Jumat, 13 Desember 2013

TAMASYA

TAMASYA LESTARIKAN BUDAYA BANGSA DI BRUSEL

London, 13/12 (ANTARA) - Melestarikan budaya bangsa di kalangan anak-anak yang tinggal di luar negeri yang mengikuti kedua orang tua bertugas, dilakukan KBRI Brusel dengan membentuk taman bermain kreatif anak Indonesia "Tamasya".

Hal itu diungkapkan Wakil Kepala Perwakilan RI di Brussel Ignacio Kristanyo Hardojo pada peringatan ulang tahun kedua Tamasya yang diadakan di aula KBRI Brussel, kata Sekretaris Dua KBRI Brusel Diyah Ramadani Agustini kepada Antara London, Jumat.

Menurut Kristanyo Hardojo, melalui berbagai kegiatan kreatifnya, Tamasya turut melestarikan kebudayaan Indonesia.
Dikatakan, Tamasya dibentuk untuk memperkenalkan dan menumbuhkan kecintaan anak-anak keturunan Indoneia - Belgia terhadap Indonesia
Menurut Kristanyo Hardojo, kerap kali menjadi tantangan bagi para orangtua yang karena tuntutan pekerjaan harus membesarkan dan mendidik anak-anak mereka di luar Indonesia. Tantangan inilah yang dicoba dijawab "Tamasya" di Brussel, Belgia, ujarnya .

Tamasya didirikan pada tanggal 7 Desember 2011 dan diprakarsai Ibu Sartika Oegroseno, Ketua DWP KBRI Brussel dan Andi Yudha Asfandiyar yang dikenal dengan Kak Andi serta I Made Wardana dan DWP KBRI Brussel bertindak selaku pembimbing.

Tamasya adalah program pendidikan non formall yang rutin diselenggarakan di KBRI Brussel bagi anak-anak masyarakat Indonesia di Belgia.

Tamasya bertujuan untuk memberikan wadah kepada anak-anak untuk mengekspresikan kreativitasnya dan untuk menanamkan kecintaan terhadap Indonesia.

Nilai budaya Indonesia yang diekspresikan anak-anak dalam dalam bentuk gambar, gerak dan suara ini diharapkan akan menumbuhkan kecintaan mereka terhadap Indonesia.

Rangkaian acara peringatan ulang tahun ini antara lain diisi dengan kegiatan menggambar dengan tema "Indonesia Tanah Airku" di atas spanduk ulang tahun Tamasya ke-2 sepanjang 25 meter serta membuat ikan-ikan dan perahu/jukung Bali dengan kertas bekas.

Selain itu demo one line drawing oleh Kak Andi yang menggambarkan keanekaragaman budaya dan keindahan alam Indonesia dan pertunjukan gamelan Bali dengan tari Juru Pencar (Si Penjala Ikan) oleh anak-anak Indonesia-Belgia.

Annisa (6) dan Agus Widi (6) tampak bersemangat saat tampil memainkan gamelan dan mementaskan Tari Juru Pencar teman-temannya usia 6-13 tahun hari itu Keceriaan juga terekspresikan ketika anak-anak beramai-ramai menggambar di spanduk ulang tahun Tamasya.

Beberapa lukisan dan gambar menarik yang dibuat anak-anak tersebut antara lain batik, instrumen gamelan, pesawat Garuda Indonesia, peta Indonesia, Monas, bendera merah putih, dan flora fauna Indonesia.

Bagi anak-anak WNI keturunan Indonesia ¿ Belgia yang tinggal di Brussel dan sekitarnya, kehadiran Tamasya selama dua tahun terakhir ini telah membantu mereka untuk tidak melupakan jati diri sebagai orang Indonesia, walau mereka tinggal jauh dari Indonesia.

***1***(ZG)


(T.H-ZG/B/M. Yusuf/M. Yusuf) 13-12-2013 06:27:32


Tidak ada komentar: