Selasa, 10 Juni 2008

Seafood Trade Corridor

STC LANGKAH AWAL KERJASAMA RI DAN INGGERIS


Gimsby, Inggeris , 31/5 (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi, mengatakan diresmikannya Seafood Trade Corridor (STC)dan penandatangan MOU The Improvement of Seafood Trade Capacity merupakan langkah awal dari kerjasama antara Indonesia dan Inggeris dalam bidang perdagangan produk perikanan.


Selama ini ekspor produk perikanan Indonesia dilakukan melalui pelabuhan di Rotherdam, ujar Menteri Numberi dalam wawancara khusus dengan koresponden LKBN Antara London, usai penandatangan kerjasama kedua negara tersebut di kota pelabuhan Gimsby sekitar empat jam dari London, Jumat.


Dikatakannya kedua peristiwa yang sangat bersejarah bagi dunia perikanan Indonesia yang dapat melakukan penangkapan sepanjang tahun tanpa mengalami kendala cuaca sangat menguntungkan Indonesia.


STC yang merupakan prakasa dari pemerintah Inggeris dan Indonesia untuk memfasilitasi eskpor produk perikanan Indonesia diharapkan akan dapat meningkatkan ekspor produk perikanan Indonesia ke Inggeris dan juga ke negara Uni Eropa.


Menteri mengatakan bahwa selama ini sumber daya manusia (SDM) Indonesia mendapat pelatihan dari Inggeris yang dalam perjalanan berkembang pesat dan bahkan meningkat dengan dilaksanakannya kerjasama dalam bentuk STC.


Untuk itu dengan ditandatanganinya kerjasama dalam The Improvement of Seafood Trade Capacity antara Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dengan The Grimsby Institute of Higher and Further Education UK akan dapat meningkatkan kualitas mutu produk perikanan Indonesia.


Diakuniya dengan adanya STC maka para produsen hasil perikanan Indonesia akan lebih berhati hati lagi dalam memperhatikan berbagai hal yang menjadi kendala ekspor Indonesia ke wilayah Eropa selama ini.


Diantaranya masalah safety food, mata rantai dingin (coldstorage), serta tetap menjaga kualitas dalam proses pengelolaan ikan yang sesuai dengan persyaratan dari Uni Eropa yang sangat ketat.

Bahkan, ujar menteri, mereka sangat teliti dalam berbagai hal seperti letak toilet dari tempat pengelolaan ikan yang harus berjarak beberapa meter serta cara mencuci tangan para pegawai pengelola produk perikanan.

Dalam kontek keselamatan makanan bisa dilakukan dengan adanya SDM yang mampu melaksanakan ekspor perikanan Indonesia ke Inggeris terutama dengan ditandatanganinya MOU antara Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dengan The Grimsby Institute of Higher and Further Education UK.

Fish Laundry

Selain itu Menteri juga sangat konsen dengan masalah penangkapan ikan liar yang banyak dilakukan oleh para nelayan asing di perairan Indonesia yang kemudian dijual ke negara lain.

Hal ini sangat berbahaya karena mereka menangkap ikan di perairan Indonesia dan bila terjadi masalah akan dapat ditelusuri bila ikan tersebut berasal dari perairan Indonesia akan berakibat citra mutu perikanan Indonesia.


Menteri menyebutkan bahwa praktek tersebut yang disebutnya dengan "Fish Laundry", dapat terjadi, jadi tidak saja ada istilah money laundry, tetapi juga fish laundry, ini yang perlu juga diperhatikan oleh produsen produk perikanan Indonesia.


Untuk itu diharapkannya para produsen produk perikanan juga dapat mempertanggungjawabkan cara penangkapan hasil perikanan mereka yang sesuai dengan standar Uni Eropa serta melakukan pengelolaan sumber daya ikan secara lestari dan bertanggung jawab, demikian Menteri Freddy Numberi. (U-ZG)(T.H-ZG/B/S006/S006) 31-05-2008 19:01:47

Tidak ada komentar: