Minggu, 07 Oktober 2018

SWEDIA


GAMELAN AWALI KONSER MUSIK KLASIK DEBUSSY DI SWEDIA  
Oleh Zeynita Gibbons
London,25/9 (Antara) - Tembang "Aja Lamis" dimainkan kelompok Gamelan Suka Rencana di Swedia akan membuka konser musik klasik yang khusus membawakan karya-karya Claude Debussy, musisisi kelahiran Perancis yang meninggal tahun 1918.

Ketua Panitia peringatan 100 tahun meninggalnya Claude Debussy, Stefan Bojsten, dalam keterangannya kepada Antara London, Selasa menyebutkan rencana acara itu akan diwujudkan dalam pementasan musik klasik asal Perancis tersebut di Gedung Eric Ericsonhallen, pada 30 September 2018.

Puluhan musisi Eropa khususnya dari Nordik akan memainkan karya Debussy (1862-1918). Sedangkan musisi yang akan memainkan gamelan terdiri dari 12 orang yang kebanyakan adalah warga Swedia.

Ketertarikan masyarakat Swedia akan musik tradisional ini disampaikan oleh Urban Wahlstedt pimpinan rombongan musik Suka Rencana.

Profesor Stefan (82) selaku produser program Piano Visions piano series ini menyatakan pemilihan gamelan adalah sangat tepat mengingat semasa hidupnya Debussy terinspirasi dengan musik tradisional Jawa.

"Kami sebagai penggemar musik gamelan bertujuan untuk melihat kembali gema peradaban gamelan dan sekaligus ingin mendalami mengapa Debussy menyukai gamelan Professor Stefan yang saat ini aktif mengajar di Royal College of Music di Stockholm ini.  
Sementara itu Urban Wahlstedt, seorang dalang wayang kulit berbahasa Swedia dan penabuh demung ini mengakui mendapatkan kedamaian ketika memainkan instrument tradisional Jawa.  
Untuk acara peringatan tersebut, Urban dan kelompok music bernama Suka Rencana telah mempersiapkan lagu "Aja Lamis" ciptaan almarhum Ki Narto Sabdo untuk dipentaskan.

Menurut Professor Stefan Bojsten salah satu gending gamelan yang mempengaruhi musik Debussy terdapat pada karya "Pagoda".

Dubes RI untuk Swedia Bagas Hapsoro menyatakan acara ini diharapkan menjadi bagian media untuk menyapa peradaban dalam ruang dan waktu tak terbatas.

"Kita patut berbangga bahwa kesenian tradisional kita juga dihormati di negeri orang. Oleh karena itu patut kita lestarikan," kata Bagas.

Selain mengiringi wayang kulit dengan dalang Urban Wahlstedt Kelompok Gamelan ini pernah beberapa kali mempertunjukkan kebolehannya di depan umum. Terakhir di ajang Pesta Rakyat tanggal 18 Agustus 2018 saat merayakan HUT RI ke-73.(ZG)***4***



(T.H-ZG/B/Subagyo/C/Subagyo) 25-09-2018 22:25:32



Sent from Yahoo Mail for iPhone

Tidak ada komentar: