Selasa, 28 April 2009

RI-SWEDIA SEPAKAT

RI-SWEDIA SEPAKAT UNTUK TINGKATKAN KERJASAMA HAM

London, 27/4 (ANTARA) - Indonesia dan Swedia sepakat untuk meneruskan langkah-langkah kongkrit meningkatkan kerjasama dalam bidang HAM dan kedua negara juga berkomitmen untuk meneruskan program "capacity building" yang telah berjalan.

Selain itu juga kedua negara sepakat terus melaksanakan program baru hasil dari Dialogu HAM kedua yang berlangsung di Stockholm, demikian Sekretaris I KBRI Stockholm, Dody Kusumonegoro kepada Koresponden Antara London, Senin.

Dialog HAM yang dipimpin Dubes HAM Swedia, Jan Nordlander dan Dirjen HAM Depkumham, Prof. Harkristuti Hakrisnowo itu dihadiri Dubes RI untuk Swedia, Linggawaty Hakim serta delegasi kedua negara baik insitusi pemerintah maupun LSM.

Dody Kusumonegoro, mengatakan pada dialog ini kedua delegasi membicarakan kerjasama yang telah berjalan hasil dari dialog pertama antara kedua negara di Jakarta pada April tahun lalu.

Kedua delegasi juga bertukar pandangan mengenai isu HAM mutakhir dalam upaya untuk perlindungan dan peningkatan HAM yang lebih baik.

Pada akhir dialog juga dilakukan kunjungan lapangan ke "The National Board of Institutional Care" dan tempat penanganan kaum muda bermasalah di Uppsala sekitar 60 km utara Stockholm.

Dialog yang berlangsung dalam suasana yang sangat akrab dan konstruktif itu menghasilkan beberapa kesepakatan penting diantaranya Raoul Wallenberg Institute (RWI) yang akan menjajagi pemberian bantuan dalam pendirian program Master (S-2) di bidang HAM di Universitas Indonesia (UI).

Program S-2 dari RWI terbuka untuk mahasiswa internasional dan setiap tahunnya menerima seorang mahasiswa Indonesia dengan beasiswa, terutama untuk pegawai institusi pemerintah.

LSM dan lembaga pemerintah dari kedua negara diupayakan membentuk "working group" bekerjasama dalam menghasilkan proposal sebagai hasil dari para pakar hak-hak penyandang cacat untuk mendapatkan bantuan dari SIDA.

Proposal dimaksud diantaranya juga untuk pelatihan pengajar dan staff yang bekerja dalam pendidikan penyandang cacat dan keluarganya. SIDA mengkaji kemungkinan penyelenggaraan ITP Course di bidang kehumasan dan melakukan lobi untuk kepentingan hak-hak penyandang cacat.

Dalam bidang penangan anak bermasalah dengan hukum, RWI akan mengadakan pilot project di salah satu propinsi di Indonesia dalam hal penanganan anak-anak bermasalah, pelatihan peningkatan ketrampilan dan peran dari BAPAS dengan partisipasi petugas sosial terkait.

Selain itu juga dilakukan kegiatan pengumpulan data dan statistik para remaja dan anak-anak bermasalah yang akan dipelajari dengan seksama oleh The National Board of Institutional Care dan institusi lainnya.

Working group lokal termasuk RWI akan melakukan pemetaan program yang telah berjalan, melakukan pelatihan HAM untuk pihak keamanan terutama kepolisian, dan mengidentifikasi kontribusi Swedia yang dapat diberikan untuk pelatihan tersebut.

Kerjasama dalam peningkatan hak-hak perempuan telah berjalan di bawah program "Lead" dan akan dipertimbangkan pada dialog yang akan datang. RWI dalam program pelatihan terhadap Komite RAN-HAM akan menambahkan fokus pada guru/pendidik dengan maksud untuk meningkatkan kesadaran tentang HAM.

Pihak Swedia juga siap membantu Indonesia dalam upaya meratifikasi OPCAT.

Kedua delegasi sepakat untuk melanjutkan Dialog HAM ketiga di Indonesia pada paruh pertama tahun 2010, demikian Dody Kusumonegoro. ***3***


(T.H-ZG/B/B013/B013) 27-04-2009 21:39:38

Tidak ada komentar: