Selasa, 30 September 2014

PENGHARGAAN

London, 25/9 (Antara) - Indonesia menerima penghargaan tertinggi (Outstanding Achievement Award) dari International Atomic Energi Agency, Food and Agriculture Organisation (IAEA/FAO) atas keberhasilan dalam riset dan pemanfaatan iptek nuklir untuk pemuliaan tanaman pangan.

         Riset yang dilakukan Pusat Aplikasi Isotopes dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mendapat penghargaan dalam rangka peringatan 50 tahun didirikannya Joint FAO/IAEA Division of Nuclear Technique in Food and Agriculture (NAFA), di sela-sela Konferensi Umum IAEA ke-58 di markas IAEA, Wina, Austria.

         Counsellor KBRI/PTRI Wina, Dody Kusumonegoro kepada Antara London, Kamis mengatakan, penghargaan tersebut diserahkan langsung  Direktur Jenderal IAEA,  Yukiya Amano, kepada Dubes  Rachmat Budiman, disaksikan Kepala BATAN, Djarot Wisnubroto.

         Dirjen IAEA  menyampaikan  iptek nuklir telah memberikan kontribusi penting dalam mendukung penyediaan dan keamanan pangan, khususnya di negara-negara berkembang.

         Pemanfaatan iptek nuklir untuk pemuliaan tanaman memungkinkan petani memperoleh benih tanaman pangan, seperti padi, kedelai, dan gandum unggul yang lebih tahan hama, berproduktivitas tinggi dengan umur panen yang lebih pendek serta dapat beradaptasi dengan baik terhadap  dampak perubahan iklim.

         Dirjen IAEA menyampaikan hasil iptek nuklir ini mendapat penerimaan sangat baik dari petani di berbagai negara. Keberhasilan ini merupakan salah satu contoh sukses difusi teknologi modern terhadap masyarakat agraris tanpa mengganggu kearifan lokal dan budaya pertanian yang sudah berjalan puluhan tahun di berbagai negara.

         Dalam pengamatannya masyarakat petani sangatlah arif dan bersahabat dengan lingkungan, mereka menginginkan teknologi yang ramah terhadap  alam dan lingkungan.

         Berbagai tanaman pangan yang  dimuliakan dengan tekonologi nuklir atau yang biasa disebut  mutan radiasi tersebut  diterima dan dimanfaatkan petani secara luas di berbagai negara.

         Sementara itu Dubes Rachmat Budiman mengatakan sejak 2012, melalui Program Kerjasama Teknik IAEA, Indonesia  membantu sejumlah negara sahabat dalam pengembangan kapasitas di bidang aplikasi teknologi nuklir di bidang pangan dan pertanian, kesehatan, dan industri.

         Hal ini merupakan wujud dukungan Indonesia terhadap program internasional Peaceful Uses Inititiative (pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai) sekaligus mendukung Program Kerjasama Selatan - Selatan (Technical Cooperation among Developing Countries - TCDC).

         Melalui program ini Indonesia memberikan bantuan tenaga ahli serta menerima trainee dari sejumlah negara, seperti Yordania, Myanmar, Laos dan Kamboja, untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan di fasilitas riset BATAN dan beberapa lembaga riset lainnya.

         Dubes mengatakan  penghargaan dan pengakuan dunia internasional tersebut diharapkan dapat meningkatkan gairah peneliti Indonesia untuk terus berkarya memberikan hasil-hasil nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

         Diharapkan hasil-hasil riset berdampak nyata meningkatkan kepercayaan publik terhadap kemampuan sumber daya manusia Indonesia dalam mengelola, mengembangkan, dan memanfaatkan teknologi nuklir secara aman, termasuk pemanfaatan energi nuklir untuk pembangkit listrik.

       
    Mutasi radiasi
    Sementara itu, Kepala BATAN, Djarot Wisnubroto, mengatakan  BATAN telah melakukan penelitian dan pemanfaatan iptek nuklir untuk pemuliaan tanaman sejak 1970-an.

         Teknologi mutasi radiasi tersebut telah digunakan untuk menciptakan tanaman unggul, yaitu varietas tanaman yang lebih tahan hama, produktivitas tinggi, umur panen pendek, serta dapat tumbuh baik di lahan yang marginal. Sejauh ini teknologi mutasi radiasi telah digunakan untuk memuliakan sejumlah tanaman pangan, seperti padi, kedelai, sorghum dan gandum.
    Untuk tanaman padi, BATAN telah menghasilkan lebih dari 20 varietas unggul, dengan potensi panen di atas 7 ton/ha. Benih padi BATAN tersebut telah dimanfaatkan petani di hampir seluruh propinsi di Indonesia dan berkontribusi sekitar 10 persen terhadap cadangan benih nasional.

         BATAN juga mendukung dan memberikan bantuan teknis terhadap sejumlah usaha kecil dan menengah untuk menjadi sentra-sentra produksi benih padi unggul yang bibit induknya diberikan oleh BATAN. Melalui program ini, BATAN mendukung program pemerintah dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan.

    (ZG)
(T.H-ZG/C/S. Suryatie/S. Suryatie) 25-09-2014 05:59:34

Tidak ada komentar: