Rabu, 14 September 2011

EVAKUASI TKI

KBRI TUNISIA EVAKUASI TKI DARI LIBYA

London, 14/9 (ANTARA) - Sebanyak enam dari sembilan warga Indonesia yang selama ini bekerja untuk keluarga mantan Perdana Menteri Libya Al-Baghdadi Ali Al-Mahmudi berhasil dievakuasi oleh tim dari KBRI Tunisia dari negara itu.

KBRI Tunisia dalam keterangan yang diterima ANTARA London, Rabu menyebutkan, pekerja Indonesia itu semula tinggal terpisah-pisah di beberapa rumah keluarga Al-Mahmudi.

Mereka kemudian dikumpulkan saat puncak konflik perebutan kota Tripoli di bulan Ramadhan ke rumah menantu Perdana Menteri yang tinggal di kawasan relatif lebih aman karena jauh dari kawasan pusat peperangan.

Dengan kedatangan sembilan tenaga kerja tersebut, KBRI Tunisia yang berkomitmen untuk terus berupaya mengevakuasi semua WNI yang masih berada di Libya. KBRI telah berhasil mengevakuasi 19 orang WNI dari Libya pasca jatuhnya rezim Qaddhafi dan direbutnya Tripoli oleh pasukan oposisi.

Pelacakan keberadaan WNI di Libya yang rata-rata adalah para TKW nonformal terus dilakukan. KBRI Tunisia mengimbau berbagai pihak yang mengetahui keberadaan WNI di Libya untuk dapat segera
menginformasikan kepada Kementerian Luar Negeri atau kepada KBRI Tunisia untuk dapat dilacak keberadaannya.

Kesembilan WNI yang berhasil dievakuasi dari Libya, yaitu Nani Tohani BT Sirad Sarya (26) dari Indramayu, Yati BT Arsim Mahli (22) dan Eti Herawati(33) dari Sukabumi, Jumi Binti Aswi (40) dari Tanggerang dan Siti Aisyah BT Salim Han (38) dari Sumbawa.

Selain itu, Robiatun Adawiyah BT Ahmad Matohir (23) dari Demak, Rukiyah BT Rastama(23) dari Indramayu, Daryati BT Nurudin (40) dan Wagini BT Jawadin (40) dari dari Purworejo, yang tiba di Tunis Selasa subuh.

Rombongan evakuasi bertolak dari KBRI Tripoli pada hari Senin, sekitar pukul 8.30 pagi waktu Libya atau pukul 7.30 pagi waktu Tunisia. Jalur antara Tripoli ke perbatasan Tunisia dilewati dengan lancar, walaupun masih banyak penjagaan di sepanjang jalur yang menghubungkan kota Tripoli dengan perbatasan Tunisia, namun mereka tidak mengalami pemeriksaan.

Di beberapa tempat, petugas keamanan memberikan isyarat agar mobil yang membawa rombongan melambatkan lajunya, namun segera dipersilahkan untuk melanjutkan perjalanan setelah mengetahui bahwa mobil tersebut mengangkut rombongan WNI yang akan dievakuasi ke Tunisia.

Meskipun perjalanan lancar, namun rombongan kemudian terhambat oleh antrian arus kendaraan di pintu perbatasan, yang panjangnya dapat mencapai tiga kilometer. Rombongan akhirnya dapat mencapai pintu perbatasan sekitar pukul 5.30 sore.

Proses di imigrasi mendapat beberapa kendala, terutama karena para TKW tidak memiliki kelengkapan surat-surat dan bahkan dua di antaranya tidak memiliki paspor atau surat perjalanan apapun.

Namun berkat hubungan baik yang telah diupayakan sejak beberapa waktu dengan otoritas perbatasan Libya yang baru saja di awal-awal bulan ini dipegang oleh pihak NTC, mereka dapat melewati pengurusan keimigrasian di pintu perbatasan Libya dengan lancar.

Berbeda dari evakuasi-evakuasi sebelumnya, pengurusan keimigrasian di pos perbatasan Tunsia mendapat lebih banyak kendala setelah pemerintah Tunisia menetapkan persyaratan baru bagi setiap pengungsi yang memasuki Tunisia dari Libya, berupa kewajiban memiliki tiket penerbangan dan menunjukkan tiket tersebut bersama dokumen perjalanannya saat hendak memasuki Tunisia.

Namun berkat koordinasi yang telah terjalin antara Tim Evakuasi KBRI Tunis dan otoritas perbatasan Tunisia, kendala ini dapat dinegosiasikan dengan baik sehingga kepada para TKW Indonesia dapat diberikan visa masuk ke wilayah Tunisia meskipun belum mempunyai tiket dan kelengkapan dokumen perjalanan lainnya.

Selain itu, rombongan evakuasi kali ini juga terhambat oleh antrian yang sangat panjang sehingga pengurusan memakan waktu yang cukup lama, meskipun berkat koordinasi yang telah diupayakan selama ini, rombongan tidak mengalami penantian yang sangat lama seperti yang dialami para pengungsi lainnya.

Rombongan kemudian meninggalkan kawasan perbatasan sekitar pukul 7 malam dan sampai di Wisma Duta di Tunisia menjelang pukul 5 pagi keesokan harinya, Selasa, 13 September 2011, di mana mereka disambut langsung oleh Dubes RI untuk Tunisia.

Sebagian dari para TKW tersebut telah dihubungi oleh Tim Evakuasi sebelum jatuhnya Tripoli ke tangan pasukan oposisi, sementara beberapa orang lainnya baru dapat dilacak seusai perang perebutan kota Tripoli yang berakhir dengan jatuhnya pemerintahan Qaddhafi. ***6*** (Tz/ZG)
(T.H-ZG/C/S023/S023) 14-09-2011 16:20:09

Tidak ada komentar: