Minggu, 24 Januari 2010

WHO SETUJUI USULAN INDONESIA 28 JULI HARI HEPATITIS DUNIA

WHO SETUJUI USULAN INDONESIA 28 JULI HARI HEPATITIS DUNIA

London, 24/1 (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Sedunia WHO dalam sidang Badan Eksekutif WHO ke-126, menyetujui usulan delegasi Indonesia untuk menetapkan 28 Juli sebagai Hari Hepatitis Dunia
Dewan Eksekutif WHO menyetujui usulan Delegasi RI untuk menetapkan 28 Juli sebagai Hari Hepatitis Dunia dalam rangka membangun momentum memerangi hepatitis di setiap negara, kata Sekretaris Pertama PTRI Jenewa, Acep Somantri, kepada ANTARA London, Minggu.

Sidang Badan Eksekutif WHO ke-126, 23 Januari secara konsensus juga menyetujui rancangan resolusi atau keputusan usulan delegasi RI dan delegasi Brazil mengenai viral (virus) hepatitis yang telah diperdebatkan selama dua hari.

Dewan Eksekutif menilai penting resolusi tersebut untuk mendorong peningkatan kerjasama global dalam pencegahan dan penanganan penyakit hepatitis.

Menteri Kesehatan RI, Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, dalam pernyataan di hadapan Dewan Eksekutif WHO, menjelaskan pentingnya resolusi untuk membantu negara-negara berkembang guna meningkatkan kemampuan pencegahan dan penanganan penyakit hepatitis.

Resolusi dimaksudkan untuk mendorong pentingnya kerjasama dan bantuan teknik untuk survailans, serta akses dan harga vaksin hepatitis B yang terjangkau, dan akses universal terhadap pengobatan, khususnya di negara berkembang.

Dengan disahkannya resolusi/keputusan ini akan meningkatkan peran WHO dan mendorong semua negara melakukan pencegahan dan penanganan hepatitis, ujar Menkes.

Sementara itu anggota Delegasi RI, Dr. David H. Muljono, memperkirakan 500 juta manusia di dunia terinfeksi hepatitis B dan C, dan lebih dari 600 ribu orang di dunia meninggal akibat komplikasi dari hepatitis B dan C setiap tahunnya.

Data WHO menunjukkan bahwa dari berbagai penyebab kanker, lima sampai 10 persen disebabkan hepatitis B dan C. Dari seluruh carrier hepatitis B di dunia, sekitar 75 persen terdapat di wilayah Asia-Pasifik.

Dikatakannya di Indonesia sendiri, diperkirakan sekitar 10 persen merupakan carrier hepatitis B.

Menurut Dr. David H. Muljono, melihat data yang ada, tepatlah bila menjadikan hepatitis sebagai salah satu agenda kesehatan global. Pengobatan hepatitis B dan C, terutama yang mengalami komplikasi, membutuhkan biaya yang sangat mahal dan belum tentu memuaskan.

Usaha pencegahan termasuk imunisasi merupakan pilihan yang tepat dan karena merupakan salah satu strateginya dengan menetapkan Hari Hepatitis Dunia pada tanggal 28 Juli untuk membangun kepedulian masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan hepatitis, ujar Dr. David H. Muljono.

Tanggal tersebut diambil dari tanggal kelahiran Dr. Baruch S. Blumberg yang menemukan virus hepatitis B dan mengembangkan vaksin hepatitis B untuk pertama kalinya.

Atas penemuan tersebut, pada tahun 1976, Dr. Blumberg dianugerahi hadiah Nobel.


Diplomasi kesehatan

Wakil Tetap RI di Jenewa, Duta Besar Dian Triansyah Djani mengatakan keberhasilan Indonesia memperjuangkan resolusi tersebut menunjukkan pentingnya diplomasi kesehatan dalam mendorong pembangunan kesehatan nasional.

Khususnya pencegahan dan penanganan hepatitis secara nasional melalui peningkatan kerjasama dan dukungan kerjasama pada tingkat global.

Sidang Badam Eksekutif WHO ke-126 yang bersidang 18-23 Januari 2010 membahas berbagai isu kesehatan global dan manajemen WHO yang akan menjadi keputusan Sidang World Health Assembly ke-63 bulan Mei 2010.

Dewan Eksekutif WHO terdiri dari 34 negara, termasuk Indonesia, yang dipilih untuk membahas dan memberikan arah bagi pengambilan keputusan dan kebijakan mengenai penanganan kesehatan global dan manajemen WHO.

(U-ZG)
(T.H-ZG/B/E001/E001) 24-01-2010 15:24:26

Tidak ada komentar: