Rabu, 14 Oktober 2009

INDONESIA BERPELUANG KEMBANGKAN SEKTOR ENERGI DAN TRANSPORTASI

INDONESIA BERPELUANG KEMBANGKAN SEKTOR ENERGI DAN TRANSPORTASI

London, 14/10 (ANTARA) - Indonesia berpotensi besar untuk menjadi "centre of excellence" bagi industri geothermal dunia, kondisi geografis Indonesia di jalur "ring of fire" dunia dengan puluhan gunung berapi (volkano) memiliki sumber panas bumi yang berlimpah.

Hal itu diungkapkan peneliti senior pada institusi GeoForschungZentrum Potsdam, Jerman oleh David Brune dalam diskusi yang digelar forum Indonesian Business Day (IBD) di Berlin, ujar Agus Priono, Counsellor KBRI Berlin kepada koresponden ANTARA London, Rabu.

Dikatakan, hal itu didukung ahli hidrokarbon dan geothermal dari Institut Teknologi Surabaya, Dr. Makky S. Jaya, yang sedang mendalami ilmunya di Departemen Geofisika Freie Universitat Berlin.

Menurut Dr. Makky , Indonesia memiliki sekitar 45 persen dari cadangan dunia sehingga hal ini sangat potensial bagi investasi asing karena memiliki nilai strategis dan ekonomis guna mendukung pengembangan sektor energi terbarukan.

Pandangan tersebut mewarnai diskusi menarik dalam forum Indonesian Business Day (IBD) bertema "Mobility and Energy: Potentials, Business Opportunities, and Challenges" yang diadakan KBRI Berlin dengan Pemerintah Kota Berlin dalam kerangka Asia Pacific Week 2009.

Agus Priono mengatakan, sekitar 90 undangan dari kalangan pemerintah, pebisnis, dan lembaga riset menghadiri acara yang diadakan di Ruang Louise Schroeder, Berliner Rote Rathaus, Berlin.

Dalam forum tersebut, hadir sejumlah pakar di bidang energi dan transportasi, diantaranya Deputi Sekjen Departemen Perhubungan RI, Santoso Eddy Wibowo, Ahli Ekonomi University of Bremen/ Ketua Institute for Sea Transportation and Logistic Bremen Prof. Dr. Rolf W. Stuchtey, Ketua BKPM DKI Jakarta, Hasan Basri Saleh dan Karl Wendling Kementerian Ekonomi dan Teknologi.

Dalam pembahasan mengenai investasi di sektor transportasi, pengembangan infrastruktur di Jakarta sebagai ibukota metropolitan menjadi sorotan karena terbukanya kerja sama investasi yang menjanjikan dengan pihak Jerman.

Sementara itu, peluang investasi asing jangka panjang difokuskan pada potensi pengembangan infrastruktur jalur penghubung antara Pulau Jawa dengan bagian Timur Indonesia, baik melalui darat, udara maupun air.


Promosi
Dubes RI untuk Republik Federal Jerman, Eddy Pratomo menekankan pentingnya promosi untuk memperoleh peluang investasi asing di sektor energi dan transportasi dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global.

Dengan didukung oleh kebijakan yang memudahkan bagi investasi, pemerintah telah menawarkan peluang investasi di berbagai sektor termasuk kedua bidang tersebut di atas, ujarnya.

Menurut Dubes, Indonesia berhasil meminimalisir dampak dari krisis ekonomi global, bahkan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang positif dan menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan tertinggi di Asia Tenggara dan ketiga tertinggi diantara negara G-20.

Sementara itu, Deputi Bidang Promosi BKPM, Darmawan Djajusman, dalam paparan mewakili Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menekankan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang "environmentally friendly".

Dengan prediksi pertumbuhan GDP sebesar 6,6 persen selama kurun waktu 2004-2009, Indonesia saat ini berada pada posisi ke-21 sebagai negara yang paling menarik untuk tujuan foreign direct investment (FDI).

Untuk itu, keterlibatan Jerman di sektor energi dan infrastruktur transportasi diharapkan mampu mengisi kebutuhan investasi bagi pembangunan nasional yang diperkirakan mencapai nilai 426 miliar dolar AS.

Dalam forum tersebut juga dilakukan one-on-one business meeting antara calon investor Jerman dengan Indonesia.

Salah satu perusahan Jerman yang bergerak di bidang energi terbarukan melakukan pembicaraan serius dengan BKPMD DKI Jakarta untuk menjajaki kemungkinan penyediaan kebutuhan energi di Kepulauan Seribu.

Disamping itu, energi yang ramah lingkungan bagi transportasi umum di Jakarta juga dibahas secara intensif. Dalam kaitan tersebut, KBRI Berlin memberikan bantuan fasilitas yang diperlukan dalam rangka merealisasikan proyek dimaksud.

Memfasilitasi perusahaan Jerman yang akan melakukan usaha di Indonesia, KBRI Berlin bekerjasama dengan BKPM menyiapkan buku panduan berinvestasi di Indonesia.

Dubes Eddy Pratomo menggunakan kesempatan IBD untuk melakukan peluncuran handbook "How to Do Business in Indonesia" yang disusun oleh KBRI Berlin bekerjasama dengan BKPM termaksud, demikian Agus Priono. ***2***
(U-ZG)
(T.H-ZG/B/M012/C/M012) 14-10-2009 15:51:30

Tidak ada komentar: