Jumat, 17 April 2009

PERANGKO HILANGKAN SUARA

PERANGKO KURANG YANG MENGHILANGKAN SUARA

Oleh Zeynita Gibbons

London, 17/4 (ANTARA) - Banyaknya warga negara Indonesia yang tersebar di Kerajaan Inggris tidak dapat ikut serta dalam pesta demokrasi karena belum menerima surat suara.

Padahal menurut Ketua Umum PPLN Saharman Gea, surat suara jauh-jauh hari telah dikirimkan kepada seluruh calon pemilih yang tersebar di beberapa kota di Kerajaan Inggris.

Peristiwa itu membuat "Royal Mail" atau kantor pos Inggris sejak beberapa hari ini menjadi bahan pembicaraan. Perusahaan itulah yang dipercaya PPLN untuk melakukan pengiriman surat suara pada pemilihan umum bagi masyarakat Indonesia yang tidak bisa datang ke tempat pemungutan suara di KBRI London.

Namun sayangnya surat suara yang telah dikirimkan melalui pos dengan perangko "first class", garansi sampe di hari berikutnya, ternyata di daerah tertentu dinyatakan bahwa harga perangko kurang enam pence karena tebalnya surat suara.

Akibatnya ada sebagian masyarakat yang menerima surat suara harus mengambil ke kantor pos untuk membayar kekurangan plus tambahan sebesar satu poindsterling untuk "handling fee" yang berarti setiap surat suara dikenakan tagihan sebesar satu pound enam pence.

Bahkan ada yang belum menerima seperti yang dialami M. Muhtar Arifin Sholeh dari Sheffield. "Sampai Sabtu (11/4) siang, saya belum menerima surat suara dari kantor pos," ujarnya.

Pelaksanaan mengembalian surat suara untuk masyarakat Indonesia yang tersebar diberbagai kota di Kerajaan Inggris memang diperpanjang hingga tanggal 16 April.

Hal ini sehubungan dengan libur panjang Paskah yang dimulai dari tanggal 10-13 April yang merupakan hari libur di Inggris yang memungkinkan terlambatnya pengembalian surat suara kepada panitia, ujar Irma T. Kurniawan dari PPLN London.

Umumnya kantor pos di Inggris atau yang dikenal dengan Royal Mail, memberikan pelayanan yang sangat memuaskan dan bahkan bila pengirim surat dengan perangko "first class", bergambar Ratu Elizabeth warna coklat itu, biasanya surat sudah sampai keesokan harinya.
Bagaimanakan cara kerja Royal Mail di Inggris, Yopi Dewantoro yang bergabung dengan perusahaan Royal Mail sejak lima tahun lalu menceritakan pengalamannya.

"Royal Mail setiap hari melayani sekitar tujuh juta surat," ujar Yopi yang sejak tujuh tahun lalu menetap di Inggris.

Ia mengatakan Royal Mail terbagi dalam tiga sub Division dan mempunyai tugas masing-masing. Pertama "Parcel Force" bertugas melayani surat ataupun paket keluar dan ke dalam negeri.

Kedua "Post Office" atau kantor pos yang bertugas melayani masyarakat yang ingin mengirimkan surat atau paket, selain itu di kantor pos juga dijual alat alat pos dan bahkan juga menjual buku, cd, dan peralatan kantor.

Keberadaan kantor pos yang ada di setiap wilayah berfungsi tidak hanya melayani masyarakat yang mengirimkan surat dan paket tetapi juga pelayanan keuangan seperti pelayanan jasa asuransi, pembayaran kartu kredit maupun rekening listrik atau telepon serta pembuatan formulir paspor.
Selain itu kantor pos juga memberikan pelayanan tabungan, pembayaran uang pensiunan atau "jarow", tunjangan untuk pengangguran serta tunjangan untuk orang cacat, ujar ayah yang tiga anaknya tinggal di Indonesia.

Divisi ketiga Royal Mail bertugas mengoleksi surat dari "pilar boxs" untuk kemudian diseleksi dan didistribusikan.

Dengan perangko "first class" seharusnya surat yang dikirim akan diterima pada esok hari. "Prosentasenya mencapai 98 persen delivered," ujarnya.


Kotak pos merah
Yopi menceritakan proses perjalanan surat yang diterima di kantor pos atau kotak pos yang berwarna khas merah itu yang sering tampak menyolok di pingir jalan sampai ke tangan penerima dalam tempo sehari.

Royal Mail tempat Yopi bekerja mempunyai 130.000 pegawai aktif dan 30.000 pensiunan. Menurut Yopi, pada pukul 12.00 siang mobil van Royal Mail mengoleksi seluruh surat dari kantor pos dan kotak pos yang tersebar di jalan utama.

Setelah dikumpulkan seluruh surat diantar ke "mail centre". Di London terdapat sedikitnya tiga "mail centre", ujar Yopi yang sejak tahun 2003 bekerja full time sebagai tukang pos.

"Dalam sehari dilakukan tiga kali koleksi. Jam terakhir pengoleksian pada pukul 5.30-6.30 sore. Semua surat dan paket harus sudah masuk ke mail centre," ujarnya.

Surat yang datang lantas dituangkan ke dalam mesin untuk dipilah. Ada empat mesin yang tugasnya mensortir surat ukuran biasa dan ukuran folio. Untuk surat biasa langsung dicap oleh mesin dan keluar dengan rapi. Untuk surak berukuran folio dicap oleh petugas.

"Sementara yang terlewat juga akan dilakukan pencapan secara manual," ujar Yopi.
Proses kedua, surat yang sudah tersusun rapi dan sudah distempel dimasukkan lagi ke dalam mesin yang langsung memilah-milah menurut rute.

Di dalam mesin surat akan masuk melalui karet berjalan dibaca kode posnya oleh pemimdai. Mesin itu secara otomatis akan memilah surat berdasarkan rutenya.

Kecepatan pengecapan mesin yang dibuat Microsoft itu mencapai 1.000 surat permenit.

"Meskipun alamat berupa tulisan tangan, mesin itu mampu membacanya dengan ketepatan 95 persen," ujar Yopi yang datang ke Inggris setelah menempuh perjalanan dari Kalimantan, menyeberang di Sarawak Malaysia dan ke Korea yang akhirnya sampai di London.

Sementara yang tidak terbaca disisihkan diujung untuk diulang dan disortir pegawai lain melalui monitor. "Umumnya pegawai sudah hafal rute jadi surat tidak salah arah," ujarnya.

(T.H-ZG/C/T010/T010) 17-04-2009 12:35:46

Tidak ada komentar: