Minggu, 25 November 2012

PRODUK BAMBU

PRODUK BAMBU JADI PLATFORM INDUSTRI RAMAH LINGKUNGAN

London, 22/11 (ANTARA) - Dubes RI untuk Kerajaan Belgia merangkap Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa Arif Havas Oegroseno mengatakan, penggunaan bambu di dunia telah bergeser dari produk tradisional dengan kapasitas terbatas ke arah produk modern yang memiliki nilai tambah tinggi.

Kapasitas produksi masal dan nilai bisnis produk bambu di dunia mencapai 10-15 miliar dolar AS pada 2011, ujarnya pada acara pembukaan konferensi bambu dengan tema "Bamboo Platform for Green Industry" di Yogyakarta, demikian keterangan pers KBRI Brusel yang diterima di London, Kamis.

Konferensi bamboo dihadiri pemangku kepentingan di bidang bambu, yakni lembaga pemerintah dari berbagai kementerian, lembaga riset, perguruan tinggi, pelaku usaha, industri dan yayasan di bidang bambu.

Konferensi tersebut mengetengahkan narasumber dari pelaku usaha bambu dan yayasan bambu dari Belgia (Oprins Co), India, Vietnam, China (Dasso Industry) dan Filipina (Philippines Bamboo Foundation).

Adapaun konferensi tersebut diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Kehutanan RI dan KBRI Brussel, bertujuan untuk mengubah persepsi orang bahwa bambu hanya mempunyai kaitan erat dengan produk tradisional, dengan harga rendah dan tidak berteknologi tinggi.

Saat ini bambu sudah terbukti mempunyai potensi untuk menjadi produk dengan nilai tambah yang tinggi dan dapat mendukung perekonomian negara. Indonesia memiliki lebih dari 160 jenis spesies bambu dan eksplorasi lebih jauh terhadap pemanfaatan tanaman bambu perlu digalakkan.

Bambu memiliki citra sebagai produk yang ramah lingkungan dan mempunyai kemampuan untuk menyerap karbon hingga 62 ton karbon per tahun yang dapat diserap oleh tanaman bambu seluas satu hektare, katanya.

Selain itu dapat melepaskan oksigen lebih banyak 35 persen daripada kayu. Terdapat sekitar 22 juta Ha lahan bambu di dunia yang dapat menyerap 727 teragram karbon.

Industri di Indonesia memerlukan lebih banyak bambu untuk bahan bakunya, seperti industri kertas, tekstil dan arang bambu. Sebagai contoh, industri karbon aktif dengan kapasitas 100 ton per bulan memerlukan tanaman bambu seluas 300 Ha agar pasokan bahan baku dapat terjamin.

Di samping itu, dengan sifatnya yang ramah lingkungan, bambu dapat digunakan untuk merehabilitasi lahan kritis di Indonesia yang diperkiraikan mencapai 33 juta Ha.

Penanaman bambu juga cocok untuk merehabilitasi lahan bekas galian bahan tambang. Penanaman bambu yang tepat akan dapat mendukung keberlangsungan bahan baku untuk kepentingan proses industri.

***2***
(Tz.ZG)
(T.H-ZG/C/S004/S004) 22-11-2012 09:06:57

Tidak ada komentar: