Jumat, 07 Oktober 2016

BELANDA

DIASPORA DORONG KERJASAMA EKONOMI RI-BELANDA
     Zeynita Gibbons
   London, 5/10 (Antara) - Banyaknya penduduk Belanda yang merupakan diaspora Indonesia merupakan aset penting untuk meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia-Belanda, termasuk mendorong ekspor produk Indonesia ke Eropa melalui Belanda serta menjaring penanaman modal dari negara itu ke Indonesia.
        Hal tersebut menjadi perhatian utama pada 1st Indonesian Diaspora Business Forum yang diselenggarakan KBRI Den Haag bekerjasama dengan Indonesian Diaspora Network (IDN) Cabang Belanda dan Indonesia Netherlands Youth Society (INYS), demikian Minister Counsellor Pensosbud KBRI Den Haag Belanda, Azis Nurwahyudi kepada Antara London, Selasa.
        Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti A. Wesaka Puja, dalam sambutannya kepada lebih dari 120 anggota IDN dan pengusaha Belanda menekankan peluang terbuka sangat luas bagi pebisnis Belanda di Indonesia mengingat performa ekonomi Indonesia yang mengesankan selama beberapa tahun ke belakang dengan pertumbuhan GDP sebesar 5,5 persen pada tahun 2015 dan nilai GDP berdasarkan purchasing power parity mencapai USD  satu trilyun menempatkan Indonesia dalam kelompok elit ¿1 trillion-Dollar Club¿ serta menjadi anggota G20.
        Dikatakannya Pemerintah Indonesia saat ini berupaya keras mewujudkan "Indonesia Inc." untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menekankan sinergi antara sektor pemerintah-bisnis-akademik (triple helix), meningkatkan daya saing ekonomi nasional serta dengan dorongan semangat menjadi yang terbaik.
        Dubes Puja menyampaikan hubungan bilateral RI-Belanda yang sangat baik dan berorientasi ke depan, ditandai dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Belanda April lalu dan rencana kunjungan Perdana Menteri Mark Rutte ke Indonesia bulan November mendatang. Ia menggambarkan hubungan RI-Belanda saat ini yang kaya dengan keterikatan sejarah tetapi juga berorientasi ke masa depan.   
   Wakil Ketua Komite Penanaman Modal Daerah dari KADIN, Reza Maspaitella, menyampaikan paparan mengenai update kebijakan untuk meningkatkan iklim penanaman modal di Indonesia dan peluang bisnis dan investasi bagi pengusaha Belanda.  
   Reza menekankan hubungan dan kerja sama yang baik di Belanda dapat menjadi sinergi strategis untuk menghubungkan tiga pilar triple helix di Indonesia, terutama melalui knowledge center. Diakui menghubungkan ketiga pilar memerlukan upaya yang sungguh-sungguh. Bagaikan lokomotif dengan rangkaian gerbong kereta, tidak mudah untuk menggerakkannya, namun apabila telah bergerak maka akan terus berjalan.

        Presiden IDN, Ebet Litaay, memaparkan mengenai IDN Belanda yang telah mengembangkan sembilan gugus tugas dari livable city, kuliner, budaya dan kepemudaan, kesehatan, imigrasi, pekerja migran, hingga bisnis. Melalui kesembilan gugus tugas ini, IDN Belanda berupaya memberikan kontribusi kepada pembangunan di Indonesia.
        Dilatakannya  IDN global akan menyelenggarakan Indonesian Diaspora Business Forum di Jakarta tanggal 10-11 Oktober mendatang sebelum Trade Expo Indonesia 2016. Ebet mengharapkan peserta dapat memanfaatkan kegiatan tersebut untuk menjalin bisnis di Indonesia.
        Sales executive Garuda Indonesia di Amsterdam, Wieteke Lebbink-Huijzer, menjelaskan perkembangan maskapai penerbangan nasional Indonesia yang memulai jalur penerbangan ke Belanda sejak 1965. Saat ini Garuda Indonesia menjadi satu-satunya maskapai penerbangan yang memiliki penerbangan non-stop Jakarta-Amsterdam.
        Wieteke menyampaikan Garuda Indonesia menjadi penerbangan bintang lima Skytrax. Di Belanda, Garuda Indonesia  meraih anugerah Passengger Airline of the Year pada tahun 2014 di Bandar Schiphol serta anugerah World Best Cabin Crew tiga tahun berturut-turut (2014-2016) dari Skytrax.
        Pembicara lainnya Eduard Rusdi, dari gugus tugas kuliner IDN menjelaskan upaya gugus tugasnya  mempromosikan kuliner Indonesia di Belanda dan di Eropa untuk mendorong branding kuliner Indonesia bersanding dengan kuliner asal negara lain di dunia.  
   Andhika Rutten dan Roel Lammers dari INYS memaparkan rencana INYS untuk melakukan kegiatan mendorong perusahaan start upteknologi informasi mengingat peluang yang terbuka luas untuk pertumbuhan bisnis teknologi informasi di Indonesia.

        Sementara itu Buce Ubro dari Yayasan Titane menjelaskan peran yayasannya mendukung gugus tugas Maluku di IDN di mana sejak 1998 yayasan tersebut membantu menyalurkan bantuan senilai EUR 3,5 juta untuk pembangunan sosial ekonomi di Maluku dan Maluku Utara. Program yang saat ini tengah dijalankan adalah pelatihan dan pemberdayaan koperasi untuk komoditas pala.
        Kegiatan yang berlangsung selama tiga jam tersebut diikuti dengan penuh antusiasme oleh  peserta hingga akhir acara. Salah seorang peserta yang bergerak di bidang investment broker menyatakan dirinya tertarik untuk mengetahui lebih banyak peluang penanaman modal yang tersedia di Indonesia. (ZG) ***4***
(T.H-ZG/B/B. Situmorang/B. Situmorang) 05-10-2016 15:04:51

Tidak ada komentar: