Kamis, 13 Mei 2010

ISLAM INDONESIA TEKANKAN PERSAMAAN DAN PERDAMAIAN

ISLAM INDONESIA TEKANKAN PERSAMAAN DAN PERDAMAIAN

London, 14/5 (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Prof Dr Azhar Arsyad mengatakan, Islam di Indonesia menekankan persamaan dan perdamaian.

Hal itu disampaikan Prof Dr Azhar Arsyad saat memberikan kuliah umum di Universita Napoli Orientale (UNO), bertema "Perkembangan Islam di Indonesia", ujar "Counsellor" Pensosbud KBRI Roma, Musurifun Lajawa kepada koresponden ANTARA London, Jumat.

Kuliah umum di Napoli merupakan upaya rintisan KBRI Roma untuk memperkenalkan Islam di Indonesia pada Fakultas Studi Islam di UNO sebagai perguruan tertua di Italia, yang mengajarkan studi ketimuran sejak tiga abad silam.
Menurut Prof Azhar, sejarah mencatat Islam masuk ke Indonesia bukan melalui kekuatan penaklukan, tetapi diperkenalkan dengan semangat toleransi dan penuh kedamaian oleh pedagang Arab dan Persia yang singgah di kota pelabuhan dan pesisir pantai Indonesia abad ke-7, dan berkembang pesat pada abad ke-13 melalui para wali (sufi).
Azhar menjelaskan, Wali Songo, yang dikenal sebagai sembilan sufi terkemuka di Indonesia, mengajarkan Islam dengan semangat penuh toleransi mengenai persamaan manusia (human equaility) di lingkungan masyarakat Indonesia yang berbeda agama, kepercayaan dan budaya.

Dalam sejarah Indonesia moderen, semangat toleransi ini kemudian berkembang menjadi sumber pemersatu bangsa Indonesia di bawah moto "Bhineka Tungga Ika", yaitu berbeda-beda tetapi satu kesatuan.

Pada bagian lain, Prof Azhar menekankan terorisme yang sempat mengguncangkan Indonesia beberapa tahun lalu bukanlah ajaran Islam, tetapi hanya tindakan sekelompok kecil penganut Islam yang membajak agamanya dengan interpretasi menyimpang atau karena semata-mata didorong oleh kepentingan politik tertentu.

Ia pun menambahkan hal serupa juga terjadi pada perjalanan sejarah semua agama, termasuk penganut Kristen di Irlandia, Hindu di Srilangka dan Budha di Myanmar.

Ia yakin, kelompok fundamentalis ekstrim jumlahnya tidak lebih dari dua persen dari sekitar 240 juta penduduk Indonesia, tidak akan mampu bertahan lama karena masyarakat tidak akan mau didikte oleh kelompok memperjuangkan kepentingannya melalui jalan kekerasan.

Sebagai, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia dan yang dapat mengamalkan Islam dan demokrasi secara harmonis, Indonesia dalam beberapa tahun terakhir aktif memajukan dialog antaragama dan budaya, bukan hanya dalam lingkup bilateral, tetapi juga antarkawasan dan bahkan di tingkat global.

Sebelum menutup kuliahnya, Prof Azhar mengajak sekitar 75 mahasiwa dan dosen yang hadir untuk mempelajari lebih mendalam lagi model Islam Indonesia di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Melalui Prof Agustino Cilardo, Dekan Fakultas Studi Islam-Arab, Rektor UIN Alauddin menawarkan beasiswa kepada mahasiswa UNO untuk belajar model Islam Indonesia di Makassar selama satu semester atau satu tahun melalaui program beasiswa, yang disambut meriah para mahasiswa.

Pada kesempatan yang sama, diserahkan 128 buku tentang Indonesia yang berasal dari sumbangan pribadi staf KBRI Roma kepada Dekan Fakultas Sastra dan Filsafat UNO, Prof Amneris Roselli.

Diharapkan hal tersebut tidak saja melengkapi koleksi kepustakaan UNO, tetapi juga dapat mendorong minat para mahasiswa setempat kepada studi bahasa dan sastra Indonesia di Italia. (U-ZG)
(T.H-ZG/B/C004/C004) 14-05-2010 08:09:55

Tidak ada komentar: