Rabu, 12 September 2012

KANG JJ



KANG JJ ALAMI KEJELAKAAN DI KHAZAKSTAN

         London , 13/8 (ANTARA) - Penjelajah dunia seorang diri dengan  motor besar,  Jeffrey Polnaja yang membawa misi perdamaian kembali dihadapkan pada tantangan berat dan  harus beristirahat usai kecelakaan di 201 Km menjelang kota Astana, Khazakstan, pekan silam.

       Kecelakaan yang melibatkan truk kontainer besar telah membuat tulang tumit kaki kiri mengalami keretakan, meski tetap dalam kondisi sadar, demikian Jeffrey Polnaja dalam surat elektronik yang diterima ANTARA London, Senin.

        Kini pria asal Bandung, Jawa Barat yang akrab disapa Kang JJ itu masih tertahan di kota Astana. Hasil pemeriksaan dokter di Rumah Sakit Repubican Research and Center Emergency Medical Care di kota tersebut menyatakan, Jeffrey harus menjalani proses penyembuhan kaki sekurangnya selama satu bulan.

        "Kecelakaan itu sulit dihindari. Saya sudah melakukan antisipasi yang maksimal. Namun seperti inilah kondisi yang saya terima. Tulang tumit kaki kiri saya retak, dan membengkak, sehingga membuat saya sekarang tidak bisa berjalan tanpa dua tongkat penyangga," kata Jeffrey.

       Jeffrey menceritakan, kecelakaan dialami dirinya pada pukul 15:00, tepatnya selepas kota Marinovka yang berjarak 201 Km dari Astana. Saat itu Jeffrey sedang melaju di lintasan jalan raya, di mana banyak truk besar berjalan beriringan. Namun bagi Jeffrey kondisi lalu lintas seperti itu bukanlah pemandangan baru.

        Ketika ingin mendahului laju lima truk kontainer yang berjajar, secara tiba-tiba truk yang berada di urutan kedua dari depan memotong lajurnya. Truk ini bermaksud menyalip kendaraan di depannya, tanpa melihat kondisi di sisi jalan. Jeffrey yang kala itu sudah berada sepertiga di badan truk terdorong ke sisi kiri luar lintasan.

       "Seketika ketika mengetahui posisi truk ini bergeser ke kiri maka saya mengambil keputusan untuk menghindar. Sayangnya, tak ada lagi sisi jalan yang tersedia buat saya. Saya memilih melompati tanggul, mendarat keras di permukaan tanah berbatu, dan menjatuhkan sepeda motor," ungkapnya.

        Bagi Jeffrey. Upaya antisipasinya ternyata tetap membuahkan risiko. Ketika menggelincirkan diri bersama BMW R1150GS, kaki kirinya tertimpa boks besar yang dibawanya. Rasa sakit langsung menjalar, meski Jeffrey berusaha menahannya.

   
Supir membantu
   Beruntung kelima truk yang sedang melaju tersebut berhenti. Para supir dan kernet truk keluar membantunya membangunkan sepeda motor. Beberapa ada yang memberikan pijatan ringan dan menuangkan air minum. Sementara supir ceroboh yang memotong lintasannya, berkali-kali memohon maaf. Rekan sesama pengemudi truk ini bahkan ikut menegur secara keras.

       Usai beristirahat, Jeffrey yang telah merasakan sakit di kaki kirinya langsung mengambil keputusan melanjutkan perjalanan menuju Astana. Ironinya, rumah sakit terdekat yang mampu menangani luka serius berjarak lebih dari 200 Km dan berada di kota itu. Di tengah rasa sakit yang terus meningkat, Jeffrey menjelajah selama tiga setengah jam di atas permukaan jalan yang sebagian besar off-road.

        "Sangat menyakitkan. Dengan tulang kaki retak saya harus melibas jalan off-road berbatu selama lebih dari tiga jam. Bantingan dan ayunan sepeda motor membuat rasa sakit di kaki tak terkirakan," ujarnya. Rute off-road ini memang harus menjadi santapannya mengingat lintasan utama menuju Astana tengah menjalani konstruksi ulang.

       Jeffrey akhirnya tiba di rumah sakit pada pukul 18:30. Dia langsung dibawa ke ruang gawat darurat untuk menjalani pemeriksaan intensif. Hasil pindai di rumah sakit menyatakan Jeffrey mengalami keretakan tulang tumit di kaki kiri yang serius.

       Kaki Jeffrey pun di "gips" agar tumit yang retak tidak bergeser dan diharapkan tim dokter baru bisa dilepas kurang lebih selama satu bulan. Hebatnya, tak sepeser uang dikeluarkan Jeffrey untuk seluruh pengobatan tersebut.

        Pemerintah Khazakstan telah memberikan layanan kesehatan gratis kepada masyarakatnya, termasuk tamu asing seperti dirinya.

         Bagi Jeffrey, vonis dokter tentu memberatkan hatinya. Dia merasa jadwal perjalanan akan terganggu. Terlebih saat ini Jeffrey sedang dituntut mengejar waktu perjalanan agar terhindar dari cuaca buruk musim dingin ketika memasuki kawasan Siberia yang liar nanti.

        "Beginilah tantangan seorang penjelajah. Saya memiliki rencana matang, namun nasib bisa berkata lain," demikian.

         Dokter memintanya  saya beristirahat selama satu bulan, dan mungkin ini harus dituruti. Artinya, cuaca buruk di Siberia pasti lebih keras ketika saya melanjutkan perjalanan usai cidera ini pulih.

   
***3***
(ZG/c/a011)
(T.H-ZG/C/A011/A011) 13-08-2012 08:26:52

               

Tidak ada komentar: