Selasa, 05 April 2016

QATAR

INDONESIA BERPARTISIPASI DALAM PAMERAN DIMDEX 2016 QATAR

          London, 1/4 (Antara) - Indonesia berpartisipasi dalam pameran ke-5 Doha International Maritime Defence & Conference (DIMDEX) yang dihadiri 58 negara dengan melibatkan 180 perusahaan lokal dan internasional di Doha, Qatar, 29 hingga 31 Maret.

         Pameran dibuka Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dihadiri Laksda TNI Herry Setianegara, Dubes RI Doha, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi, demikian PF Politik KBRI Doha, Boy Dharmawan kepada Antara London, Jumat.

        Dikatakannya delegasi TNI yang diundang DIMDEX antara lain Laksma TNI Rudwin Thalib (Pati Sahli KASAL), Kolonel Inf Drajad Brima Yoga (Athan KBRI Riyadh) dan Mayor Laut Dafris D. Syahruddin (Asathan KBRI Riyadh),
   Laksda TNI Herry Setianegara mengakui perkembangan Alusista pada Dimdex 2016 sangat menarik untuk dipantau, ujarnya ketika menghadiri pameran ke-5 Doha International Maritime Defence & Conference (DIMDEX) pada 29-31 Maret 2016.

        Dalam sambutannya, KASAL Qatar, Mayor Jenderal (laut), Mohamed bin Nasser Al Mohannadi mengatakan pelaksanaan Dimdex menunjukan upaya Qatar untuk menjadi pusat regional untuk bisnis, industri dan teknologi militer.

        Masing-masing negara memamerkan keunggulan teknologinya di bidang pertahanan maritim, seperti peralatan anti-pembajakan, penyelam dan operasi bawah air dan kendaraan, peralatan tempur maritim dan teknologi maritim dan penerbangan angkatan laut.

        Turut diperagakan jenis peluru kendali Patriot oleh AS dan Exocet yang dikenal ketika terjadi perang Malvinas. Rudal Patriot sudah dimiliki Qatar sejak 2014.

        Di sela-sela pameran, Qatar dan Prancis menandatangani kesepakatan senilai 6,7 Miliar Euro untuk pembelian 24 jet tempur Rafale. Qatar juga menandatangani 10 MoU guna memperkuat peralatan militer lainnya dengan nilai  satu milyar dolar AS.

        Menurut Dubes Sidehabi, meski wilayahnya relatif kecil namun Qatar menyadari besarnya pangsa produk militer di Timur Tengah. Pada 2013, kawasan regional termasuk negara-negara Teluk mengimpor peralatan militer terbanyak di dunia senilai 150 miliar dolar AS.

        Menurut mantan Irjen TNI ini, produk alusista Indonesia tidak kalah dibanding produk negara negara berkembang lainnya seperti produk Pakistan, Turki atau produk lainnya dari negara berkembang yang ditawarkan pada pameran.
   Mantan Dansesko TNI  mengharapkan Indonesia dapat berpartisipasi guna memasarkan produk militer Indonesia yang diproduksi PT. PINDAD, PT DI, PT PAL. Saat ini Indonesia  memasok berbagai produk pakaian militer di Timur Tengah termasuk Qatar. ***2***

(ZG(T.H-ZG/B/N. Hayat/N. Hayat) 01-04-2016 23:57:55

Tidak ada komentar: