Sabtu, 02 Januari 2010

DUBES: HUBUNGAN RI-UNI EROPA MASUKI BABAK BARU

DUBES: HUBUNGAN RI-UNI EROPA MASUKI BABAK BARU

London, 1/1 (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa (UE), Nadjib Riphat Kesoema mengatakan pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barosso di Brussel, belum lama ini, merupakan tonggak baru hubungan Indonesia-Uni Eropa, pascaberlakuknya Traktat Lisabon.

Selain kunjungan presiden, juga ditandatangani payung kerja sama Indonesia-Uni Eropa (UE) dalam kerja sama Partnership Cooperation Agreement (PCA) RI-UE oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menlu Swedia Carl Bildt selaku Presiden Uni Eropa, ujar Minister Counsellor Pensosbud KBRI Brussel, PLE Priatna, kepada koresponden Antara London, Jumat.

Menurut PLE Priatna, dalam laporan akhir tahun Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa (UE), Nadjib Riphat Kesoema, mengungkapkan kaleidoskop capaian kegiatan KBRI Brussel di Belgia hingga bulan Desember 2009 di Kantor KBRI di Woluwe, Brussel.
Diakuinya potensi dan peluang kerja sama di banyak sektor tetap terbuka, memasuki tahapan baru di tahun 2010.

Karena itu, program kerja KBRI Brussel difokuskan dan disiapkan untuk memfasilitasi serta mempercepat realisasi tercapainya program prioritas di bidang politik, ekonomi, perdagangan, pariwisata, sosial-budaya hingga "people to people contact" dan peningkatan citra Indonesia, di tingkat akar rumput.

Indonesia dijadwalkan berpartisipasi sebagai "guest country" dalam pameran pariwisata internasional Charleroi Expo, Februari dilanjutkan dengan partisipasi Indonesia dalam Festival Budaya Etnik di kota Luksemburg, Maret 2010.

Partisipasi dalam rangka KTT ASEM ke-8, pameran budaya Passage to Asia bekerjasama dengan Museum Palais de Bozar di Kota Brussel, Juli hingga Oktober serta keikutsertaan dalam pameran dagang dan pariwisata Acenta Trade and Tourism Expo 2010, September mendatang di Kota Gent.

Babak baru kerjasama Indonesia-Uni Eropa mencapai puncak dengan berlangsungnya KTT ASEM ke-8 di Brussel, Oktober 2010 yang akan dihadiri Presiden RI pada KTT negara-negara utama di Eropa dan Asia tersebut.

KTT ASEM diharapkan menjadi forum kerjasama negara berkembang dan negara maju, di luar pertemuan G20 serta hasil-hasil kesepakatannya diharapkan dapat mempercepat kemajuan dan hasil KTT Perubahaan Iklim di Denmark, Desember 2009.

Pada 1 Januari 2010, Uni Eropa memberlakukan regulasi Dewan UE Illegal, Unreported and Uregulated Fishing (IUUF) bahwa impor ikan dan produk laut ke Uni Eropa harus hasil tangkapan legal.

Karena itu, semua produk ikan dan hasil laut harus disertifikasi (catch certification) dan dapat dilacak asal usulnya. Indonesia adalah negara ke-26 dari 54 negara yang menyampaikan notifikasinya ke Uni Eropa, November lalu, termasuk negara pengekspor ikan seperti China, Malaysia, Thailand, Taiwan dan juga Vietnam.

Di bidang perdagangan, ekspor nonmigas dari Indonesia ke UE diharapkan tetap tumbuh sebesar 10,4 persen pada tahun 2010, melebihi angka kumulatif total ekspor non migas 13,5 milyar Euro dan dari total perdagangan RI-UE sebesar 19,5 milyar Euro pada tahun 2009.
Neraca perdagangan RI ke UE tetap dalam posisi surplus, dengan nilai rata-rata mencapai 543 juta Euro setiap bulannya pada tahun 2009 atau dengan kata lain surplus di atas angka enam milyar Euro pertahun.

Kerjasama pariwisata, budaya dan people to people contact semakin meluas dengan rencana dibentuknya Pusat Kebudayaan Indonesia di Brussel, Februari 2010.

Pusat budaya
Minister Counsellor Pensosbud/Diplik KBRI Brussel juga menjelaskan akan dibentuknya Pusat Kebudayaan Indonesia yang pertama di jantung Uni Eropa ini.

Diharapkan akan menjadi embrio utama guna menggelar pusat pelatihan gamelan, tarian daerah, bahasa Indonesia, pengajaran membatik dan pengenalan masakan Indonesia bagi para siswa sekolah dan masyarakat Eropa di Belgia, yang dikelola KBRI Brussel.

Gagasan ini akan memperkuat hadirnya Taman Indonesia di Parc Paradisio-Belgia, seluas enam hektar yang akan menjadi "show case" permanen promosi Indonesia berupa taman yang mengetengahkan deretan Pura Bali sebesar ukuran sesungguhnya.

Selain itu, deretan rumah adat Timor, Toraja, Replika Borobudur dan Candi Prambanan serta hadirnya sepasang Gajah Sumatra hasil kerjasama program breeding loan RI-Belgia, mengukuhkan ikon keindonesiaan di Eropa ini, demikian PLE Priatna. ***5*** (U-ZG)
(T.H-ZG/B/S023/S023) 01-01-2010 18:08:24

Tidak ada komentar: