Jumat, 21 November 2008

MIMPI HERRY DIM

MIMPI HERRY DIM TERWUJUD

Oleh Zeynita Gibbons

Tidak banyak pelukis besar Indonesia bisa memamerkan karyanya di gedung bergensi semacam markas besar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Jenewa.

Dari sedikit pelukis Indonesia yang bisa berpameran di Gedung PBB, salah satunya adalah Herry Dim.

Bagi Herry Dim, pelukis asal Bandung, memajang karya karyanya di gedung tempat para pejabat tinggi dan utusan berbagai negara bersidang dan menentukan nasib bangsa bangsa di dunia, merupakan suatu impian.

Sejak 18 November lalu sebanyak 20 lukisan karya Herry yang bertema "A Child's World of Hope and Peace" dipertontonkan di khalayak masyarakat antarbangsa di Jenewa.

Sebagian besar lukisan tersebut 'merefleksikan' suasana hati, dalam balutan kesederhanaan anak-anak Indonesia.

Kesempatan prestisius ini merupakan momen bersejarah, bukan hanya bagi Herry, tapi bagi dunia seni lukis Indonesia. "Ini adalah untuk pertama kalinya karya-karya cipta seniman lukis Indonesia dipamerkan di hadapan komunitas internasional di Jenewa, Swiss," ujar Sekretaris Pertama PTRI Jenewa Yasmi Adriansyah.

Lukisan yang mengambil tema anak-anak dan perdamaian, dipamerkan di galeri utama Markas PBB, Salle de Pas Perdus, Palais des Nations.

Herry Dim begitu semangat, terharu dan bahagia ketika menyaksikan lukisannya dipamerkan di tempat yang begitu terhormat dan prestisius bagi dunia.

"Saya menyadari, saya bukan pelukis terbaik di Tanah Air. Tapi saya bangga dunia seni lukis Indonesia dapat berkibar di forum dunia," demikian Herry berucap dengan mata berbinar.

Dalam lukisan yang berjudul "The Future of Indonesia", Herry berusaha menampilkan wajah sederhana seorang bocah namun dengan pancaran sorot mata yang tajam dan penuh binar serta senyuman yang penuh semangat.

Di balik wajah bocah tersebut tertoreh nuansa merah-putih, seakan menegaskan bahwa inilah potret anak Indonesia dalam menatap masa depan.


Misi PBB
Salah satu lukisan Herry Dim yang berjudul "My White Flag in the Blues" bahkan telah dipilih Pierre Le Loarer, Direktur Budaya Markas PBB di Jenewa, untuk disumbangkan kepada Markas Besar PBB.

Dalam lukisan tersebut tergambar wajah polos anak Indonesia bersebelahan dengan bendera putih dan warna biru sebagai latar dominan lukisan yang menampilkan misi utama PBB sebagai organisasi yang memperjuangkan kemanusiaan dan perdamaian.

Perjalanan seni yang mengantarkan Herry Dim berpameran di Jenewa ini dimulai dari kesediaannya membantu secara sukarela Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam penanganan anak-anak yang menjadi korban gempa di Yogyakarta, Mei 2006 silam.

Karena tak tahan memendam kegetiran dalam masa-masa penanganan tersebut, Herry menuangkannya ke dalam lukisan yang berjudul "A Note from Yogyakarta".

Pascapenanganan gempa Yogya, wajah-wajah getir anak Indonesia terus berkecamuk dalam diri Herry. Setelah berkontemplasi, Herry akhirnya memutuskan untuk berhenti menghasilkan karya lukisan yang dipenuhi nuansa kegetiran.

Sebaliknya, ia justru mengangkat tema-tema yang ceria dan bahagia dari dunia anak. "Karena dunia anak, dalam kondisi apapun, adalah dunia yang merekam keceriaan dan harapan, dan penuh mimpi bahagia di masa depan. Anak-anak dimanapun selalu mempunyai harapan dan mendambakan kedamaian," ujar Herry.

Usai masa kontemplatif, KPAI memberikan tambahan semangat dengan sebuah impian untuk mengadakan Pagelaran Teater Tanah Air dan pamerah lukisan bertema perdamaian di Jenewa. Impian dan semangat tersebut akhirnya dapat terealisasi. Berbagai hasil karya cipta Herry Dim merefleksikan semangat dan optimisme Indonesia.

"Mudah-mudahan rasa yang kini berkobar dalam dada saya ini dapat menjalar kepada segenap bangsa Indonesia," kata Herry haru.

Pameran lukisan karya Herry Dim diadakan dalam rangka memperingati United Nations Children's Day, 20 November 2008, dan berada dalam satu rangkaian dengan Pagelaran Teater Tanah Air yang bertema "Perdamaian" (Peace) pada Rabu malam di Markas PBB.

Kegiatan seni budaya tersebut diadakan atas kerjasama Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Depbudpar, Pemprov Jabar, Kantor PBB Jenewa, dan PTRI Jenewa serta mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak di Tanah Air.

(T.H-ZG/C/T010/T010) 21-11-2008 08:46:18

Tidak ada komentar: