Jumat, 11 Mei 2012

"CALON ARANG"


"CALON ARANG" PUKAU RIBUAN MASYARAKAT JERMAN

            London, 8/5 (ANTARA) - Pementasan drama tari "Calon Arang" yang ditampilkan mahasiswa dari Universitas Hindu Indonesia berhasil memukau ribuan masyarakat Jerman di Taman Dunia atau Garten der Welt Marzan, Berlin.

           Dinginnya udara  Berlin yang hanya sekitar 12° C tidak menyurutkan minat warga Jerman untuk menyaksikan "Calon Arang", kata Sekretaris III-Penerangan, Sosial dan Budaya  KBRI Berlin Purno Widodo kepada ANTARA London, Selasa.

           Dikatakannya dalam cuaca mendung tersebut tidak kurang dari seribu orang berdesakan ingin melihat dari posisi terdepan menyaksikan jalinan cerita dalam suatu dialog dan gerakan tari memikat diiringi gamelan Bali yang dinamis nan mistis.

           Tetabuhan gamelan Bali yang memang menghentak dan terdengar seperti sensasi magis, ditambah wangi dupa dan taburan bunga-bunga sesaji menambah semarak acara Balinese Templefest yang diusung Perhimpunan Masyarakat Hindu Indonesia di Berlin.

           Nyama Braya Berlin bekerjasama dengan pihak pengelola Taman Dunia Berlin serta didukung  Kedutaan Besar Indonesia di Berlin serta Kementerian Agama RI yang mendatangkan 61 Mahasiswa Universitas Hindu Indonesia untuk menunjukkan keelokan dan keagungan budaya Bali kepada masyarakat Jerman.

           Purno Widodo mengatakan pentas Drama Tari Calon Arang merupakan sajian pamungkas dari acara Balinese Temple Fest yang diselenggarakan di Taman tersebut.

           Sebelumnya berbagai tarian Bali seperti tari Kebyar Duduk, Jauk Manis hingga Legong Keraton dipertunjukan  dan mendapat sambutan meriah dari pengunjung taman. Dua hari sebelumnya berbagai tarian tersebut juga dipentaskan di Museum Etnologi Berlin
      Dubes RI untuk Republik Federal Jerman dalam sambutannya yang dibacakan Kuasa Usaha ad Interim Diah Rubianto menyambut baik acara yang bukan hanya dinilai sebagai pertunjukan budaya tetapi juga merupakan bagian dari diplomasi guna memperkokoh pondasi persahabatan dua masyarakat yang berbeda latar belakang budaya tersebut.

           Tepat 60 tahun yang lalu Indonesia dan Jerman secara resemi mengikat diri memasuki babak baru dalam satu hubungan diplomatik dan membangun jembatan untuk mempromosikan rasa saling pengertian dan mengembangkan  semangat kerjasama, ujarnya.

           "Saya merasa sangat senang bahwa berbagai upaya tersebut membuahkan hasil dengan dilangsungkannya acara budaya seperti yang disaksikan hari ini," kata Dubes Pratomo.

   
Penyucian Pura Bali
      Acara pentas Drama Tari Calon Arang  tersebut merupakan bagian dari acara Balinese Temple Fest di Berlin dimana acara terpentingnya adalah berupa ritual keagamaan penyucian atau pemlapasan Pura Hindu Tri Hita Karana yang terletak di Taman Garten der Welt tersebut.

           Taman seluas 30 hektar tersebut tahun ini merayakan ulang tahun yang ke-25 dengan salah satu acara perayaannya adalah dengan  menyelenggarakan Pesta Adat Bali.

           Salah satu bagian taman tersebut terdapat Taman Bali yang kini difungsikan sebagai tempat peribadatan Masyarakat Bali yang berada di Jerman.

     Masyarakat Bali di Berlin dan sekitarnya yang tergabung dalam wadah Nyama Braya Bali kini telah mengalami sensasi upacara di pura yang nyata. Suara eksotis lonceng Bali dan dupa memenuhi taman tersebut.

           Warna-warni  busana tradisional warga Bali menyemarakkan upacara yang disaksikan oleh warga Jerman yang menyemut untuk melihat bagaimana ritual Bali yang sesungguhnya.

     Manager Taman Garten der Welt, Beate Reuber menyatakan kegembiraan yang luar biasa dengan penyelenggaraan acara pemlapasan tersebut.

           "Hari ini Nyama Braya Bali  berhasil menarik pengunjung yang sebagian besar merupakan  warga Jerman untuk melihat dan mempelajari secara lebih terperinci berbagai wawasan berharga tentang Bali.

           Hal ini tentunya merupakan pengalaman yang luar biasa, tidak saja bagi saya secara pribadi tetapi juga bagi masyarakat Jerman Pengunjung taman ini, ujar Mrs. Reuber.

           Sejalan dengan pernyataan sang Manager Taman, Duta Besar RI menyatakan Penyucian Pura yang terletak di Taman tersebut membuka suatu dimensi baru mengenai Budaya Bali dan keberadaan Budaya Indonesia di Jerman.

           Hal ini menghadirkan suatu penghormatan yang tidak terhingga, bukan saja untuk masyarakat Bali di Jerman, tetapi bagi Indonesia secara keseluruhan mengingat hal ini merupakan manifestasi dari keragaman agama dan budaya Indonesia,  hal mana juga telah menjadi aset Indonesia yang paling bernilai.

     Menurut Purno Widodo, keseluruhan rangkaian acara tersebut merupakan kerja keras dari Keluarga Besar Bali di Jerman (Nyama Braya Bali) yang didukung sepenuhnya KBRI Berlin.

           Dua tahun lamanya acara ini dipersiapkan, karena desakan kebutuhan akan tempat upacara Hindu yang dipandang layak di Berlin, ujar Purno Widodo. 
      Setelah melakukan pendekatan dengan pengelola taman dimana terdapat miniatur taman Bali disana maka kedua belah pihak sepakat untuk memperluas fungsi Taman Bali yang bernama  Tri Hita Karana tersebut seperti Pura yang ada di Bali, selain juga untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia.

     Guna keperluan tersebut, dengan bantuan Kementerian Agama dan juga Pemerintah Daerah Bali maka didatangkanlah langsung dari Bali berbagai atribut bangunan dari Batu yang biasa disebut Padmasana.

           Penyucian Pura ini dipimpin langsung oleh Pendeta  yang juga didatangkan langsung dari Bali. Kini masyarakat Bali di Jerman telah memiliki tempat ibadah yang indah yang  dapat juga dinikmati oleh pengunjung taman Garten der Welt.

    ***3***(ZG)

(T.H-ZG/B/M019/M019) 08-05-2012 08:11:17

Tidak ada komentar: