Rabu, 18 November 2009

DUNIA INTERNASIONAL APRESIASI UPAYA INDONESIA KELOLA LIMBAH

DUNIA INTERNASIONAL APRESIASI UPAYA INDONESIA KELOLA LIMBAH

London, 19/11 (ANTARA) - Menteri Negara Lingkungan Hidup Prof Dr Gusti Muhammad Hatta mengatakan, dunia internasional menyatakan apresiasinya atas upaya Indonesia dalam mengelola limbah berbahaya.

Hal itu disampaikan Menteri yang menjadi tamu kehormatan pada peringatan 20 tahun berlakunya Konvensi Basel atau "Basel Convention on the Control of Transboundary Movement of Hazardous Wastes and Their Disposal", ujar Sekretaris Satu Perwakilan Tetap RI Jenewa Muhsin Syihab kepada koresponden Antara London, Kamis.

Dalam kesempatan Peringatan Konvensi Basel, Menteri Negara Lingkungan Hidup sebagai Presiden Konvensi Basel menyerukan agar negara-negara pihak dalam Konvensi Basel melaksanakan komitmen yang tertuang dalam Konvensi.

Gusti Muhammad Hatta merupakan Presiden Negara Pihak (Conference of the Parties/COP) dalam Konvensi Basel yang digelar untuk kesembilan kalinya di Jenewa yang juga dihadiri Dubes Dian Triansyah Djani.

Guna memperingati konvensi tersebut, telah diluncurkan "Basel Waste Solution Circle", sebuah inisiatif global perlindungan kesehatan manusia dan lingkungan hidup dari dampak merugikan limbah berbahaya.

Menteri Negara Lingkungan Hidup menambahkan, Indonesia mempunyai komitmen yang tinggi terhadap Konvensi Basel sejak adopsi konvensi 1989, termasuk sebagai tuan rumah bagi Basel Convention Regional Centre (BCRC) South East Asia dan Conference of the Parties (COP) ke-9 di Bali tahun 2008.

Empat negara yang menjadi model penanganan limbah yang tercantum dalam "Basel Waste Solutions Circle", memaparkan proyek-proyeknya yang dianggap inovatif antara lain Indonesia, Kenya, Kolombia dan Swiss.

Selain itu, memastikan agar limbah dikelola secara ramah lingkungan, mendorong penerapan prinsip 3R serta mengurangi pergerakan lintas batas limbah berbahaya.

Ditekankan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan, secara geografis rawan terhadap penyelundupan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun).

Sebagai bukti kontribusi nyata Indonesia terkait kebijakan penanganan limbah dipaparkan sebuah program khusus penanganan limbah yang disebut "proper", program penilaian peringkat kinerja bagi perusahaan-perusahaan besar yg beroperasi di Indonesia.

Dengan memberi peringkat terhadap kepatuhan perusahaan-perusahaan dalam penanganan limbah berbahaya terbukti telah meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan dan sekaligus mendorong upaya penerapan prinsip daur ulang 3R (reuse, recycle and recovery) dalam pengelolaan limbah.

Program "Proper" ini telah diakui dan diapresiasi masyarakat internasional karena telah mendorong perusahaan menjadi sadar lingkungan.

Indonesia juga akan menjadi tuan rumah untuk Pertemuan pertama "Extraordinary COP Konvensi Basel, Stockholm dan Rotterdam", Februari 2010 di Bali, yang akan diselenggarakan bersamaan dengan Pertemuan Sesi Khusus Forum Global Menteri Lingkungan UNEP.

Sebagai bentuk apresiasi atas upaya Indonesia, pada kesempatan tersebut Executive Secretary Konvensi Basel, Katharina Kummer, menyerahkan sertifikat penghargaan kepada Menteri Negera Lingkungan Hidup Prof Dr Gusti Muhammad Hatta. ***3***
(U.H-ZG/B/A041)

(T.H-ZG/B/A041/A041) 19-11-2009 09:14:57

London, 19/11 (ANTARA) - Menteri Negara Lingkungan Hidup Prof Dr Gusti Muhammad Hatta mengatakan, dunia internasional menyatakan apresiasinya atas upaya Indonesia dalam mengelola limbah berbahaya.

Hal itu disampaikan Menteri yang menjadi tamu kehormatan pada peringatan 20 tahun berlakunya Konvensi Basel atau "Basel Convention on the Control of Transboundary Movement of Hazardous Wastes and Their Disposal", ujar Sekretaris Satu Perwakilan Tetap RI Jenewa Muhsin Syihab kepada koresponden Antara London, Kamis.

Dalam kesempatan Peringatan Konvensi Basel, Menteri Negara Lingkungan Hidup sebagai Presiden Konvensi Basel menyerukan agar negara-negara pihak dalam Konvensi Basel melaksanakan komitmen yang tertuang dalam Konvensi.

Gusti Muhammad Hatta merupakan Presiden Negara Pihak (Conference of the Parties/COP) dalam Konvensi Basel yang digelar untuk kesembilan kalinya di Jenewa yang juga dihadiri Dubes Dian Triansyah Djani.

Guna memperingati konvensi tersebut, telah diluncurkan "Basel Waste Solution Circle", sebuah inisiatif global perlindungan kesehatan manusia dan lingkungan hidup dari dampak merugikan limbah berbahaya.

Menteri Negara Lingkungan Hidup menambahkan, Indonesia mempunyai komitmen yang tinggi terhadap Konvensi Basel sejak adopsi konvensi 1989, termasuk sebagai tuan rumah bagi Basel Convention Regional Centre (BCRC) South East Asia dan Conference of the Parties (COP) ke-9 di Bali tahun 2008.

Empat negara yang menjadi model penanganan limbah yang tercantum dalam "Basel Waste Solutions Circle", memaparkan proyek-proyeknya yang dianggap inovatif antara lain Indonesia, Kenya, Kolombia dan Swiss.

Selain itu, memastikan agar limbah dikelola secara ramah lingkungan, mendorong penerapan prinsip 3R serta mengurangi pergerakan lintas batas limbah berbahaya.

Ditekankan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan, secara geografis rawan terhadap penyelundupan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun).

Sebagai bukti kontribusi nyata Indonesia terkait kebijakan penanganan limbah dipaparkan sebuah program khusus penanganan limbah yang disebut "proper", program penilaian peringkat kinerja bagi perusahaan-perusahaan besar yg beroperasi di Indonesia.

Dengan memberi peringkat terhadap kepatuhan perusahaan-perusahaan dalam penanganan limbah berbahaya terbukti telah meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan dan sekaligus mendorong upaya penerapan prinsip daur ulang 3R (reuse, recycle and recovery) dalam pengelolaan limbah.

Program "Proper" ini telah diakui dan diapresiasi masyarakat internasional karena telah mendorong perusahaan menjadi sadar lingkungan.

Indonesia juga akan menjadi tuan rumah untuk Pertemuan pertama "Extraordinary COP Konvensi Basel, Stockholm dan Rotterdam", Februari 2010 di Bali, yang akan diselenggarakan bersamaan dengan Pertemuan Sesi Khusus Forum Global Menteri Lingkungan UNEP.

Sebagai bentuk apresiasi atas upaya Indonesia, pada kesempatan tersebut Executive Secretary Konvensi Basel, Katharina Kummer, menyerahkan sertifikat penghargaan kepada Menteri Negera Lingkungan Hidup Prof Dr Gusti Muhammad Hatta. ***3***
(U.H-ZG/B/A041)

(T.H-ZG/B/A041/A041) 19-11-2009 09:14:57

Tidak ada komentar: