Kamis, 29 Oktober 2009

PUTRA INDONESIA RAIH PENGHARGAAN MEDALI HOWARD

PUTRA INDONESIA RAIH PENGHARGAAN MEDALI HOWARD

London, 30/10 (ANTARA)- Putra Indonesia Iswandaru Widyatmoko (41) meraih penghargaan tertinggi, Medali Howard, di bidang teknik sipil dari Lembaga Insinyur Sipil (Institution of Civil Engineers-ICE) tertua di Inggris.

Penghargaan diserahkan oleh Presiden ICE, Jean Venables OBE FREng, yang merupakan presiden ICE wanita pertama pada lembaga yang berdiri pada tahun 1872, dalam satu upacara di London, baru baru ini.

"Saya merasa beruntung berada di antara beberapa insinyur sipil terhormat di Lembaga Insinyur Sipil (ICE)," ujar Mas Daru, suami Betty Navitasari, biasa disapa kepada koresponden ANTARA London, Jumat.

Dikatakannya, ia bersama rekan co-penulis menerima penghargaan berupa Howard Award (Medali Howard) untuk karya tulisnya yang berjudul: "Daur ulang bahan memunculkan kembali ke permukaan tipis sistem & qu ..ot, yang diterbitkan dalam majalah Construction Materials 161, 2008, 3, hal 105-112.

Medali Howard didirikan oleh Lembaga Insinyur Sipil pada 1872 dari warisan Thomas Howard, seorang penyidik menjadi uap teknologi. Dan penghargaan tahun ini adalah untuk yang ke 137.

Menurut Daru, Howard Medal pertama kali diberikan tahun 1872 dan dibagikan tiap tahun. "Saya adalah penerima ke 137 yaitu penghargaan khusus untuk prestasi di bidang proses pengolahan, desain dan pemanfaatan mineral/material untuk aplikasi teknik sipil," ujar ayah satu putri dan tiga putra ini.

Iswandaru Widyatmoko, yang meraih gelar Phd untuk "Construction, Polymer Modified Asphalt" dari Sheffield Hallam '94, bergabung dengan Scott Wilson, tahun 1998 mengatakan ia merasa senang dan terhormat mendapat penghargan.

Mengenai proses pemilihan penghargaan Howard itu, Daru mengatakan bahwa Institution of Civil Engineers (ICE) yang didirikan January 1818 merupakan asosiasi profesional insinyur teknik sipil Inggris yg bermarkas di London.

Pada tahun 2008 keanggotaan ICE lebih dari 80.000 dan bersifat internasional, tersebar di 160 negara.

Saat ini ICE mempunyai 24 jurnal teknik berskala internasional yang untuk periode tahun 2008/2009 telah mempublikasikan sekitar 400 "technical paper".
Masing-masing jurnal teknik menyeleksi karya tulis terbaik untuk menerima penghargaan itu, salah satunya Howard Award. Dari sekitar 400 karya tuis di 24 jurnal, dipilih satu terbaik dari setiap jurnal.

Mengenai intisari dari karyanya, Daru mengatakan bahwa penelitian yang dilakukannya didanai Highways Agency, agen eksekutif dari Departemen Transportasi UK.

Tim peneliti merupakan kerjasama dari dua konsultan utama di Inggris, Transport Research Laboratory dan Scott Wilson, dan dua kontraktor besar Lafarge Aggregate dan Shell Bitumen.

Penelitian ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan akan semakin berkurangnya batu-batuan berkualitas tinggi yang biasanya diperlukan untuk membuat material untuk lapisan permukaan jalan.

Beberapa ruas jalan utama di Inggris dipilih sebagai sarana uji coba beberapa jenis campuran aspal yang telah didaur ulang (recycle) sampai 30 persen.

Survei serta uji coba kekuatan dan ketangguhan material di lapangan telah dilakukan selama tiga tahun terakhir, dan didukung dengan uji coba laboratorium.

Praktek-praktek pekerjaan jalan yang sukses ataupun gagal juga dirangkum dan dianalisa faktor-faktor penyebab kesuksesan atau kegagalannya.

Hasil dari studi ini dipresentasikan dalam bentuk "Best Practice Guide for Recycling into Surface Course", yang diharapkan bisa dijadikan buku panduan bagi industri konstruksi khususnya di Inggris untuk menggunakan campuran aspal yang didaur ulang.

Ditanya kesan saat menerima Howard Award, Daru yang aktif dalam pengajian Keluarga Islam Britania Raya KIBAR, ini mengakui surprise dan senang sekali.

"Saya tidak menyangka karena kami tidak pernah diberitahu sebelumnya bahwa akan ada nominasi paper untuk award," ujar Mas Daru yang berdomisili di Notthingham.

Jadi tahu-tahu sudah ada pemberitahuan mendapat pengahargaan itu. Jelas bisa menjadi kebanggaan tersendiri dan menambah percaya diri, tapi bukan untuk sombong, ujar pria kelahiran Desember 1968 itu.

Dengan rendah hati Daru mengatakan bahwa ia yakin tipis beda skornya dengan paper lain yang tidak menerima award tahun ini, karena kriteria dan penilaian untuk sebuah paper bisa masuk jurnal ICE sangat ketat.

Menurut Daru, kualifikasi insinyur Indonesia cukup diakui di Inggris. Dan selama ini ia tidak pernah ada masalah dengan kualifikasi S1 nya dari Teknik Sipil ITB, bahkan pernah ada teman tamatan UGM diterima diperusahaannya Scott Wilson, perusahaan konsultan sipil multinational Inggris.***5***
(T.H-ZG/B/F002/F002) 30-10-2009 09:19:25

Tidak ada komentar: