Selasa, 06 April 2010

INISIATIF INDONESIA DAPAT PUJIAN

INISIATIF INDONESIA DAPAT PUJIAN

London, 6/4 (ANTARA) - Perhelatan roundtable discussion yang bertema "Islam: Tolerance, Peace and Anti Violence" sore di awal musim semi ini dinilai sebagai pertemuan yang sangat bermanfaat.

Inisiatif Dubes RI untuk Moskow, Hamid Awaludin mendapatkan pujian banyak dubes termasuk Mufti Besar Rusia, Syeikh Ravil Gaynutdin, ujar Counsellor KBRI Moskow, M. Aji Surya kepada koresponden Antara London, Selasa.

Menurut Dubes Hamid Awaludin, pertemuan ini merupakan sikap spontan menanggapi keadaan yang merisaukan banyak pihak. Indonesia berupaya mengadakan kegiatan serupa di masa datang.

Pertemuan antara pemimpin agama Islam Rusia dan dubes negara-negara Islam diakhiri dengan jumpa pers. "Untuk menghindari mispersepsi terhadap Islam di kalangan masyarakat Rusia. Islam sama sekali tidak mengajarkan kekerasan dan pengrusakan," ujar Hamid Awaludin.

Di bawah cuaca yang sudah mulai menghangat 12 derajat Celcius untuk katagori kota di ujung dunia Moskow, dubes negara-negara besar Islam mengikuti pertemuan di kantor Mufti Rusia.

Sebanyak tiga puluh peserta diantaranya pejabat Kementerian Luar Negeri dan pemuka Agama Islam dan wartawan media masa ikut menghadiri dalam diskusi tersebut. Mereka ingin menghadiri pertemuan yang terkait dengan aksi teror yang marak di beberapa kota besar di Rusia menelan 54 korban jiwa, ujar M Aji Surya.

Dalam pertemuan tertutup para pemuka agama dengan dubes negara-negara Islam disepakati beberapa butir penting tentang konsep Islam yang "rahmatan lil alamin", yaitu bermanfaat bagi semua makhluk dan juga langkah dasar untuk mengatasi kegiatan teror di masa datang.

Hal ini penting mengingat aksi brutal itu bersifat lintas negara dan tanpa target yang spesifik. Butir-butir itulah yang menjadi kerangka pertemuan dengan kalangan media massa.

Sebelum temu media, dilantunkan beberapa ayat Al Quran yang menegaskan bahwa Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk membunuh orang yang tidak berdosa serta menganjurkan untuk hidup berdampingan secara harmonis.

Mufti Besar Rusia, Ravil Gaynutdin dalam sambutannya memberikan penghargaan tinggi atas inisiatif yang tepat dari Dubes RI Moskow.

Apalagi pada hari yang sama terjadi lagi sebuah pemboman tragis di Karabulak yang menghilangkan nyawa dua orang. "Inilah pertemuan yang penting dan dirancang kurang dari satu minggu," ujarnya.

Gaynutdin menggarisbawahi bahwa Islam sama sekali tidak bisa disalahkan dan dikambinghitamkan dalam masalah pemboman, sebab Islam mengajarkan manusia untuk menjaga nyawa orang lain.

Karenanya ia dengan tegas mengutuk aksi terorisme dan menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas semua korban akibat aksi brutal tersebut.

"Hati kita berpihak kepada para korban dan semua rakyat Rusia menderita karena kebrutalan tersebut," ujarnya dengan muka tegas sambil menerangkan bahwa peperangan oleh golongan tertentu akan menyeret pihak lain menjadi korban.

Karena itu Gaynutdin mengingatkan kepada semua pihak untuk merenung dan melihat kembali apa sebenarnya menjadi akar masalah sehingga semua ini bisa terjadi. Harus dilihat asal muasalnya (root causes).

"Mereka yang meledakkan diri itu pastilah tidak akan mati syahid. Sebab, kalau saja mereka dinilai mati di jalan Tuhan, berarti kita mengajarkan masyarakat untuk membunuh orang lain. Pemahaman itu sama sekali tidak benar," tegasnya.

Sebagai inisiator pertemuan, Dubes Hamid menggarisbawahi apa yang menjadi motivasinya. Antara lain karena berdasarkan pengalaman, rakyat Indonesia sangat bisa merasakan kepedihan rakyat Rusia.

Padahal Islam di Rusia dan di Indonesia sama-sama menjunjung pluralisme dan keberagaman. "Islam dimana-mana mengajarkan tolerannsi yang luhur, cinta damai, menghargai pihak lain serta anti kekerasan. Itulah sebabnya Islam melarang menghilangkan nyawa orang," katanya.

Berbagai Dubes seperti dari Malaysia, Sinegal, Turki, Saudi Arabia, Brunei Darussalam, Pakistan, Mesir dan Kuwait menyatakan belasungkawa yang mendalam kepada korban yang sudah mencapai puluhan orang dalam kurun waktu sekitar satu minggu.

Mereka menyerukan kepada khalayak umum melalui media masa Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan, dan mereka yang melakukannya dengan mengatasnamakan agama tidak bisa dibenarkan.

"Tidak ada tempat bagi kegiatan teroris dalam ajaran agama Islam," ujar Dubes Malaysia, HE. Dato Mohammad Ali Hasan. "Aktivitas terorisme yang mengatasnamakan Islam mengingkari sifat Allah SWT yaitu yang maha pengasih dan penyayang," kata Dubes Mesir, Ala El-Hadidi.

Sedangkan Dubes Saudi Arabia, Ali Hasan Jafar mengajak semua pihak untuk saling bergandengan kerja sama memberantas aksi teror dengan cara-cara yang cerdas.

Duta Besar Keliling Pemerintah Rusia, Kosntantin Shuvalov memahami dengan baik apa yang disampaikan Dubes negara-negara Islam tersebut. Disebutkannya, Rusia tidak pernah menyerah kepada kawanan teroris.

Peperangan melawan teroris adalah perang besar, yakni melawan "cara pikir". "Saya percaya mereka yang menjadi martir itu tidak akan masuk surga. Tidak ada tempat untuk zombie semacam itu di dunia ini," tegasnya.

Di akhir acara, semua pihak kembali memberikan apresiasi atas inisiatif Indonesia dan berharap untuk dapat berkerjasama lagi di lain waktu. "Kita memang perlu kerja kongkrit dan tidak selesai pada pernyataan belaka," demikian Hamid Awaludin.

(T.H-ZG/B/R014/R014) 06-04-2010 16:09:06

Tidak ada komentar: