Kamis, 20 September 2012

LONDON SAINS




PEMUDA INDONESIA UNJUK KEBOLEHAN DI "LIYSF"

          London, 7/9 (ANTARA) -  Empat pelajar yang tergabung dalam "Indonesian Science and Math Societies -ISMS" unjuk kebolehan dalam  forum pemuda sains internasional, "London International Youth Science Forum - LIYSF"  di Imperial College London, Inggris.

         Belajar bersama 327 pelajar dari 47 negara dengan berbagai latar belakang membuat saya belajar banyak hal, terutama toleransi budaya, ujar Ketua Delegasi Indonesia Agung Bimo Listyanu kepada ANTARA London, Jumat.

         Dikatakannya, LIYSF berhasil membuka mata bahwa budaya riset, pengetahuan global dan komunikasi dalam Bahasa Inggris pelajar Indonesia masih tertinggal dari negara lain.

         "Saya kagum karena banyak yang lebih muda dari saya namun sudah mampu melakukan penelitian yang advance. Hal ini memacu saya untuk menimba ilmu lebih tinggi lagi setelah sarjana di luar negeri," ujar  Agung Bimo Listyanu dari Teknik Geofisika 2009.

         LIYSF merupakan kuliah tentang konsep sains disertai dengan demonstrasi langsung dari ilmuwan tingkat dunia itu delegasi Indonesia yang tergabung dalam ISMS mendapat dukungan Himpunan Kimia Indonesia, Himpunan Fisika Indonesia, dan Himpunan Astronomi Indonesia dan dibimbing Ibu Fida Madayanti dan Muhamad A. Martoprawiro.

         Menurut Agung Bimo Listyanu dalam forum ilmiah itu demonstrasi yang paling menarik disampaikan  Dr. Cyril Isenberg tentang "Magic of Soap Bubbles", yakni menyelesaikan problem matematika dengan menggunakan gelembung sabun.

         Selain itu "Chemistry of Light" yang menunjukkan cahaya dapat dihasilkan oleh bahan kimia, disampaikan secara humoris oleh Dr. Peter Douglas dan paparan Dr. Andrew Hanson tentang "Colour is Fun" berisi penggabungan, separasi, dan manipulasi warna oleh cahaya.

         Dalam Forum yang bertema khusus "The Human Planet,  Overcoming Disaster dan Managing the Warming World" dengan sub-tema yang beragam, delegasi dapat memilih sub-tema yang diinginkan sesuai dengan minat masing-masing.

          Selain diskusi, peserta juga mengikuti program sosial yang bertujuan untuk mendekatkan seluruh peserta secara personal tidak saja dalam debat juga pertukaran budaya dan science bazaar.

          Pertukaran budaya diakomodasi dalam acara "International Cabaret dan Songs of Home", yakni setiap negara diberi kesempatan untuk menampilkan lagu daerahnya.

         
     Bazar Sains
     Dikatakannya dalam Bazar Sain, sekitar 60 delegasi mempersentasikan penelitian yang dilakukan di negaranya masing-masing, ujar Agung Bimo Listyanu yang mempresentasikan "Gravity and Magnetic Method to Model Magma Intrusion Body in Mount Parang, Karangsambung, Central Java, Indonesia".

          Sementara itu delegasi Indonesia lainnya  Ajeng Larasati mempresentasikan "Compressive Strength Conversion Factor of Structural Lightweight Concrete Using Expanded Clay Aggregate", sedangkan Bayu Permana Putra : "Application of Seismic Refraction Method on LIPI Campus Karangsambung, Central Java, Indonesia".

         Selain itu, Raisha Iqvari mengambil obyek Bumi Sawunggaling Hotel memaparkan hasil penelitihannya tentang "Designing a Performance Appraisal for Low Class Hotel in Bandung, Indonesia Using Balanced Score Card and 360-degree Feedback".

         Dalam kunjungan ke lapangan para peserta berkunjung ke universitas di Cambridge University dan Oxford University serta memilih untuk ekskursi ke salah satu dari 10 tempat diantaranya Tilbury Power Station, The National Oceanography Centre, dan Rolls Royce.

         Agung Bimo Listyanu mengakui bahwa ia merasa kagum dengan banyak generasi yang lebih muda darinya mampu melakukan penelitian yang advance. Hal ini memacunya untuk menimba ilmu lebih tinggi lagi setelah sarjana di luar negeri, ujarnya.

         Sementara itu, Ajeng Larasati mengakui program LIYSF ini memiliki manfaat yang banyak. Pertama-tama bisa mengenal peserta lainnya serta menambah teman-teman baru yang berasal dari seluruh dunia. Program ini memiliki kegiatan yang sangat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang science dan engineering, ujarnya.

         Menurut Ajeng Larasati, LIYSF dapat merangsang generasi muda agar bisa menerapkan disiplin ilmunya untuk perkembangan dunia di masa yg akan datang.

         Peserta lainnya, Bayu Permana Putra mengakui dengan mengikuti acara LIYSF, dapat mengetahui perkembangan ilmu science di dunia dan penerapannya dalam bidang engineering yang sangat penting untuk masa depan.

         Hal ini menyadarkannya bahwa  sebagai generasi muda Indonesia perlu lebih menyiapkan diri untuk menghadapi perkembangan science dan teknologi dimasa depan agar dapat bersaing dengan negara maju lainnya.

         Sedangkan Raisha Iqvari menyebutkan LIYSF membuka wawasannya  tidak hanya mengenai sains dan aplikasinya, tetapi juga sharing pengetahuan dan aspirasi mengenai isu-isu penting dunia. ***3***
(T.H-ZG/B/F002/F002) 07-09-2012 08:56:49

Tidak ada komentar: