Sabtu, 24 April 2010

MANUSIA BALI DI MATA SENIMAN RUSIA

MANUSIA BALI DI MATA SENIMAN RUSIA

London, 23/4 (ANTARA) - Sebanyak 72 lukisan, 17 keramik, enam patung kayu serta berbagai sketsa yang menggambarkan manusia Bali ditampilkan dalam pameran yang digelar di Museum Nasional Ketimuran, Moskow.
Selama sebulan gambaran mengenai orang Bali rekaan 16 seniman Rusia menjadi obyek kajian para pengunjung Museum Nasional Ketimuran, Moskow, kata Counsellor KBRI Moskow, M. Aji Surya kepada koresponden Antara London, Jumat.

Aji Surya mengatakan, Duta Besar Hamid Awaludin secara resmi membuka pameran karya seniman Rusia pecinta Indonesia dalam rangka perayaan 60 tahun hubungan Indonesia dan Rusia yang berlangsung hingga 24 Mei .

Acara pembukaan yang dihadiri pejabat tinggi beberapa kementerian di Rusia, Dubes mengatakan pameran yang menggambarkan budaya, cita, rasa, cinta dan kebijaksanaan yang dimiliki salah satu suku di Indonesia.

Dalam pandangan para seniman, orang Bali merupakan komunitas yang sangat religius dan taat terhadap norma-norma yang diyakini kebenarannya.
Hal ini terlihat dalam beberapa karya lukisan yang menggambarkan seorang pemuka agama yang begitu santun dan penuh wibawa, serta dalam beberapa patung keramik.

Pakaian bersih dengan ikat kepala dan sarung tradisi berwarna putih menjadi bidikan yang tidak habis habisnya untuk diabadikan, di samping adanya bunga mawar yang ditenggerkan di atas kuping dan tangan yang menyilang.

"Itu dapat dimaknai sebagai cerminan budi yang tinggi," kata seorang seniman.

Kedekatan orang Bali dengan Tuhannya juga digambarkan dalam bentuk aneka gapura dan sesajian yang sarat dengan makna religi.

Dalam karya seniman Rusia itu sangat mengesankan adanya aroma magis yang muncul dari permainan warna yang tepat, meskipun benda seni yang tercipta melalui teknik yang berlainan.

Semua itu bisa terjadi karena senimannya memang mungkin piawai.

"Menikmati aneka karya di sini, seolah saya berada di Bali dan menghirup dupa," ujar seorang pengunjung yang telah empat kali ke Bali.

Orang Bali juga digambarkan sebagai sosok yang sangat patuh terhadap tradisi yang di mata seniman Rusia, budaya yang dimiliki manusia Bali sangat unik dan klasik, tidak ada duanya di dunia.

Gambaran orang Bali yang dimunculkan selalu saja menggunakan pakaian khas adat alias berbaju putih atau tidak berbaju, serta bersarung kotak-kotak atau batik.

Selain hal itu, Bali juga digambarkan sebagai tempat yang sangat hijau dengan pohon beringin besar dan akarnya menjulur kesana kemari, tempat aneka bunga warna-warni bersemai, serta persawahan yang bersatu dalam suatu tipe khas manusia Bali.

Yang unik, dalam pameran ini terdapat empat roda pedati kuno yang kemudian diukir dengan berbagai kisah religi yang tertera dalam Ramayana.

Karena antiknya, gambar roda pedati ini sering menghiasi berbagai reklame dan publikasi di Rusia. Tidak hanya itu, dipamerkan pula sebuah perahu tradisional sangat kuno yang dibeli oleh seniman Rusia seharga 5 dolar.

Benda ini kemudian diberi ornamen tatahan khas Bali kemudian dikirim melalui cargo beberapa tahun silam ke Moskow.

Menurut Vladimir Annisimov, seniman yang mengorganisasikan pemeran, kunjungan banyak pelukis Rusia ke Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini menunjukkan satu hal bahwa Indonesia merupakan rumah kedua dari para seniman.

"Kami sangat mencintai Indonesia, karenanya kami selalu datang dan datang lagi," ujarnya bersemangat.

Duta Besar Hamid Awaludin menilai, peran para seniman dalam mengeratkan hubungan antarbangsa tidak kecil.

"Mereka melakukannya dengan rasa, cinta, kepedulian serta kesabaran yang tanpa batas, selama masih ada seniman seperti yang kita lihat karyanya hari ini, maka hubungan kedua bangsa akan tetap hangat," ujarnya.

Counsellor M. Aji Surya mengatakan, rangkaian kegiatan pameran menyusul rangkaian kegiatan peringatan 60 tahun hubungan Indonesia dan Rusia seperti pertukaran ucapan kedua presiden dan menlu, peluncuran kamus Indonesia-Rusia, pameran pariwisata, serta seminar hubungan bilateral. (U-ZG)

(T.H-ZG/B/Z002/A011) 24-04-2010 09:15:34

Tidak ada komentar: