Rabu, 25 November 2009

BATIK INDONESIA PANTAS DIAKUI OLEH UNESCO

BATIK INDONESIA PANTAS DIAKUI OLEH UNESCO

London, 25/11 (ANTARA) - Pengamat Batik Indonesia Lesley Pullen MA mengatakan, Batik Indonesia memang pantas diakui UNESCO (Badan PBB yang membidangi Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan) sebagai salah satu warisan budaya dunia.

Hal itu disampaikan Lesley Pullen kepada koresponden Antara London, usai ceramah mengenai "Batik of Jawa Pesisir Lor" di hadapan anggota Perhimpunan Indonesia-Inggris, Anglo Indonesia Society yang diadakan di KBRI London, Selasa (24/11) malam.

Lesley Pullen, wanita Inggris kelahiran Medan yang menempuh pendidikan di Hongkong dan menetap di Asia selama lebih dari 25 tahun, dalam ceramahnya menceritakan berbagai jenis dan fungsi kain Batik seperti Batik Tulis dan Batik Cap.

"Batik dulu pernah menjadi busana yang eklusif," ujar Lesley yang meraih Master dengan tesisnya "The Production of Sacred Cloth of East Bali Kain" itu.

Dikatakannya, batik tidak saja digunakan untuk busana tetapi juga sebagai kain panjang yang digunakan untuk melengkapi kain kebaya, sarung, ikat kepala dan juga sebagai pajangan.

Menurut Lesley, disain kain Batik sangat unik dan beragam tergantung dari daerah Batik itu dihasilkan seperti Batik Cirebon, Pekalongan dan Batik Jogya maupun Madura.

Pada bulan Agustus lalu, Lesley melakukan perjalanan sepanjang pantai Indramayu di barat dan Cirebon serta Pekalongan, Lasem dan Tuban sampai di pantai Pulau Madura untuk mempelajari Batik serta melakukan workshop.

Wanita yang aktif di museum nasional kelompok studi di Manila, Filipina dan Singapura dan menyelesaikan Diploma Postgraduate dalam Budaya Asia di tahun 1998 mengakui pengaruh asing memacu kreativitas baru dan banyak gaya baru dimasukkan.

Hal ini menghasilkan karya seni yang dihasilkan dari Kain batik yang ternyata juga dipengaruhi oleh China, Belanda, Jepang dan Arab.

Wanita yang mengkoleksi berbagai kain Batik itu memberikan kuliah mengenai budaya di Asia Tenggara khususnya mengenai tekstil dan perhiasan serta arkeologi di SOAS London.

Lesley yang menyusun disertasinya mengenai rahasia Kain Bali mengakui bahwa pada awal abad keenam belas kota-kota pesisir ini terutama Islam juga banyak mempengaruhi motif batik Indonesia.

Ia juga bercerita mengenai Batik dibuat secara bertahap mulai dari kerajinan rumah menjadi profesi yang khusus dilakukan oleh kaum perempuan dan bahkan secara turun temurun.

Selain itu Batik tulis yang dihasilkan dewasa ini juga diberi tanda tangan pembuatnya yang pertama kali dipopulerkan oleh Iwan Tirta.

Angela Simson mengakui bahwa ceramah yang disampaikan Lesley sangat menarik dan sebagai pekerja di bidang pariwisata ia berminat mengajak wisatawan Inggris melakukan perjalanan khususnya ke kota kota Batik.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Indonesia-Inggris (Anglo-Indonesian Society-AIC), Christopher Scarlett mengatakan bahwa ia merasa senang bisa menghadirkan Lesley sebagai pembicara malam itu.

Apalagi Batik merupakan topik yang menarik untuk dibahas dan sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia.

Dikatakannya perhimpunan Indonesia Inggris yang didirikan tahun 1956 merupakan forum budaya dengan menghadirkan para penceramah mengenai Indonesia.

Perhimpunan ini terdiri dari sekitar 280 anggota, umumnya orang Inggeris, baik mantan diplomat dan orang yang pernah bertugas di Indonesia, maupun pelajar, akademik dan turis yang saling berminat terhadap Indonesia. ***5***
(U.H-ZG/B/A041)
(T.H-ZG/B/A041/A041) 25-11-2009 12:37:21

Tidak ada komentar: