internasional dan dampaknya terhadap standardisasi laporan keuangan syariah.

          Menurut Murniati Mukhlisin,, Institusi seperti zakat dan wakaf pun belum disejajarkan peranannya padahal Lembaga Keuangan Syariah (LKS)   untuk itu perlu bersinergi dengan baik dan cetak biru yang memetakan semuanya serta menggambarkan perencanaan arsitektur ini ke depannya.

          Menurut Murniati, ada beberapa temuan mengenai institusi di bawah arsitektur keuangan syariah internasional saat ini yaitu kurangnya komunikasi, kerja sama, dan tingginya ego masing ¿ masing institusi. ¿Institusi seperti Zakat dan Wakaf pun belum disejajarkan peranannya padahal LKS perlu bersinergi dengan baik," ujarnya.

         Jika ini dibuat dan dilaksanakan, diharapkan  dapat memitigasi berbagai macam resiko apalagi jika standardisasi laporan keuangan bagi lembaga keuangan syariah di dunia ini dapat segera dirampungkan, untuk dijadikan rujukan jelas bagi segenap institusi keuangan syariah yang ada¿ ujar Murniati.

         Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (AKSI) sudah dicetuskan Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia sejak tahun 2008 yang lalu hingga saat ini masih dalam pipeline.

         Seiring berjalan, saat ini Bappenas sedang mengadakan survei untuk mempelajari permasalahan yang dihadapi oleh industri keuangan syariah yang kelak akan digunakan sebagai masukan pembuatan arsitektur tersebut.

        Sementara itu, Dr. Yulizar Djamaluddin Sanrego, M.Ec yang juga mewakili Tazkia mengangkat isu tentang sekuritas Repo Syariah sebagai solusi bagi manajemen likuiditas bank syariah. Menurutnya beberapa studi menunjukan bahwa sekuritas jenis ini sesuai dengan prinsip syariah, namun perlu dibuat kajian yang lebih mendetail lagi. ***2***
(ZG/o001)
(T.H-ZG/B/O. Tamindael/O. Tamindael) 20-09-2014 08:47:58

Tidak ada komentar: