Minggu, 18 Oktober 2009

KBRI BRUSEL GELAR BULAN PROMOSI INDONESIA

KBRI BRUSEL GELAR BULAN PROMOSI INDONESIA

London, 18/10 (ANTARA) - KBRI Brussel bekerja sama dengan rumah produksi Exploration Du Monde, mengelar bulan promosi Indonesia dengan menampilkan kesenian dan pemutaran film karya sineas Alain Wodey, di gedung teater prestisius di Palais Des Beau-Arts (Bozar) Brussel.

Minister Counsellor Pensosbud KBRI Brussel PLE Priatna, kepada koresponden Antara, Minggu mengatakan, bulan promosi Indonesia bertema Sumatra dan Bali dengan mempersembahkan tari rantak dan tari saman oleh 10 remaja Indonesia, tampil memukau di hadapan sekitar 250 penonton.

Dikatakannya, untuk film pariwisata dan budaya Indonesia karya sineas lepas asal Prancis, Alain Wodey, ditayangkan sebanyak 60 kali di semua teater dan pusat budaya dan pelosok Belgia dan Luksemburg sepanjang Oktober hingga Desember 2009, dengan tiket seharga 10 Euro laris terjual.

"Indonesia negara kedua saya. Saya mencintainya dan ingin membagi kecintaan saya dengan masyarakat Eropa yang tidak mengenal sepenuhnya Indonesia", ungkap Alain Woodey dengan bangga.

Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Nadjib Riphat Kesoema, menyambut baik prakarsa kolaborasi pagelaran tiga warna, yakni tarian, buku dan film itu.

Selain pemutaran film tentang keindahan alam dan pariwisata Indonesia, juga diluncurkan dua buku terbaru karya Alain Woodey, berjudul Indonesie, Aventures et Recontres, serta Indonesie, Variete, Faste et Demesure (Java-Sumatra-Bali) karya Alain Billy dan Alain Woodey.

PLE Priatna mengatakan, kolaborasi tiga warna, tari, buku dan film akan memperluas daya jangkau masyarakat Eropa mengenal Indonesia.

"Antusiasme publik di jantung Uni Eropa ini membuktikan bahwa kesenian dan pariwisata Indonesia dapat merebut perhatian mereka," ujar PLE Priatna.

Alain Woodey, sineas besar asal Perancis yang berkarya sejak tahun 1968, sangat kagum dengan budaya masyarakat Batak, Sumatra.

Ia membuat berbagai film dokumenter tetang keindahan alam, pariwisata dan budaya di banyak negara. Pada tahun 1994 ia mulai merintis pembuatan film tentang Indonesia, dibantu Direktur Pusat Kebudayaan Perancis, Alain Billy, yang pernah tinggal di Yogjakarta (1991-1997).

Menurut PLE Priatna, buku dan film tentang Indonesia adalah medium yang mudah akrab dengan segala lapisan masyarakat, sementara pemutaran film sebanyak 60 kali di berbagai pelosok kota di Belgia dan Luksemburg, dapat menjadi medium komunikasi yang efektif. ***5***

(T.H-ZG/B/P004/P004) 18-10-2009 06:36:23

Tidak ada komentar: