Minggu, 21 Oktober 2012

PELAJAR SWISS BELAJAR SILAT

                                SILAT - PARA PELAJAR SWISS BELAJAR PENCAK SILAT

         London, 20/10 (ANTARA) -  Sekitar 30 siswa-siswa kelas 9 yang berusia antara 13-15 tahun belajar ilmu bela diri dari  pesilat sabuk merah Didik Sisvantoyo dan Michael Wirth dari  Padepokan Silat Perisai Diri yang berpusat di kota Haus Am Albis Zürich.

        Mengajarkan ilmu bela diri khas Indonesia, Pencak Silat kepada warga Swiss, merupakan salah satunya upaya KBRI Bern memperkenalkan Indonesia kepada siswa sekolah menengah ISS Rain di Gemeinde Rain, Kanton Luzern, demikian Pensosbud KBRI Bern Mohammad Budiman Wiriakusumah kepada ANTARA London, Sabtu.

        Indonesische Tag (Hari Indonesia) diadakan berkat inisiatif KBRI Bern yang ingin membuat terobos untuk memperkenalkan Budaya Indonesia disekolah-sekolah dasar dan menengah di Swiss, dengan memperhatikan "trend-trend" yang disukai remaja Swiss.

       Dikatakannya ada lima tehnik dasar yang diajarkan terutama untuk mempertahankan diri dan menghentikan serangan lawan. Selama ini, Pencak Silat ini hanya dikenal melalui film dan majalah.

        Menurut Budiman, antusias akan ilmu bela diri khas Indonesia ini juga tampak pada wajah siswa kelas lainnya yang hanya berkesempatan menyaksikan kawan-kawannya langsung dapat melatih diri.

        Sementara itu di kelas lainnya juga diberikan pelajaran lain tentang Indonesia, mulai dari geografi sampai bahasa Indonesia seperti kata Terima Kasih, hitungan angka  satu sampai 20 dan kata-kata praktis lainnya yang dapat digunakan dalam percakapan sehari-hari .

        Selain Pencak Silat masih banyak budaya Indonesia yang dapat dijadikan ¿alat¿ untuk memperkenalkan budaya Indonesia yang kaya seperti musik Gamelan yang diminati siswa-siswa Swiss untuk dipelajarinya belum lagi musik Angklung, Batik sampai kepada anega ragam kekayaan kuliner Indonesia.

        Menurut Thomas Schuerch dan Pascal Vogel pengajar grade 9 di ISS Rain, Indonesia yang begitu luas dan dengan kekayaan budaya yang beragam menjadikan Indonesia mulai digemari siswa-siswanya, untuk itulah sekolah menengah ini menyambut baik inisiatif baik semacam ini.

         Siswa sekolah Menengah ISS Rain juga dapat menikmati makanan Indonesia yang disiapkan ahli masak dari Wisma Duta, kediaman resmi Dubes RI di Bern.

        Melalui konsep ini, diharapkan KBRI Bern dapat mengandeng sekolah lainnya di berbagai Kanton di Swiss sehingga Indonesia dapat dikenal melalui budayanya oleh remaja-remaja Swiss yang berpotensi besar wisatawan di masa mendatang.***3***(ZG)

(T.H-ZG/B/A020/A020) 20-10-2012 19:53:10

Tidak ada komentar: