Kamis, 17 Mei 2012

ABK TERDAMPAR



ABK INDONESIA TERDAMPAR DI PELABUHAN ANTALAHA TIMUR MADAGASKAR

            London, 17/5 (ANTARA) - Kapal Great Luck yang diawaki 11 Anak Buah Kapal (ABK),yang  tiga di antaranya adalah WNI, ditemukan terdampar di pelabuhan Antalaha, Provinsi Tamatave, daerah bagian Timur Madagaskar.

           Informasi ini diperoleh KBRI Antananarivo melalui seorang warga setempat yang ditengarai adalah agen kapal tersebut di Madagaskar, demikian Pelaksana Fungsi  Pensosbud KBRI Antananarivo, Hanggoro Nurcahyo kepada ANTARA London, Kamis.

    Hanggoro Nurcahyo menyatakan informasi yang sama diperoleh KBRI dari pihak Pengadilan Tamatave yang meminta KBRI menyediakan jasa penerjemah guna proses pemeriksaan ABK Indonesia.

          Sementara itu Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler, KBRI Antananarivo, Yulius Mada Kaka mengatakan menindaklanjuti hal ini, KBRI menemui ABK Indonesia di pelabuhan Tamatave guna melakukan pendataan.  Ketiga ABK itu adalah Marthen Kena posisi juru mesin , Priyanto Bin Rasdi  sebagai juru masak dan Giman sebagai juru oli.

           Pihak Direktorat Pemantauan Perikanan dan Kelautan Madagaskar melakukan pemeriksaan terhadap seluruh ABK terkait dengan ditahannya kapal Great Luck yang dari indikasi awal terjadi kerusakan mesin.

         Pemeriksaan dilanjutkan instansi lain, yaitu Gendarmeria (Imigrasi dan Seksi Urusan Imigrasi), Polisi dan Kementerian Air dan Hutan. Pemeriksaan dilakukan terhadap setiap ABK sesuai dengan posisinya masing-masing.

         Setelah pemeriksaan tahap awal, dilanjutkan dengan sidang di pengadilan yang cukup lama itu pihak pengadilan tidak menemukan adaya persoalan terhadap kapal Great Luck termasuk awaknya dan memutuskan membiarkan kapal kembali ke China dan Myanmar.

         Kapal tersebut dan awaknya tetap berada di pelabuhan Tamatave menunggu kepulangan. Namun, karena masalah teknis, kepulangan kapal menjadi terkatung-katung yang hingga laporan ini dibuat, kapal tersebut masih berada di Tamatave.

          Menyikapi hal tersebut, ABK Indonesia dan ABK Myanmar memutuskan untuk kembali ke negara masing-masing menggunakan jalur udara. Setelah mengajukan pemutusan kontrak dengan pihak perusahan yang difasilitasi Kapten (Warga Myanmar), perusahaan menyanggupi dan telah memfasilitasi kepulangan mereka.

         Kepulangan para ABK tersebut dari Pelabuhan Tamatave ke Bandara Internasional Ivato, Antananarivo difasilitasi seorang tour operator termasuk membantu pengurusan visa di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Ivato. Jarak tempuh dari Tamatave ke Antananarivo diperkirakan 500  km dalam waktu sembilan jam. 
    Pihak KBRI sempat menemui tiga ABK Indonesia di Bandara Ivato dalam rangka pelepasan terakhir keberangkatan ke Tanah Air.

         Berdasarkan informasi dari ABK tersebut, kapal Great Luck untuk beberapa hari kedepan masih berada di Pelabuhan Tamatave menunggu ketibaan tujuh ABK pengganti dari Myanmar. Kapal tersebut dijadwalkan meninggalkan Pelabuhan Tamatave menuju Myanmar dan China. 
    Salah satu ABK Indonesia telah menginformasikan kepada KBRI mengenai ketibaan mereka di Tanah Air (Jakarta).  Agen TKI pengirim ke agen Tenaga Kerja Taiwan di atas yang disebutkan oleh ABK Indonesia hanyalah nama perorangan bukan agen pengerah tenaga kerja resmi (perusahaan).

         Sejak awal hingga laporan ini dibuat, belum diketahui siapa pemilik Kapal Great Luck. Kapal tersebut berbendera Sierre Leon, namun diawaki ABK dari tiga negara yaitu Myanmar, China dan Indonesia.***3***
(ZG/c/a011)
(T.H-ZG/C/A011/A011) 17-05-2012 09:12:31

Tidak ada komentar: