Senin, 02 April 2012

SHOLAT

DOSEN UNISSULA: SHOLAT KANDUNG PELAJARAN DAN KERENDAHAN HATI

            London, 2/4 (ANTARA) -  Dosen di Universitas Islam Sultan Agung Semarang (UNISSULA) Semarang Muhammad Muhtar Arifin Sholeh menyebutkan bahwa gerakan shalat mengandung pelajaran dan menggambarkan  keikhlasan, tawadhu' atau rendah hati  serta kejujuran, solidaritas sosial bagi yang menjalaninya.

           Hal itu disampaikan Muhammad Muhtar Arifin Sholeh yang tengah Study S-3 di Information School University of Sheffield dalam pengajian bulanan KBRI London yang dihadiri sekitar 200 umat muslim di kerajaan Inggris termasuk istri Dubes RI di London Ny Lastry Thayeb, yang diadakan di ruang pertemuan KBRI London akhir pekan.

           Ketua Keluarga Islam Indonesia Britania Raya (KIBAR)  2009/2010  itu menyebutkan bahwa gerakan shalat dalam satu rekaat  menunjukkan angka sudut 360°,  angka  yang menunjukkan gerakan orbital (melingkar): berdiri-0°, ruku-90°, I'tidal-0°, sujud 1-135°, duduk-0°, dan duduk 2-135°. Gerakan orbital dan  konfigurasi lingkaran itu adalah proses gerakan kehidupan. 
    "Shalat merupakan kehidupan, mengandung banyak pelajaran hidup," ujarnya.

          Muhammad Muhtar Arifin Sholeh, yang meraih Graduated Master from the Department of Information Studies, Aberystwyth University, Wales (1994) mengatakan bahwa gerakan shalat menunjukkan simbol alur kehidupan sejak baligh sampai akhirat.

           Dikatakannya gerakan shalat tidak hanya menggambarkan keikhlasan, tawadhu'  atau rendah hati, kejujuran, solidaritas sosial tetapi juga  akhlaqul-karimah.

           Menurut Muhtar, shalat berfungsi sebagai alat komunikasi yang secara vertikal komunikasi dengan Allah dan secara horizontal dengan sesama manusia.

           Sementara itu dikatakannya shalat jama'ah merupakan simbol atau miniatur kehidupan masyarakat. Imam shalat dianalogikan dengan pemimpin masyarakat, sedangkan makmum dianalogikan dengan anggota masyarakat. Shof makmum harus lurus dan rapat, masyarakat harus hidup lurus dan bersatu.

           Selain itu, juga menggambarkan persatuan, kebersamaan, hidup lurus, dan pelajaran politik yaitu kepemimpinan, keteladanan, ujarnya.

           Secara rinci Muhtar menjelaskan rumus dari shalat ritual plus shalat aktual yang berarti shalat ritual yaitu  melaksanakan shalat 17 reka¿at, lima  waktu dengan khusu¿, berkualitas tinggi, memahami bacaan dan berjama¿ah.

           Sementara shalat aktual yaitu mengamalkan ajaran shalat ritual dalam kehidupan sehari-hari, seperti ikhlash, kebersihan, kedisiplinan, kejujuran, solidaritas sosial, kesabaran, keadilan, dan lain sebagainya.

           Dalam mempersiapakan shalat khusu yang utama adalah bersuci lahir dan batin dan menyingkirkan hambatan khusu¿, seperti suara hand phone, radio, televisi, api kompor, pintu terbuka, serta bebas dari rasa buang air besar dan kecil
      "Usahakan melupakan urusan kehidupan saat shalat," ujarnya dan dianjurkan  memakai alas shalat  atau sajadah  yang polos putih  dan benar-benar meluangkan waktu shalat serta niat ikhlas hanya karena Allah.

           Muhtar mengingatkan dalam shalat cobalah berkonsentrasi untuk mengingat Allah dan memandang ke tempat sujud. Mulut membaca/menghafal bacaan dan hati meraba maknanya dan tidak tergesa-gesa dalam ucapan dan amalan shalat tuma¿ninah, rileks, tidak tegang serta menjauhkan dari segala hal yang dapat mengusik ketenangan hati.

           "Jika pikiran berbelok, maka diluruskan dikembalikan ke shalat lagi, ujarnya menambahkan sesekali boleh memejamkan mata dan tidak terlalu banyak mengerakkan badan.

           Mengenai Shalat Jama'ah, Muhtar mengatakan bahwa shalat jamaah merupakan simbol atau miniatur kehidupan masyarakat.

           Imam shalat dianalogikan dengan pemimpin masyarakat, sedangkan makmum dianalogikan dengan anggota masyarakat. Shof makmum harus lurus dan  rapat, masyarakat harus hidup lurus dan bersatu.

           Selain itu, juga menggambarkan persatuan, kebersamaan, hidup lurus, dan pelajaran politik kepemimpinan, keteladanan, demikian Muhammad Muhtar Arifin Sholeh.

           Sementara itu Ketua pengajian KBRI London T.A Fauzi Soelaiman secara terpisah menyebutkan acara pengajian bulanan masyarakat Indonesia di London dan sekitarnya sekaligus acara perpisahan dengan Minister Counsellor Dwi K. I. Miftach  dan Herry Sudradjat yang sudah habis masa tugasnya di KBRI London. ***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/E001/E001) 02-04-2012 10:03:33

Tidak ada komentar: