Sabtu, 03 April 2010

UNIVERSITAS DEBRECEN BAHAS HUBUNGAN BILATERAL RI-HUNGARIA

UNIVERSITAS DEBRECEN BAHAS HUBUNGAN BILATERAL RI-HUNGARIA

London, 3/4 (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Budapest bekerja sama dengan Fakultas Hukum dan Ilmu Politik Universitas Debrecen, Hungaria, membahas hubungan dan kerja sama RI dan Hungaria yang telah berlangsung 55 tahun sejak dibukanya hubungan diplomatik antara kedua negara.

Duta Besar Indonesia sebagai pembicara pertama dalam seminar yang digelar di Debrecen menguraikan faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan hubungan luar negeri Indonesia, baik mengenai hal-hal yang mendasari formulasi maupun operasionalisasinya dalam tindakan nyata, kata Sekretaris II, Pelaksana Fungsi Pensosbud, KBRI Budapest, Patricia Silalahi kepada koresponden ANTARA London, Sabtu.

Sementara itu Dr. Katalin Siska sebagai asisten professor dan pakar dalam ilmu diplomasi menjelaskan bahwa transformasi kebijakan polugri Hungaria yang banyak menerima tekanan-tekanan atau tuntutan perubahan yang mendorongnya ke arah integrasi kawasan dan global.

Duta Besar Mangasi Sihombing mengatakan bahwa integrasi ASEAN yang menuju kepada komunitas Asia Timur akan membuka peluang lebih besar bagi interaksi ekonomi dan perdagangan dengan negara-negara di kawasan lain seperti Uni Eropa.

Kedudukan unik Indonesia di antara negara-negara ASEAN dapat menjadikannya sebagai pintu gerbang bagi negara-negara lain, ujarnya.

Sejalan dengan Dubes, Dr. Katalin Siska juga membahas perkembangan ASEAN dan hubungan ASEAN dengan Uni Eropa, baik dalam tatanan investasi, perdagangan, maupun hubungan politik.

Investasi negara-negara Uni Eropa ke kawasan ASEAN, kata dia, meningkat terus sejak tahun 2005, 2006, dan 2007 masing-masing 4,8 miliar Euro, 12,8 miliar Euro, dan 14,4 miliar Euro.

Di bidang perdagangan pada tahun 2008, khususnya untuk mesin-mesin, ASEAN mengimpor 24,17 miliar Euro dan mengekspor 24 miliar Euro.

Namun, untuk hasil-hasil pertanian pihak Uni Eropa mengalami defisit. Untuk sektor jasa pihak Uni Eropa mencatat surplus pada tahun 2005 sebesar 1,6 miliar Euro menjadi 2,5 miliar Euro pada tahun 2007.

Untuk perdagangan bilateral Indonesia-Hungaria, Dubes mencatat peningkatan nilai yang cukup signifikan pada tahun 2009 dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Sementara Dr. Katalin Siska mencatat sekitar 500 komoditas ekspor-impor Indonesia ke Hungaria.

Menurut dia, Hungaria memiliki prospek mengekspor bahan-bahan ke Indonesia untuk keperluan merenovasi rel kereta api, transportasi jalan, pembangunan pelabuhan, investasi di lingkungan, biotek, industri makanan, dan obat-obatan dan sebagainya.

Ia juga melihat kesempatan bagi Hungaria dalam rangka privatisasi di bidang produksi mineral dan kepariwisataan di berbagai daerah, seperti Bali, Papua, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.

Kedua pembicara sama-sama melihat diplomasi kebudayaan antara kedua pihak yang sangat aktif, dan juga keterlibatan di bidang lingkungan hidup dan perubahan iklim.

Dekan Fakultas Ilmu Hukum dan Politik, Prof. Dr. Joszef Szabadkalvi dalam sambutannya menyatakan bahwa penghargaan atas kerja sama berkesinambungan antara KBRI dengan Universitas Debrecen yang sering kali menyelenggarakan kegiatan seminar untuk berbagai topik.

Seminar yang berlangsung secara interaktif menunjukkan minat besar dari para hadirin yang kebanyakan mahasiswa dan pengajar dari Fakultas Hukum dan Politik.

"Usai seminar Dubes meresmikan pameran budaya dan pariwisata Indonesia yang dihadiri undangan," demikian Patricia Silalahi. (U-ZG/B/D007)

(T.H-ZG/B/D007/D007) 03-04-2010 03:29:41

Tidak ada komentar: