Kamis, 05 November 2009

BANK SYARIAH TUMBUH JIKA TIDAK SEKADAR ALTERNATIF

BANK SYARIAH TUMBUH JIKA TIDAK SEKADAR ALTERNATIF

London, 5/11 (ANTARA) - Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) A Riawan Amin mengakui pertumbuhan Bank Syariah akan cepat bila saja mempunyai kejelasan dan bukan hanya sebagai alternatif melainkan sebagai suatu solusi dalam sistem perbankan Indonesia.

"Pertumbuhan Bank Syariah akan lebih baik bila diposisikan bukan hanya sebagai suatu sistem ekonomi pasar melainkan sebagai strategik obyektif dari perekonomian nasional," ujarnya dalam wawancara khusus dengan koresponden ANTARA London, Rabu (4/11).

Kehadiran mantan Presiden Direktur Bank Muamalat di Kerajaan Inggris adalah dalam rangka Indonesia Islamic Finance Forum yang digelar KBRI London bersama Perwakilan Bank Indonesia, Bank Mandiri dan BNI 46 di Inggris yang digelar di Hotel Mandarin London, Kamis.

Untuk itu Riawan Amin mengatakan bahwa ia sangat menghargai usaha yang dilakukan KBRI London dalam mengelar diskusi yang membahas mengenai system perbankan yang menganut bank syariah.

Menurut CEO Terbaik Bisnis Indonesia 2008 itu, perkembangan sistem perbankan Syariah di Indonesia sejauh ini masih lebih banyak sebagai sebuah potensi daripada sebuah realisasi .

"Bila kita lihat total aset dari bank syariah masih 2,5 persen dibandingkan dengan perbankan konvensional," ujar peraih WON Syariah Award 2005 dari Majelis Ulama Indonesia.

Padahal Indonesia merupakan negara yang mempunyai penduduk muslim terbesar di dunia, ujar Riawan Amin, yang pada tahun 1999-2002 berhasil memimpin pemulihan pada Bank Muamalat atas krisis moneter tanpa membebani pemerintah.

"Kita sendiri masih memperlakukan ekonomi syariah hanya sebagai suatu alternatif yang masih bersifat pada mekanisme pasar," ujar peraih gelar Dr HC di Universitas Islam Negeri Jakarta 2009.

Sebagai Ketua Asbisindo yang beranggotakan lima Bank Umum Syariah, 24 Unit Usaha Syariah dan 135 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Riawan Amin mengakui pimpinan negara pada festival Syariah awal 2009 sudah menyatakan dukungannya kepada bank syariah dan mengatakan bahwa ekonomi syariah menjadi agenda nasional.
Menurut Riawan Amin, Bank Syariah sebagai suatu industri strategis tidak bisa hanya dibebankan tanggung jawab hanya kepada pelaku. Ia bakaikan tambang emas yang menjanjikan namun emasnya belum tergali, sementara pengali punya kemampuan terbatas, ujar pengemar musik main piano dan gitar.

Bank Syariah saat ini sangat berkembang di berbagai negara Eropa seperti di Inggris, Perancis dan Jerman yang mayoritas beragama bukan Muslim
Sistem keuangan Islam bilamana dianggap baik tentunya juga akan banyak dilirik orang seperti yang disampaikan Menteri Keuangan Perancis Christine Lagarde mengatakan ekonomi yang harus dijalankan harus berdasarkan moralitas, equitas dan realitas.

Ketiga tiga nya itu menurut Riawan Amin merupakan ciri ciri dari ekonomi yang Islami berdasarkan etik moral, bagi hasil dan realitas menyebut sektor riil bukan hanya berkutat di sektor riil.

Dalam situasi ekonomi dunia seperti saat ini Bank Syariah harusnya lebih aktif tidak sekedar difensif tetapi justru mengambil manfaat, harusnya meleset dan potensi ini bisa direalisasikan dalam system ekonomi yang adil.

Jangan sampai system keuangan yang sebanarnya menjadi kekuatan alamia dari bangsa Indonesia, yaitu ekonomi bagi hasil yang dibenarkan oleh para pendiri bangsa justru dimanfaatkan oleh orang lain, ujarnya.

Seharusnya justru kita menjadi motor dari ekonomi syariah ini apalagi Indonesia bersama China dan India telah membutktikan pertumbuhan ekonomi yang positif dalam kondisi keuangan dunia, demikian A Riawan Amin. ***2***
(U-ZG)
(T.H-ZG/B/B012/B012) 05-11-2009 16:13:05

Tidak ada komentar: