Jumat, 19 Oktober 2018

SWISS


DUBES: COKELAT PERLU DIANGKAT SEJAJAR DENGAN KOPI 
Oleh Zeynita Gibbons

London,10/10 (Antara) - Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Muliaman Hadad mengatakan Indonesia perlu mengangkat cokelat sejajar dengan kopi, dan berinovasi untuk menghasilkan cokelat berkelas dunia dengan menjadikan komoditas itu sebagai bagian dari gaya hidup. 
Hal itu diungkapkan Dubes Muliaman Hadad saat berkunjung ke pabrik pembuat cokelat "Chocolatier" yang terletak di Swiss Central, demikian kata Sekretaris Kepala Perwakilan RI KBRI Bern, Budiman Wiriakusumah, kepada Antara London, Rabu.

Dalam kunjungan yang dilakukan Selasa ke Aeschbach Chocolatier, sebuah perusahaan keluarga berdiri sejak 1972 menggunakan kakao dari Sumatera itu, Dubes mendapat penjelasan dari kurator Chocolate World Maria-Rosadi kota Root, tidak jauh dari Luzern.

Maria menjelaskan mulai dari proses pengeringan biji kakao sampai menghasilkan cokelat yang siap diolah menjadi produk akhir yang siap dipasarkan, dan kemudian mendapatkan pengakuan sebagai Swiss Cultural Heritage.

Dubes mendapat penjelasan tentang sejarah kakao Sumatera sampai di Swiss pada sekitar abad ke-17 dan kemudian kakao yang rasanya pahit digunakan sebagai obat menjadi produk cokelat digemari konsumen dengan menghilangkan rasa pahit.

Bahkan cokelat juga terbukti sebagai makanan anti depresi dan siapa yang mengkonsumsinya dapat menimbulkan rasa bahagia .

Saat berkunjung ke Max Chocolatier, UKM yang terletak di tengah Kota Luzern ini boleh dibilang menghasilkan cokelat "Haute-Couture". 
Dubes mendapat penjelasan dari Pascale yang memperkenalkan berbagai citra rasa cokelat hasil olahan butiknya. 
Dikatakannya kakao Indonesia digunakan berasal dari Jawa mengingat kandungan tanah yang di kelilingi gunung masih aktif, menghasilkan biji kakao yang mempunyai ciri khas sendiri.

Pascale mengingatkan untuk melumerkan cokelat di dalam mulut sebelum menelannya, dengan demikian lidah kita dapat merasakan berbagai variasi rasa cokelat.

Diakhir kunjungan Muliaman didampingi Presiden International Management Institute-Luzern Mr Heinz Buerki, dan delegasi dari KBRI Bern mendapatkan kesempatan membuat cokelat yang bercitra rasa Indonesia dengan membubuhkan cabai.

Swiss dikenal penghasil cokelat ternama seperti Lindt, Cailler, Sprüngli, Toblerone, dan bahkan menggunakan puncak Matterhorn sebagai ikon.

"Bagaimana mungkin Swiss, negara kecil yang tidak mempunyai sumber alam, perkebunan kakao, dapat memproduksi cokelat yang berkualitas tinggi, bahkan digemari di seluruh dunia. Indonesia perlu banyak belajar," kata Budiman Wiriakusumah. ***3***

(T.H-ZG/B/R. Fardaniah/C/R. Fardaniah) 10-10-2018 07:26:54



Sent from Yahoo Mail for iPhone

Tidak ada komentar: