Selasa, 19 Maret 2013

PPI MAROKO



PPI MERIAHKAN PAGELARAN SENI DI MAROKO

     Oleh Zeynita Gibbons

   London, 18/3 (Antara) - Pelajar yang tergabung di dalam organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia ( PPI ) Maroko berpartisipasi dalam  pagelaran seni dan budaya khas Indonesia di auditorium Universitas Hassan II Casablanca, Maroko.

        Pagelaran seni budaya diadakan bekerja sama dengan Universitas Hassan II Casablanca dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Rabat, demikian Koordinator Departemen Media Informasi PPI Maroko Kusnadi El-Ghezwa kepada Antara London, Senin.

        Pangelaran seni dan budaya yang ditampilkan adalah musik rebana, tari saman, tari payung, tari merak, dan pencak silat yang ditampilkan PPI Maroko berkolaborasi dengan para pelajar STAINU Jakarta di Maroko.

        Para pelajar di Universitas Hassan II Casablanca juga ikut unjuk gigi dengan menampilkan fashion show batik khas Indonesia. Para pengunjung sangat  apresiatif tatkala disuguhi aneka masakan tradisional khas Indonesia.

        Pagelaran budaya bertujuan mempererat hubungan antara Maroko dan Indonesia dalam berbagai bidang, seperti bidang politik, keilmuan, budaya, peradaban, dan ekonomi.

        Sebelumnya, Duta Besar  Republik Indonesia untuk Kerajaan Maroko H. Tosari Widjaja menjelaskan mengenai Indonesia secara global dan hubungan bilateral  yang terjalin antara Maroko dan Indonesia.

        Nizar Presto salah satu pelajar STAINU yang menghadiri acara ini mengatakan acara dilanjutkan dengan seminar bersama Prof.Dr. Mariam Ait Ahmed selaku Presiden Asosiasi Persaudaraan Maroko-Indonesia dengan tema Indonesia dan Maroko pada masa depan dalam membangun jembatan peradaban.

        Sementara itu, Prof.Dr. Mariam Ait Ahmed dalam penjelasannya mengatakan bahwa hubungan yang terjalin antara Maroko dan Indonesia sebetulnya sudah sejak lama sekali, mulai dari zamanya Ibnu Batutoh sang petualang ulung dari kota Tangeir-Maroko, Syekh Maulana Malik Ibrahim, Imam Bonjol yang mengganti namanya karena bertujuan supaya bisa lebih dekat dengan orang Indonesia.

        Masih banyak lagi ulama-ulama Maroko yang menyebarkan Islam di tanah Indonesia. Begitu juga, ketika diadakannya Konfrensi Asia Afrika di Bandoeng," ujar Prof.Dr. Mariam Ait Ahmed.

        Dikatakan, ketika berkunjung ke Indonesia, dia sangat terpukau ketika mendengar suara azan  di Indonesia yang bersaut-sautan dan ketika mendengar masyarakat Indonesia membaca Alquran.

        "Saya pun berpikir kok bisa jumlah masyarakat yang sampai 297 juta, sekitar 90 persen darinya bisa masuk Islam secara damai tanpa perang," ujarnya.

        Ia juga merasa bangga ketika mengetahui ternyata kitab-kitab yang digunakan oleh kebanyakan pesantren di Indonesia di dalam mempelajari gramatikal bahasa Arab adalah karangan dari ulama Maroko.

        Seperti kitab Al-Jurmiyah yang dikarang oleh Muhammad bin Muhammad bin daud As-sonhaji, di sisi lain banyak juga pesantren yang mengamalkan kitab Dalailul Khairat yang dikarang oleh Syekh Sulaiman Jazuli dan tentunya masih banyak lagi kitab-kitab yang menjadi rujukan para santri Indonesia.

         Acara ini juga dihadiri staf KBRI Rabat, Rektor Universitas Hassan II, para pelajar Indonesia di Maroko, dan mahasiswa Universitas Hassan II Casablanca beserta warga setempat.

    ***4***
D.Dj. Kliwantoro
(T.H-ZG/B/D. Kliwantoro/D. Kliwantoro) 18-03-2013 19:00:38

Tidak ada komentar: