Senin, 02 April 2012

DIASPORA

 
                DEWA MADE: PERKENALKAN INDONESIA DENGAN KONSEP DIASPORA

         London, 2/4 (ANTARA) - Dubes RI untuk Kerajaan Swedia dan Latvia, Dewa Made Juniarta Sastrawan, mengajak masyarakat memperkenalkan Indonesia dengan konsep diaspora.

        "Duta Besar (Dubes) mengatakan itu dalam acara ramah tamah bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Swedia dan masyarakat Indonesia di Gothenburg," ujar  Koordinator Pusat PPI Swedia Muhammad Mufti Azis kepada ANTARA London, Senin.

        Dikatakan, acara ramah tamah oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Stockholm di Gothenburg ini, sekaligus memperkenalkan Dubes Juniarta Sastrawan yang resmi menjabat sebagai kepala perwakilan RI di Swedia dan Latvia sejak 2012.

        Ia menyebutkan, negara Swedia telah menjadi tujuan belajar favorit bagi beberapa pelajar Indonesia yang umumnya mengambil pendidikan master dan doktoral di negeri Viking ini.

        "Sekitar 100 pelajar Indonesia saat ini tengah menuntut ilmu di Negara Swedia," tuturnya.

        Diawali dengan persembahan tarian 'Pisau Surit' dari Karo, acara ramah tamah pada Sabtu malam menjadi wahana bagi masyarakat Indonesia untuk saling membaur dan bersilaturahmi.

        Dalam sambutannya, Dubes menekankan konsep diaspora sebagai metode untuk memperkenalkan Indonesia di Swedia.

        "Generasi Indonesia telah mulai datang di Swedia pada tahun 1950-an yang saat ini menyebar di berbagai tempat di Swedia. Seiring dengan waktu, warga Indonesia yang tinggal di Swedia terus berkembang baik dari jumlah populasi maupun taraf kehidupannya," katanya.

        Melalui diaspora Indonesia di Swedia, ia mengharapkan Indonesia dapat menjadi lebih dikenal baik di Swedia.

        ANTARA mendapat data, jumlah warga Indonesia sendiri tidak terlalu banyak yang berdiam di Swedia jika dibandingkan dengan negara-negara besar Eropa, seperti Inggris, Belanda maupun Jerman.

        Dubes lalu menambahkan, banyak orang Swedia yang mengenal Bali daripada Indonesia sendiri, padahal Nusantara merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan budayanya.

        Dalam sesi tanya jawab, masyarakat Indonesia mengharapkan agar agenda-agenda promosi Indonesia dapat menjadi lebih semarak lagi di masa yang akan datang.

        Dubes Juniarta Sastrawan dalam kesempatan itu berjanji akan mendorong KBRI untuk berperan aktif memfasilitasi kegiatan promosi Indonesia di Swedia yang diselenggarakan masyarakat Indonesia.

        Selain itu, para mahasiswa juga mendorong KBRI untuk memanfaatkan teknologi informasi melalui website resmi KBRI secara lebih maksimal.   
   Di era digital saat ini, menurut mereka, pemanfaatan 'website' mutlak sangat diperlukan sebagai media komunikasi yang efektif.

        Bersama mahasiswa, Dubes Juniarta Sastrawan berdiskusi tentang peralihan kebijakan pendidikan di Swedia bagi mahasiswa Internasional, termasuk Indonesia, yang harus membayar 'tuition fee' sejak tahun 2011.

        Padahal, sebelum 2011, tidak ada pengenaan aturan 'tuition fee' bagi mahasiswa international.

        Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pelajar Indonesia yang berencana menuntut ilmu di Swedia.

        Dubes Juniarta berpesan agar mahasiswa Indonesia dapat membawa nilai-nilai positif yang didapat selama di Swedia untuk dapat disebarkan di Indonesia.

        Acara yang berlangsung penuh dengan suasana keakraban malam itu juga diisi kegiatan makan malam dan foto bersama Dubes Juniarta dengan para warga Indonesia, demikian Muhammad Mufti Azis.

        Negara Swedia memiliki posisi yang strategis bagi Indonesia.

        Hubungan diplomatik Indonesia-Swedia telah terjalin sejak tahun 1953 dan hingga kini terus tumbuh khususnya dalam bidang HAM serta teknologi telekomunikasi. 
   Swedia merupakan salah satu negara dengan tingkat kesejahteraan yang tertinggi di dunia dan aktif mendukung pengembangan teknologi yang ramah lingkungan.

   
***1***
(ZG/
(T.H-ZG/B/M036/M036) 02-04-2012 06:26:22

Tidak ada komentar: